iv.

25 2 0
                                    

tak lama kemudian, krisis perasaan jaemin kepada teman barunya itu pun dicela dengan suara deringan bel sekolah yang sangat kencang. membuat keduanya sadar dari lamunan mereka masing-masing.

jaemin yang akan pergi ke ruang ganti pun menyuruh renjun untuk pergi ke kantin dulu untuk beli snack daripada menunggu jaemin ganti pakaian dari seragam sekolah mereka ke jersey-nya, renjun hanya dapat mengangguk sebelum mereka berdua berpisah.

dan dengan itu, renjun berjalan melalui lorong-lorong sekolah untuk menuju ke kantin yang letaknya tidak terlalu jauh dari dimana ia berada sekarang, namun karena ia berjalan sendiri melalui lorong kosong yang biasanya sangat ramai dengan keberadaan siswa-siswa lain, membuat perjalanannya ke kantin itu terasa sedikit lebih lama.

+ +


akhirnya ia mencapai tujuannya setelah menempuh perjalanan yang sangat sepi itu, sedikit lega karena ia sekarang melihat beberapa murid-murid yang masih di kantin meski jam pelajaran sudah mulai bagi mereka.

renjun tanpa berpikir panjang pun berjalan menuju deretan vending machine yang berjejer rapih antara satu sama lain.

ia berdiri sejenak di depan salah satu mesin yang ada di deretan itu untuk memindai pilihan berbagai varian minuman bersoda yang tersedia.

dan pada akhirnya, pilihannya adalah dua buah kaleng minuman bersoda ber-flavor jeruk, satu untuk dirinya dan satu lagi untuk jaemin, dan jika jaemin tidak suka soda atau mungkin alergi jeruk ia mungkin hanya akan membagikannya ke jiwoo jika mereka bertemu nanti.

sementara ia sedang sibuk dengan pikirannya sendiri, ia merasa dirinya menabrak sesuatu, atau lebih tepatnya, seseorang, yang tadinya berdiri di belakangnya.

"eh maaf maaf, kamu gapapa?"

orang yang ia tabrak itu berkata, membuat renjun mengambil beberap langkah mundur sebelum membungkukkan badannya sedikit sebagai gestur minta maaf.

"oh tidak aku tidak apa, apakah anda sendiri.. tidak apa?"

suara renjun sedikit gemetar setelah melihat bahwa orang yang barusan ia tabrak adalah lelaki yang, sangat tinggi, setidaknya baginya, jadi ia harus sedikit mengangkat kepalanya untuk melihat lelaki itu dengan jelas.

"ohh iya aku tidak apa tenang saja," balas orang asing itu dengan senyuman terhangat yang pernah renjun lihat, membuatnya sendiri tersenyum.

ia melihat bahwa lelaki tinggi di depannya saat itu juga memakai jersey, hanya saja bukan jersey sekolahnya setelah melihat logo sekolah asing yang tercetak di jersey itu.

"ah maaf, apa kamu lagi mencari court basketnya?" ia pun bertanya, dijawab dengan anggukan dari lelaki yang didepannya sekarang,

"wah iya nih, tau gak tempatnya dimana? aku bukan dari sekolah ini," jawabnya dengan nada yang tiba-tiba informal sambil menunjuk ke logo sekolahnya di akhir kalimatnya,

"oh, kalau mau aku anterin aja gimana?" tawar renjun, dan lagi-lagi dibalas dengan anggukan dari lawan bicaranya tetapi kali ini ditambah dengan senyuman hangatnya,

"baiklah, ikut aja sini," ajak renjun sebelum ia mulai memimpin jalan mereka menuju lapangan basket yang juga merupakan tujuan utama renjun.

+ +


perjalanannya kembali ke lapangan basket kali ini terasa lebih menyenangkan daripada perjalanannya pergi ke kantin karena pemain basket dengan nama 'lee jeno' itu sempat mengisi kehampaannya suasana sekolah itu dengan berbincang dengannya.

hal itu membuat renjun sedikit senang dan membuat atmosfer diantara mereka tidak terlalu canggung meski mereka hanya bertemu beberapa menit yang lalu.

lalu setelah menyelesaikan perkenalan dan percakapan basa-basi mereka, kedua siswa itu akhirnya sampai ke lapangan basket, yang sekarang terlihat sangat sibuk dan ramai dengan banyaknya siswa/i yang sudah berkumpul untuk latihan ataupun menonton.

"jun! kok baru dateng sihh," terdengar sebuah suara familiar menyapa renjun, membuat si pemilik nama menolehkan kepalanya ke beberapa arah sebelum menemukan sumber suara tersebut.

"tadi dicariin sama jaemin loh, beli jajan lama banget," sekarang ada suara lain yang menyambutnya, dan siapa lagi kalau itu bukan jiwoo dan heejin. renjun hanya tersenyum mendengar ocehan mereka.

"wah, bukannya ini jeno dari sekolah sebelah ya?"  tanya heejin, mengarahkan semua perhatian mereka ke lelaki tinggi yang berada di samping renjun.

"oh, kamu... jeon heejin kan?" jeno berkata, dan hanya dibalas dengan angkatan alis oleh heejin, "aku tidak tau renjun ini temanmu," lanjut jeno, sekarang dengan sebuah senyuman.

"semua murid di sekolah ini adalah temanku," jawab heejin, dengan nada yang terdengar sedikit mengintimadasi dari nada bicara biasanya, apakah ia dan jeno punya perselisihan diantara mereka?

jeno terkekeh setelah mendengar jawaban heejin tersebut, "tentu, seperti yang diharapkan dari sekretaris osis yang teladan, tapi sayang aku bukan dari sekolah ini, jadi kita tak bisa beteman," ujar jeno dengan nada yang sama-sama mengintimidasi, membuat renjun dan jiwoo diam di tempat sembari menyimak percakapan teman mereka.

"tenang saja, jeon, aku tidak akan merebut hyunjin kesayanganmu itu," jeno berkata sambil menaruh salah satu telapak tangannya diatas pundak heejin, "jangan membenciku terlalu dalam," tambahnya seiring melepas tangannya dari pundak heejin sebelum ia berjalan melewatinya dan pergi menuju basket court untuk latihan.

meninggalkan ketiga murid tersebut terdiam di tempat, tanpa ada satupun dari mereka yang ingin melelehkan atmosfer yang terasa sangat dingin dan sesak itu.

"heejin, apakah ada sesuatu yang mau kau ceritakan ke kita?" kata jiwoo sembari menggenggam salah satu tangan heejin untuk menenangkan teman mereka yang terlihat seperti ia dapat meledak di saat itu juga.

"ah kalau kau tidak mau membahasnya juga tidak apa, lebih baik kalau kalian berdua menjauh dari lapangan basket untuk sementara, tenangin diri aja dulu," saran renjun dengan cemas, saran itupun diterima oleh heejin dan akhirnya kedua gadis itupun pergi ke arah toilet, meninggalkan renjun untuk pergi ke lapangan basket sendirian.


⠀⠀⠀

⠀⠀⠀⠀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⠀⠀


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

keep the lights on - jaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang