"Assalamualaikum Tasya pulang"ia melihat seorang pria sedang menonton televisi,tapi bukan abangnya.
Tasya tidak melihat wajahnya karena posisi si pria ini membelakanginya.Betapa terkejutnya Tasya ketika pria itu menoleh kearah Tasya."waalaikumussalam"
"AYAH!"Tasya langsung menghambur ke pelukan pria yang disebutnya Ayah itu.
"Tasya kangen,kok ayah ga bilang kalau mau pulang?"Tasya memang manja ketika berada didekat ayahnya,dengan sayang Herman mengelus rambut Tasya.
"Ayah kan mau ngasih surprise,kalau ayah bilang bukan surprise dong namanya"Tasya cengengesan dalam pelukan Herman.
"Kamu ini Sya,manjanya pake banget kalo sama ayah"ucap Arum dengan nampan berisikan teh untuk sang suami.
"Bilang aja bunda pengen berdua dua an sama ayah"ucap Tasya tanpa melepas pelukan nya.
Terlihat pipi sang bunda sudah berubah warna seperti tomat.Tasya dan Herman tertawa melihat itu,
"Hahaha bundaku ini lucu banget sih,yaudah Tasya ke atas ya bunda,ayah"setelah mendapat pelototan dari Arum,akhirnya Tasya pergi ke kamarnya.
Setelah kepergian Tasya tadi,Herman menghampiri istrinya dan duduk disebelahnya.
"Apa yang tadi Tasya bilang itu bener?kamu mau berdua dua an sama aku"goda Herman.
"Apaan sih mas,udah ah sana.Mas bau"Arum mengalihkan pandangan nya karena malu.Dengan sayang Herman memeluk dan mencium puncak kepala Arum yang tertutup hijab pink nya.
"Yah,bun.Kalau mau mesra mesraan jangan disini dong."refleks mereka melepas pelukannya tadi setelah mendengar teriakan dari anak laki lakinya itu.
"Kan kasian yang jomblo kaya Tasya itu kalo sampe liat"lanjutnya dengan sedikit berteriak dan matanya yg menatap kamar Tasya.
"ABANG,TASYA DENGER LOH!!!"teriak Tasya dari dalam kamarnya.
Tawa Kevin meledak setelah itu,menjahili Tasya adalah salah satu hobi nya saat ini."Kamu ini ngomong suka ngasal.Kamu tuh yang seharusnya cari cewe terus kenalin sama bunda."
"Aaws,sakit bun"ringis Kevin karena mendapat satu sentilan di telinga kanannya.
🌸🌸🌸
Makan malam hari ini terasa sempurna,karena ayah Tasya yang jarang pulang akan ada dirumah selama 2 Minggu kedepan.
Setelah selesai makan malam,Tasya membantu bunda untuk merapihkan kembali piring piring kotor.Dan membawa 2 gelas susu coklat,dan 2 gelas teh hangat untuk diminum bersama di ruang tengah.
Tasya duduk disofa samping ayahnya,dengan meneguk susu coklat yang tadi ia buat"oh iya,tadi kan Tasya ke rumah Arkha,trus Tasya ga sengaja denger kalo Arkha dipilih mewakili sekolah untuk ikut olimpiade. Tasya seneng,tapi sedih"
Seisi rumah terkikik dengan isi pembicaraan Tasya yang labil.
Herman menggelengkan kepala melihat anak gadisnya"kamu ini"geregetan Herman dengan mengacak ngacak rambut Tasya "ya bagus dong,harusnya kamu seneng Arkha bisa mewakili sekolah,terus kenapa kamu sedih kalo Arkha dipilih?"
"Nanti Arkha sibuk gimana?nanti Arkha gada waktu untuk main sama Tasya gimana?"ucap Tasya dengan bibir yang dimajukan kedepan.
Bunda dan Kevin hanyalah pendengar setia,yang menyahuti omongan Tasya hanyalah Herman.
"Kamu ga boleh gitu dong, Arkha kan ga harus sama kamu terus,kamu harusnya mendukung Arkha.Toh ga akan lama," Herman mengusap kepala Tasya,dan melirik jam ditangannya"udah malam,besok kamu harus sekolah.Tidur yu" ajak Herman
Tasya memeluk erat ayahnya itu,dan dikecupnya ubun ubun Tasya "Tasya tidur ya ayah.selamat malam ayah"
"Selamat malam putri kecil ayah"Tasya berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Dikamar Tasya sudah siap untuk tidur,tapi pikirannya masih dengan arkha.
Tasya mengacak rambutnya 'aaaaaaa kenapa dipikirin mulu sih,cuman untuk sebulan kedepan Tasyaaa' ucapnya dalam hati.Tasya mematikan lampu kamarnya,menarik selimut untuk menutupi tubuhnya,tak lupa memeluk boneka beruang besar pemberian Arkha,"selamat tidur Arkha".
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Yuhuuuuu,maap ya baru bisa up hari ini setelah sekian lama aku menungguu,skip.
bintangnya bagus,diklik jangan lupa hihi.babai
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsya Story
Teen Fiction"lo boleh iri sama Bella,Tapi ga harus nyelakain dia juga Sya"tegas Arkha. "Tapi hiks Kha bu-bukan gue hiks yang nyelakain Bella"elak Tasya."gue cuman hiks nolongin di-dia hiks"lanjutnya sambil terisak. "Mana ada maling ngaku,"ucap Dara. "Tampang ma...