Jam kuliah Kayla sudah berakhir, kini ia sedang berjalan menuju cafe yang berada diseberang jalan dari kampusnya. Karna sebelum keluar dari kelas tadi, Kayla mendapatkan pesan dari abangnya yang sudah menunggunya di cafe.
"Assalamu'alaikum bang, lama ya?"
"Wa'alaikumussalam, lumayan. Udah selesai kelas? tanya Reyhan
Reyhan Dirgantara adalah kakak sepupunya yang selalu menemani Kayla dan menjaga Kayla. Sebenarnya Kayla merasa risih mengingat antara dirinya dan Reyhan bukanlah saudara se-mahram, tapi dengan paksaan Reyhan bahwa dirinya tidak akan menyentuh Kayla, maka Kayla membolehkannya saja, asal tidak terlalu sering.
"Udah kok" jawab Kayla.
"Sekarang mau langsung pulang apa mau disini dulu?"
"Ke mall yuk bang, pengen jalan-jalan bentar" karna Kayla merasa sudah lama ia tidak keluar main.
"Okey, yok"
15 menit perjalanan, akhirnya mereka berada disebuah mall yang cukup terkenal di Jakarta.
Kayla hanya berjalan melihat-lihat sekitar saja, ia tidak berniat berbelanja. Karna Kayla bukan tipe orang terlalu sering berbelanja jika bukan karna membutuhkan atau karna sangat ingin.
"Bang, makan dulu yuk, laper nih" ajak Kayla saat melihat tempat makan yang berada di mall tersebut.
"Yuk"
Sampai di restoran yang cukup ramai pengunjung, Kayla memilih mencari tempat duduk sedangkan Reyhan yang memesan makanan.
"Eh bro, lo disini?" ucap seseorang yang menyapa Reyhan saat dirinya ingin menuju meja Kayla.
"Iya, lo disini juga. Sama siapa?" tanya Reyhan yang sepertinya sahabatnya ini sendirian, tidak biasanya yang selalu membawa cewek.
"Sendiri, lo?" tanya Alfino tanpa menjawab ucapan Reyhan.
"Sama adik gue, gabung aja yuk?" ajak Reyhan sambil berjalan menuju meja Kayla diikuti Alfino di belakangnya. Ya, sahabat yang Reyhan maksud adalah Alfino Mahendra.
"Lo? Jadi lo adeknya Rey?" tanya Fino kaget saat melihat perempuan berjilbab cream itu yang menabraknya tadi pagi adalah adik dari sahabatnya.
"Dia adik lo Rey?" tanya Fino memastikan.
"Adik sepupu"
Selesai dengan makanannya, kini mereka bertiga berjalan mengelilingi mall yang cukup ramai. Setelah tadi berdebat bahwa Kayla tidak ingin Alfino ikut, ia menyerah saat kakaknya yang malah mengajak cowok itu untuk ikut.
Tanpa sadar, Alfino mengeluarkan kamera yang selalu ia bawa di dalam tasnya, memotret sesuatu yang menurutnya apik untuk di potret. Hingga tak sengaja, kameranya teralihkan pada satu titik. Fino memotretnya, tak lama kemudian objek yang difoto melihat kepadanya dengan tatapan tajam. Ya, Fino tidak sengaja memotret Kayla yang tengah berjalan di depannya.
"Lo motret gue?" tanya Kayla dengan tatapan mata tajam menuju ke Fino.
"Sorry gak sengaja" Reyhan yang melihat itupun hanya geleng-geleng saja. Sepertinya dua manusia di depannya ini tidak akur, entahlah apa sebabnya ia tidak ingin tau.
"Hapus" ucap Reyhan yang berada di samping Fino.
"Kenapa?"
"Dia gak suka difoto sama orang lain"
"Maksud lo?"
Reyhan menghembuskan nafasnya pelan. "Dia cuma mau difoto kalau dia yang minta, dan cuma orang yang disuruhnya yang boleh motret dia" .
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Akhwat and Badboy Ikhwan
Novela JuvenilPerjodohan. Satu kata yang tidak pernah diharapkan oleh Alfino Mahendra. Alfino Mahendra adalah anak tunggal dari keluarga mapan dan harmonis. Ia adalah cowok nakal yang dikagumi oleh para kaum hawa di kampusnya. Karna ketampanan yang dimilikinya me...