Bagian 2

15 5 2
                                    

Memasuki ruangan tempat dirinya akan 'bekerja' nantinya, Ana sesekali menengok kebagian belakang lorong yg membuatnya tertarik.

"Nanti mba nya bakal kesana kok, sabar ya." ujar seorang resepsionis, yang mengantar Ana keruang supervisi bagian Laboratorium memperhatikan tingkah laku Ana. Dan sampailah mereka didepan sebuah pintu yg didepannya bertuliskan Supervisi Room.
"Nah ini mba ruangannya. Silahkan ya mba, saya tinggal dulu."

"Eh mba, saya langsung aja atau gimana ini mba ?" tanya Ana, sebelum resepsionis itu berlalu.

"Langsung aja mba, Mas nya sudah tau kok kalo mba nya mau datang." jawab resepsionis lagi.

"Udah tau ??. Ok. Makasih ya " Ana menjawab sambil terheran.

"Sama-sama mba. Permisi"
Dan resepsionis itupun berlalu meninggalkannya.

"Iya."

Dengan merutukkan basmalah dalam hati, Ana mengetuk pintu yang katanya supervisi bagian Laboratorium. Sambil memegang gagang pintu dan menekannya, Ana menjenguk kedalam ruangan. Dilihatnya seorang pemuda tengah membelakanginya sambil mengecek beberapa kurva seperti hasil dari tes Spektrofotometer dilayar komputer nya.

"Permisi, Pak." Ana membuka suara
Dan pemuda tadi pun membalikkan kursi dan memandang heran Ana.

"Iya, ada yang bisa dibantu ?" jawab pemuda yang masih duduk dikursinya, sambil memasang wajah heran.

"Eum.. Saya mahasiswi kiriman dari Universitas Mulawarman, Pak. Mau konfirmasi kehadiran." masih sambil berdiri dibalik pintu menunggu perintah masuk.

"Oh iya, sori. Masuk aja, pintunya tolong ditutup lagi. " jawab si pemuda lagi yang kemudian berbalik membelakangi dan mematikan layar komputer yang tadi memperlihatkan beberapa kurva.

Usai menutup pintu, Ana berjalan mendekati meja dan duduk dikursi. Dilihatnya si pemuda membuka berkas yang entah apa isinya dan kemudian mengangguk-angguk seolah mengerti maksud dari berkas tersebut.

"Jurusan Kimia bahan alam ya ?"

" Iya pak, eh eum..."

" Agam." sahut Agam singkat, padat, namun membingungkan bagi Ana.

"Agam ?? Mirip sama nama temen sekolah saya dulu pak, hehehe. Tapi dy orangnya gemuk pak, serius, tembem gitu. Imut deh pak.. Hehehehe" seringai Ana, sambil senyum mencoba menyairkan obrolan.

" Terus ?" Agam mulai memusatkan perhatiannya pada Ana, sambil menopang dagu.

"Eemm... Hm.. Saya harus kemana pak, setelah ini ? " Ana mencoba mengalihkan perhatian Agam yang membuatnya seperti ditetesi obat mata. Bikin mata panas.

"Ok, km bisa langsung ke 'dapur', nanti Baby yang antarkan." jawab Agam, sambil kembali ke posisi awal saat dia menganalisa kurva yang berderet dilayar komputer dibelakangnya.

"Baby ??" tanya Ana

"Maksud saya, resepsionis yang tadi mengantar km kesini. Nanti keluar dari sini langsung tanya aja sama dia." tanpa menoleh sama sekali.

"Ok, jadi saya boleh keluar pak?" Ana menarik nafas, sabar An, ini demi kampus.

"Hm."

"Maksudnya 'hm' ?"

"Iya silahkan keluar."

"ok, terima kasih PAK" Ana sedikit menekan pada kata terakhirnya dan kemudian cepat-cepat keluar dari ruangan Agam.

Terlihat Agam didalam ruangan menggeleng seraya tersenyum.
Emang gak pernah berubah ya kamu

Diluar ruangan, Ana celingukkan mencari Baby. Dan dilihatnya Baby berjalan kearahnya.
Belum sempat Ana mengeluarkan kata, Baby sudah mengisyaratkan untuk mengikuti langkahnya menuju lorong. Dengan segera Ana pun melangkah mengikuti Baby dari belakang. Dan sampailah mereka didepan ruangan yg bertuliskan 'D.A.P.U.R'

My SupervisiorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang