ii.

49 4 0
                                    

chapter banyak dialog & interaksi !


setelah menghabiskan waktu mereka menjelajahi sekolah mereka yang bisa dikatakan berukuran cukup besar daripada sekolah yang biasa. dan selain mengetahui lebih banyak tentang ruangan-ruangan sekolah ini, mereka juga sempat mengetahui lebih banyak tentang satu sama lain, terutama renjun.

dapat dikatakan bahwa ia sulit mencerna informasi yang baru ia dapat tentang profil mereka berdua,

ia baru saja mengetahui bahwa jaemin dan heejin adalah beberapa dari siswa/i yang cukup tenar di angkatan mereka, tetapi dengan alasan mereka yang berbeda.

jaemin cukup dikenal namanya selain karena visualnya yang melebihi standar ketampanan di sekolah mereka, ia juga dikenal karena ia merupakan salah satu anggota tim basket mereka, dan juga reputasi jeleknya diantara guru-guru. meski itu mungkin terdengar seperti stereotip yang cukup cliche, renjun tetap saja sedikit terkejut mengetahui itu.

ditangan lain, heejin merupakan siswi yang cukup dikenal adalah karena prestasinya sebagai sekretaris osis (student council) di sekolahnya dan uga karena ia adalah salah satu 'pilar' dalam club dance sekolah mereka. profil heejin lebih masuk akal menurut renjun, serta lumayan kontras dengan reputasi jaemin.

sementara renjun hanyalah seorang siswa teladan yang lelah dipandang sebagai siswa teladan dan mungkin saja akan mulai memberontak sebentar lagi, ya itulah yang dipikirkan oleh jaemin dan heejin setidaknya.

dan yang lebih mengejutkan bagi renjun adalah fakta bahwa jaemin dan heejin adalah teman-teman sekelasnya.

dengan reputasi mereka yang berbeda renjun juga sempat bertanya bagaimana mereka bisa berteman, dan heejin hanya berkata kalau dia adalah pelindung jaemin. renjun saat itu hanya mengangguk meski ia kurang paham dan kurang puas dengan jawaban heejin yang menggantung itu.

namun setelah semua itu, mereka bertiga telah duduk bersama di salah satu meja makan di cafeteria sekolah mereka. dengan heejin yang duduk bersama renjun dan jaemin duduk sendiri.

"ini emang kantinnya sepi?" tanya renjun,

"hah? engga, ini kita kan cuma gaikut periode pertama," kata heejin dengan santai,

renjun lagi-lagi terdiam, ia tidak tau apa yang harus ia rasakan sekarang saat ia baru menyadari kalau ini baru pertama kali sejak sekian lamanya ia melewati sebuah periode pelajaran dengan sengaja.

"ada apa, jun? kau takut dimarahi bu joy karena tidak ikut pelajaran?" tiba-tiba jaemin menggoda si anak teladan yang duduk diseberangnya, membuat renjun sedikit terkejut.

"hah? engga.. lagian kan ada heejin disini," jawabnya, sedikit gugup karena ia rasa ini pertama kalinya jaemin memulai percakapan sejak pertemuan mereka pertama tadi pagi di depan gerbang sekolah.

"ih, aku jadi jaminan buat kalian kalo kena masalah sekarang?" heejin mencemooh sementara yang lain hanya terkekeh.

"tapi disini belum ada food stand yang buka jadi percuma aja sih kita kesini," lanjut gadis itu, "iyasih, ke kelas dulu aja kali? rasanya bakalan cepet istirahat kalo ikutan kelas," saran jaemin dan dibalas dengan sebuah anggukan dari heejin.

"hmm yaudah deh, tapi kalo aku ketiduran kamu yang aku salahin,"

"hah kok gitu,"

"emang dari dulu kan kita gitu,"

"ogah banget nanti juga kalo aku kena detention kamu ga nemenin, malah ditinggal jajan,"

"hey sekretaris keren mana yang ninggalin kawan,"

keep the lights on - jaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang