Bab 3

4 0 0
                                    

—3. Kerusuhan

Bel berbunyi tanda waktunya sudah pulang. Dengan segera Olin memasukan buku-buku pelajarannya kedalam tas. Dia menoleh ke arah samping dimana Geisha duduk bersandar sambil memejamkan matanya.

"Gei! Bukunya Geisha nggak di beresin?" Tanya Olin.

Geisha lantas membuka matanya dan mengangguk pelan. Memasukan bukunya kedalam loker meja. "Tuh, udah." Jawabnya.

"Kok nggak dibawa? Kalo ilang gimana?" Tanya Olin lagi dengan wajah lugunya.

"Duit gue banyak,"

"Sombong banget Geila," gumam Olin pelan agar Geisha tak mendengar.

"Udah nih, yuk!"

***

Di jalan lorong sekolah, Geisha berhenti membuat Olin ikut berhenti juga. Olin menatap Geisha bertanya.

"Kenapa berhenti jalannya? Ada pengganggu ya?"

"Gue baru inget kalo ada hukuman beresin perpus," kata Geisha. "Lo pulang duluan aja."

"Loh, kok gitu?" Sewot Olin. "Sebagai teman baik dan imut, Olin harusnya bantuin Gei dong, biar tugasnya cepet selesai." Lanjutnya.

"Nggak bisa Olin. Lo nggak usah bantu-bantuin gue!" Sentak Geisha membuat Olin mengerjab matanya takut.

"Kenapa Geisha jadi kasar lagi?"

"Gue bukan kasar, ya ini gue, orang yang nggak bisa kendaliin emosinya sendiri. Gue nggak mau lo ikut bantuin gue, karena gue nggak mau lo masuk kedalam permasalahan gue." Sorot mata Geisha berubah tajam.

"Nggak usah ikut campur urusan gue Olin! Nggak usah!"

"Gue nggak mau, orang yang selalu di deket gue terkena masalah. Dan itu sebabnya, karena gue." Ucap Geisha berlanjut dalam hati.

"Maaf, padahal Olin cuma mau jadi temen Geisha aja. Olin nggak minta lebih kok, kalo nyatanya Geisha itu terpaksa temenan sama Olin karena kasihan, mending Geisha nggak usah temenan sama Olin. Karena Olin itu bisanya cuma nyusahin," Olin menunduk sambil memainkan jarinya.

"Kalo gitu Olin permisi," setelah berkata demikian, Olin pergi meninggalkan Geisha yang terdiam seribu bahasa.

"Lo nggak ngerti sama apa yang gue pikirin Olin."

***

Olin berjalan menuju gerbang dengan tangis yang tertahan. Hidungnya merah dan matanya sembab. Se sakit inikah?

Mata bulat indah Olin membola seketika saat melihat sebuah perkelahian antar banyak orang. Olin melewati tempat baku hantam itu ragu-ragu, tangannya erat memegang tasnya.

"Tolong Olin, Olin takut banget." Gumamnya sepanjang langkah.

Perkelahian antara Ketua Deureuz dan Ketua Brokiller serta anak buah mereka tak dapat terelakan. Saling memukul, beradu mulut, teriakan, terdengar keras. Entah dimana para guru dan satpam yang menjaga gerbang, tidak ada yang memisahkan perkelahian tersebut padahal ini masih di lingkungan sekolah.

ALONE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang