Part 2

12.3K 1.1K 133
                                    

Dipagi hari, Ale a.k.a Lea baru terbangun setelah di bius kemarin.

(Kita panggil Lea jadi Ale aja, supaya ga ribet. hihi)

Setelah bermimpi bertemu Ale dan permintaan Sang Putri Raja Anjayy~ becanda. Permintaan jiwa asli dari tubuh ini. Ale baru berencana untuk membalaskan dendamnya.

Ceklek

Pintu terbuka, menampilkan seorang wanita paruh baya yang tersenyum ke arah Ale. Dari ingatan yang Ale baru dapat, ternyata ia adalah Bunda Ale bukan Maid.

Ale meringis, mengingat ia berfikir bahwa wanita paruh baya yang menjaga nya adalah Maid.

"Mau sesuatu sayang?" Ujar Lina yang sedang mengelupas buah buahan. Ale tersadar dari lamunannya mendengar suara Lina yang sekarang menjadi Bunda-nya.

"Gak ada kok bun." Ujar Ale tersenyum kearah Bunda Lina.

Lina yang melihat itu mematung, pertama kalinya ia dipanggil bunda oleh Putri satu satunya. Dan pertama kalinya juga Ale tersenyum hangat kepadanya. Lina berkaca kaca melihat itu.

"Eh eh bun, bunda kenapa? Ada yang sakit yah? bunda kena pisaunya? Aduh ga--" Ucapan Ale terpotong, karna detik selanjutnya Lina memeluknya.

"Bunda kangen banget kamu panggil, kangen banget kamu senyum ke Bunda. Jangan berubah lagi yah sayang." Ujar Lina menahan isak tangisnya.

Ale yang mendengar itu hanya mengangguk samar. Hatinya menghangat mendapatkan pelukan seorang Bunda.

'Kenapa lo sia sia in bunda lo demi kasih sayang mereka. Gue aja yang dapet kasih sayang Ayah dan Abang masih pengen tuh ngerasain kasih sayang seorang Ibu.' Batin Ale.

"Iya bunda. Bunda jangan nangis yah. Tapi, tapi kok gak ada yang jenguk aku selain bunda sih?!" Kesal Ale. Tapi, itu hanya drama nya semata. Ingat hanya drama.

Lina yang mendengar itu menghela nafas. "Mereka sibuk." Ucapan singkat Lina, ia tak mau anaknya ini kembali mengemis perhatian dan kasih sayang mereka lagi.

"Yahh... kok gitu sih?! Tapi, gapapa deh yang penting ada Bunda itu udah lebih dari cukup." Ucapan Ale mampu membuat Lina yang tadinya tunduk lesu mendongak menatap Putrinya. Lina tersenyum mendengar itu.

"Bunda, nama aku siapa? terus nama ayah? nama bunda? aku punya Abang atau adik gak? kehidupan aku gimana bunda? sekolah? temen?" Pertanyaan beruntun Ale.

Lina terkekeh mendengar penuturan anak gadisnya ini. "Nama kamu Alexia Amora William, Ayah kamu Tara William. Nama bunda Anjelina William. Kamu punya 3 Abang, yang pertama Angga, kedua Dika, yang ketiga Diky. Dika dan diky kembar, tunggu bunda minum dulu, hehe" Ucap Lina cengegesan.

"Terus.. Kamu sekolah di Alexander High School (AHS), kamu punya dua sahabat yang tak lain adalah sepupu kamu sendiri. Namanya Mira dan Tisya. Mereka keluarga dari bunda." Lanjutnya. Ale hangat manggut manggut saja.

"Kalau gitu kapan Ale pulang? boleh sekarang? boleh?" Ujar Ale menatap binar kearah Lina.

"Kata dokter sih besok, itupun kalau kamu udah kuat. Kalau ga---" Ucapan Lina terpotong oleh Ale yang turun lalu mengangkat gelas kosong.

"Ale kuat kok bun.. nih liat nihhh, kuatkan" Ujar Ale masih dengan mengangkat gelas seperti mengangkat alat berat saja.

Lina terkekeh melihat itu, ia hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Bunnnn.... boleh gak gips ini dibuka aja? Ale pengen mandiii~" Rengek Ale pada lengan Lina. Lina lagi lagi terharu, untuk pertama kalinya Ale bermanja manja padanya.

AZALEA NOT ALEXIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang