Yang tak di duga-duga

2 1 0
                                        

Tring...tring...tring...

Suara alarm memenuhi kamar Hye-jin. Ia terbangun seraya mengambil ponsel nya dan mematikan alarm tersebut.

Waktu menunjukan pukul 06:30. Hye-jin segera bergegas mandi karena hari ini sekolah.

Apa semalam aku bermimpi? Kenapa suaranya masih terngiang-ngiang di telingaku.

Cetus Hye-jin dalam hatinya, kini dia sedang berdiri di bawah shower sambil membilas seluruh badannya.

Setelah selesai mandi Hye-jin memakai seragam sekolahnya dan memilih sepatu yang akan dia pakai hari ini.

Hye-jin berlari ke halte bus, padahal dia mempunyai mobil dan supir tapi Hye-jin sudah mewanti-wanti dari kemarin agar tidak mengantarnya ke sekolah.

"Ah itu haltenya." Hye-jin sampai di halte dengan nafas yang terengah-engah. Datanglah bus yang akan dia naiki menuju sekolahnya.

Hye-jin masuk ke bus dan duduk di dekat kaca, dia hanya memandangi jalan sedari tadi. Seketika dia ingat apa yang terjadi semalam. Hye-jin panik dan membuka ponselnya, melihat riwayat telponnya.

📲 +82011019******                                              00.45

Tertulis nomor telpon Jungkook disana dan jam saat dimana Jungkook menelepon Hye-jin.

Jadi semalam aku benar-benar mengobrol dengan Jungkook?

Hye-jin masih tidak percaya dan terus menerka-nerka apa yang terjadi semalam. Dia membuka roomchat bersama Jungkook, dan benar saja riwayat pesan nya masih ada.

Aaaa otthoke, kenapa hatiku terus berdebar jika mengingat kita semalam. Sadarlah Hye-jin, dia idol terkenal yang menyukainya bukan kau saja.

Hye-jin membuang nafas pasrah, dia sadar bahwasannya Jungkook tidak mungkin bisa digapai.

Sekitar 15 menit perjalanan, Hye-jin sampai di depan gerbang sekolahnya. Dia menuruni tangga bus dan berjalan menuju gerbang.

Saat Hye-jin berjalan memasuki gerbang semua orang yang berpapasan dengannya memberi sapaan. Siapa yang tidak kenal Hye-jin, dia pintar  dalam berbagai mata pelajaran belum lagi dia menjadi ratu karate di sekolahnya.

Tidak sedikit teman Hye-jin yang memanfaatkan ketenaran dan kepintarannya. Seburuk apapun mereka, Hye-jin hanya bisa memaafkannya dan itu yang membuat Hye-jin kesal karena tidak bisa membenci orang yang sudah menyakitinya.

Hye-jin memiliki banyak teman karena sikap ramahnya kepada siapapun, terlebih lagi Hye-jin tidak pernah memandang latar belakang seseorang jika berteman.

Ada dua teman laki-laki yang dekat dengan Hyejin, yang pertama Mark teman sekelasnya dan Ten tetangga Hyejin yang baru-baru ini pindah ke lingkungan Hyejin tinggal.

"Selamat pagi Hye-jin cantik, mau ke kelas bersamaku?." Tawar Mark teman Hye-jin.

Mark siswa pindahan dari Canada, dia salah satu teman Hye-jin yang aku ceritakan. Hye-jin memberikan kesan pertama yang baik pada Mark. Karena, saat pertama kali masuk sekolah hanya Hye-jin yang mengajaknya berteman. Saat itu Mark culun sekali, pakaiannya sangat berantakan dan kurang bisa berbahasa Korea, untung saja Hye-jin pandai dalam berbahasa Inggris jadi Hye-jin terus berkomunikasi dengannya dan mengajarkan bahasa Korea sedikit demi sedikit.

Kembali lagi.

Hye-jin tersenyum dengan perkataan Mark, dan berjalan bersama menuju kelas mereka. Saat di perjalanan siswa-siswi disana bergosip tentang Mark dan Hye-jin. "Lihatlah mereka, sangat cocok sekali." Kata seorang siswi.
"Jika dilihat dengan seksama mereka seperti pasangan populer." Sahut siswa lain.
"Iya benar. Aku sangat mendukung hubungan mereka berdua." Seru siswi satunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang