1. Ayara iezabel

189 19 0
                                    

Halo, aku Ayara iezabel, biasanya si dipanggil Yara sama temen temen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Halo, aku Ayara iezabel, biasanya si dipanggil Yara sama temen temen.

Aku ini anak kedua dari dua bersaudara, aku punya abang, panggil aja Bang Niel, Abangku itu kerja jadi dokter, rata rata keluargaku itu profesinya dokter makanya aku masuk kedokteran.

Bukan karena dituntut atau gengsi, aku murni masuk kedokteran karena kemauan ku sendiri.

Dari kecil tumbuh dikeluarga yang profesinya dokter aku kepingin jadi dokter juga, Mamaku itu dokter spesialis anak, Papaku spesialis bedah, sedangkan Abangku itu Spesialis gawat darurat.

Oke cukup bahas tentang keluargaku. Aku baru kuliah di Usama - Universitas Satria Mandala selama satu tahun, dan baru satu tahun juga aku ngekost di Kosan Gerhana.

Aku ini asli jakarta, Papa Mama pun kelahiran jakarta. Usama itu kampus impian aku sejak SMA, makanya aku rela tinggal jauh dari keluarga untuk mengejar cita citaku, asek.

Aku tahu Kosan Gerhana tuh dari temenku, waktu itu aku kebetulan memang cari kosan yang dekat dengan kampus jadi tidak perlu memakan waktu banyak untuk pulang - pergi ke kampus.

Waktu awal awal aku pindah memang agak canggung karena mereka itu katingku di kampus, tapi mereka semua itu friendly dan easy going.

Hanya perlu satu minggu untuk adaptasi dilingkungan baru sifat asliku langsung keluar, aku ini anaknya suka sambat atau bahasa indonesianya tuh ngeluh, tapi mereka ga masalah dengan sifatku yang itu.

Mereka bilang aku ini anaknya asik, aku akui memang betul aku ini cukup cepat beradaptasi dengan lingkungan baru.

Tapi kata mereka aku itu childish, ya memang si, aku ini anaknya gampang nangis, kalo aku udah kesel banget sama sesuatu aku pasti bakal ngelampiasinnya dengan nangis. Aku ini anaknya gabisa di kerasin, kalo mereka keras aku bakal lebih batu lagi. Makanya kalo aku lagi dimode keras kepala mereka bakal bujuk aku dengan baik baik.

Sudah cukup perkenalan tentang diriku.

Sekarang baru jam 6 pagi, aku ini punya kebiasaan bangun pagi mau ada kelas siang atau sore pun aku bakal tetap bangun pagi.

Kebetulan hari ini aku ada kelas dari siang sampai sore, semester dua menurutku belum terlalu sibuk, karena memang dari awal aku sudah persiapan tentang apa apa aja yang bakal terjadi di kuliah jadinya aku tidak begitu kaget dengan lingkungan kuliah yang sangat berbeda dengan masa putih abu abu.

Aku mengikat rambutku keatas dengan asal asalan dan bangkit keluar dari kamar, kamarku ini ada di lantai dua bersebelahan sama Mila dan Dita. Jangan heran jika aku panggil nama mereka tanpa embel embel kak/mbak karena mereka yang minta.

Aku ini punya tugas untuk masak makanan, dari sarapan sampai makan malam, kita sudah punya tugas masing masing, dan tugas memasak cuma aku seorang, karena yang lainnya benar benar tidak bisa memasak

Bisa dibilang aku ini jago masak, dari aku smp aku suka banget coba coba hal baru, entah itu buat kue, makanan, or minuman.

Aku melangkahkan kaki keluar dari kamar, mataku melihat kearah ruang tengah dimana tv tengah menyala, aku mendekat melihat siapa yang sudah bangun pagi pagi begini, biasanya mereka akan bangun di jam 7 pagi.

"Renja?  panggil Yara.

Renja menoleh kearah ku, "Eh Yara, udah bangun lo?"

"Nggak liat kamu? aku udah disini ya berati udah bangun," ujarku malas

Renja terkekeh, "Masih pagi ga usah ngomel."

"Tumben kamu udah bangun?" tanyaku

"Gue kebangun tadi jam empat subuh, gabisa tidur lagi."

Aku mengangguk tanda mengerti, aku melanjutkan langkahku menuruni anak tangga untuk kedapur memasak sarapan.

Aku menoleh kearah Renja yang mengikutiku kedapur dan sedang duduk di kursi pantry.

"Bikin sarapan apa ya Ja? " tanyaku pada Renja.

"Nasi goreng aja simpel," sahutnya.

Aku mengangguk, aku membuka kulkas yang isinya penuh karena anak anak kos disini itu royal royal banget, mereka itu sebenernya bisa aja beli apartement untuk tinggal sendiri dari pada ngekost, tapi saat aku tanya alasannya sebagian dari mereka jawab, ah ga enak tinggal sendirian mending disini rame.

Aku mulai memotong motong sosis dan bakso untuk tambahan didalam nasi goreng, sudah selesai dengan sosis dan bakso aku langsung menumis bumbu yang tadi sudah aku ulek, dan memasukan telur lalu nasi, kecap, dan penyedap rasa.

Setelah nasi goreng selesai aku menggoreng ayam frozen untuk lauk tambahan, setengah jam kemudian aku sudah menyelesaikan sarapan untuk pagi ini.

Aku membawa semangkuk besar berisi nasi goreng dan ayam goreng dengan kedua tangannku, dipertengahan jalan menuju meja makan aku bertemu dengan Ravish.

"Eh Apis udah bangun," ujarku.

Ravish mengambil mangkuk dan sepiring ayam yang ada ditanganku.

"Makasih Apis."

Ravish mengangguk, dimeja makan sudah lengkap personil Kosan gerhana, ada Mila, Dita, Raven, Rajen, Kenan, Nazmi, dan si tengil Kalan.

"Eh mbok Yara udah selesai masak ya," ledek Kalan saat aku sampai di meja makan.

Aku mendengus kesal, Kalan itu suka sekali menggangguku, "Iya tuan Kalan yang jelek!" sahutku.

"Udah udah makan dulu!" ujar Kenan.

Aku mendudukan diriku disamping Ravish dan mulai menyantap sarapanku.

🌑🌑🌑

To be continuned.

Tinggi badan : 155 cmBerat badan : 40 kg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 40 kg

Kosan gerhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang