"Apa kamu belum ada niatan untuk menikah?" tanya ayah Gian kepada putri bungsunya itu.
Mendengar itu, Kayla diam. Mencerna kata demi kata yang diucapkan ayahnya. Memang sudah waktunya Kayla menikah. Mengingat setahun lagi ia sudah selesai kuliah.
"Aku cuma nunggu jodoh aja yah. Kalo ada yang dateng kerumah kenapa enggak. Tapikan selama ini belum ada laki-laki yang berani kerumah nemuin ayah" jelas Kayla yang memang benar adanya.
Kayla memang sudah siap untuk menikah. Ia hanya menunggu waktu dimana Tuhan memberinya jodoh yang tepat. Ia juga tidak terlalu terburu-buru.
Ayah yang mendengar itu hanya menghela nafas pelan. Ia ingin sekali Kayla segera menikah muda, begitu juga dengan bunda.
🍁🍁🍁
Saat ini Kayla sedang berada di sebuah cafe yang tidak jauh dari kampusnya. Setelah jam kuliahnya selesai, Kayla berniat untuk menyantai di cafe dan mengerjakan sedikit tugas kampusnya.
"Chicken steak satu, dessert coklat satu, cappuccino ice satu, sama milkshake strawberrynya satu" ucap Kayla kepada salah satu barista.
"Saya ulangi, chicken steak satu, dessert coklat satu, cappuccino ice satu, milkshake strawberry satu" ucap barista mengulangi pesanan Kayla. Setelah Kayla mengangguk barista segera pergi menyiapkan pesanannya.
Seseorang yang baru saja memasuki cafe membuat beberapa pengunjung melihat kearah pintu masuk cafe.
Alfino dengan seorang perempuan yang bergelayut manja pada lengan Fino membuat pengunjung yang awalnya mengagumi ketampanan Fino mendesah kecewa.
Hal tersebut membuat fokus Kayla yang sedang mengerjakan tugas kuliahnya segera teralihkan. Ia sedikit terkejut melihat laki-laki yang beberapa hari lalu membuatnya kesal bersama dengan seorang perempuan.
Tapi Kayla tidak mau berpikir lebih, ia mengabaikan hal tersebut. Mungkin pacarnya, pikir Kayla.
Tak lama pesanan yang ia pesan datang membuat Kayla bersemangat untuk mengisi perutnya juga menyelesaikan tugasnya. Fyi, mood Kayla akan selalu naik drastis ketika sudah dihadapkan dengan makanan.
2 jam berlalu, kini Kayla sudah selesai mengerjakan tugas kuliahnya. Pesanan yang ia pesan pun sudah habis tak tersisa. Kayla segera membereskan peralatannya dan segera pulang.
Saat ingin melangkahkan kakinya keluar, ia sempat melihat tempat yang diduduki oleh Fino dan seorang perempuan tadi ternyata sudah tidak ada. Mungkin mereka sudah pulang. Kayla segera pulang dengan taxi yang sudah dipesannya.
Pukul 20.00 WIB, kini Fino sedang berbaring diatas kasur empuknya. Pikirannya melayang kepada ucapan papanya saat di meja makan tadi.
Flassback on
"Fino, papa mau bicara sama kamu" ucap papa Gerald yang tidak lain adalah papa Fino.
"Bicara apa pa?"
"Papa mau kamu belajar ngaji dan mendalami ilmu agama"
"HAH?" pekik Fino terkejut saat papanya meminta Fino belajar ngaji dan mendalami agama.
Ya memang, ilmu agama Fino masih minim juga cara membaca Al-Qur'an nya masih belum lancar. Tapi ia tak menyangka papanya menyuruhnya untuk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Akhwat and Badboy Ikhwan
Teen FictionPerjodohan. Satu kata yang tidak pernah diharapkan oleh Alfino Mahendra. Alfino Mahendra adalah anak tunggal dari keluarga mapan dan harmonis. Ia adalah cowok nakal yang dikagumi oleh para kaum hawa di kampusnya. Karna ketampanan yang dimilikinya me...