Johnten: Tennie

4.4K 78 0
                                    

+2303 word

Ten tidak pernah bisa menghargai orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ten tidak pernah bisa menghargai orang lain. Dia suka pergi pada malam tanpa memberitahu orang tuanya. Jadi, orang tuanya meminta teman mereka untuk membawa Ten ke 'sekolah' yang jauh.

Terlalu membingungkan. Bahkan Ten sendiri sampai diam saja tak mengatakan apapun.

"Aku diculik?" Tanyanya pada seorang pria di dekatnya.

"Aku diculik kesini?! Bagaimana bisa itu terjadi?! Ahjussi!" Teriaknya. Seakan semua kebingungannya hilang.

Memang benar, orang itu menculik Ten saat Ten mau pergi malam malam. Lalu dibawa kesini. Orang tua Ten bebas, tidak mengatakan apa pun padanya. Hanya mau anak mereka berubah menjadi lebih baik.

"Ini surat dari orang tuamu. Ada banyak hal yang harus kita siapkan."

Ten membulatkan matanya sambil berkacak pinggang, tak mengerti sama sekali kenapa orang tuanya menjual anaknya ke pedofil. Dia bahkan di buang ke tempat terpencil seperti ini.

"Wah orang tuaku gila. Hahaha." Dia tertawa pelan sebelum membaca surat orang tuanya.

Satu menit.
Dua menit.
Dua menit 10 detik.

"YAKK!! Apa apaan ini?!" Ten keluar dari kamar membawa gelas. Dia pecahkan gelas itu ke dinding, menatap pria yang membawanya ke sini. Pecahan gelas itu ia arahkan ke lehernya. Menatap nyalang pria tua itu.

"Jawab semua pertanyaanku sekarang, tua."

"Apa yang harus di jawab?" Dia dengan tenang menjawab.

Ten tidak takut dengan kematian. Dia selalu menantang malaikat maut untuk taruhan dengannya.

"Cepat jawab." Kali ini goresan sudah ada di lehernya yang putih.

"Orang tuamu lelah dengan sikapmu. Disini kamu akan belajar bagaimana caranya untuk berlaku sopan, sebagaimana pria seharusnya."

"Jawaban macam apa itu?!!" Lagi lagi dia berteriak. Beberapa pengawal yang dari tadi menatap Ten pun beralih menatap tuan mereka.

"Turunkan benda itu."

"Tidak. Aku akan membunuh diriku disini agar orang tuaku menyesal."

Pria yang tengah duduk itu berdiri. Melangkah mendekati Ten dengan tatapannya yang tajam. "Orang tuamu tidak akan menyesal. Bahkan.. Mereka tidak akan pernah tau kabarmu disini."

"Bunuh dirimu dengan cara yang jantan. Tanpa alat apa pun." Dia merebut paksa pecahan kaca itu hingga telapak tangannya dan Ten sama sama terluka.

"Baiklah. Cara yang jantan, tanpa alat." Ten melirik para penjaga, lalu berlari keluar secepat mungkin. Kembali ke kamarnya dia tadi, mengunci pintu, mengambil kursi dan melemparnya keluar jendela. Mengambil ancang ancang, Ten langsung keluar melompat melewati jendela itu. Lengan, kaki, wajahnya terluka karena sisa kaca di jendela.

Only Baby🔞 [One-shoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang