Yang Terdalam (Complete)

Chapter 22

Maura menolak tawaran Arka karena ia tak mau terlibat dengan sosok Arka yang sekarang sudah berubah. Maura juga tak ingin membuat suasana antara ia dan Aline canggung karena keberadaan nya tetapi hari ini Maura mulai bimbang sebab pihak rumah sakit mulai menanyakan pembayaran Papi nya yang sudah mencapai 25 juta. Uang dari mana sebanyak itu? Bahkan keuangan mereka sekarang semakin menipis.

Tommy yang tahu mengatakan bahwa semua nya akan baik baik saja dan memberitahu Maura dan Elen bahwa Bastian orang yang pernah bekerja dengan Tommy akan membayar semua biaya rumah sakitnya. Maura dan Elen lega mendengar itu semua tetapi sampai malam tiba Bastian belum juga datang juga untuk membayar biaya rumah sakit sedangkan pihak rumah sakit sudah mendesak mereka untuk segera melunasi nya. Tommy sendiri sudah menghubungi Bastian tetapi ponselnya tidak bisa di hubungi membuat Tommy mengepalkan kedua tangan nya karena Bastian tidak kunjung datang padahal kemarin dia mengatakan akan membayar biaya rumah sakitnya tetapi sampai sekarang batang hidung nya tidak terlihat.

"Sepertinya Bastian tidak akan datang." Elen berkata membuat Tommy memejamkan kedua mata nya menahan kemarahan. Maura yang duduk di sofa menautkan kedua jarinya dengan perasaan gelisah, ia ingin membantu tetapi ia tidak memiliki uang sebanyak itu.

"Bastian.. Berani nya kau membohongiku." geram Tommy dan Elen menenangkan suaminya yang di penuhi dengan kemarahan sedangkan Maura pamit keluar untuk mencari udara segar. Maura berjalan jalan di sekitar rumah sakit dengan banyak hal yang ia pikiran.

Apakah ia harus menerima tawaran Arka menjadi pembantu di rumah nya dulu?

Maura mengambil Nomor Telfon yang Arka berikan kemarin ia ragu apakah dirinya harus bekerja dengan Arka? Setelah berpikir cukup lama akhirnya Maura memutuskan untuk menghubungi Arka karena hari ini adalah hari terakhir batas pembayaran rumah sakit Papi nya dan di dalam hati Maura terus bergumam meminta maaf kepada Papi nya karena melanggar janji.

Di tempat lain Arka makan malam bersama Aline lalu ia melihat seseorang menelfon nya dan Arka tersenyum tipis karena tahu siapa yang menelfon nya saat ini. Arka pamit kepada Aline untuk menerima panggilan tersebut lalu Arka menerima panggilan dari Maura.

"Halo." Arka membuka suara nya tetapi tidak ada sahutan dari sebrang sana."Kalau tidak ada yang ingin di katakan aku akan menutupnya.."

"Jangan!" Pekik Maura saat Arka ingin mematikan sambungan telfon mereka. Lidah Maura kelu saat ingin mengatakan sesuatu tetapi ia harus melakukan ini karena inilah satu satu nya cara agar bisa membayar semua biaya rumah sakit Papi nya. Maura pun mengatakan bahwa ia menerima tawaran yang dia tawarkan kemarin tetapi Maura ingin Arka sekarang membayar seluruh pengobatan Papi nya.

Arka yang mendengar itu menyanggupi nya dan menyuruh Maura besok datang jam 7 pagi ke rumahnya untuk mulai bekerja selama 2 bulan menjadi pembantu nya. Setelah itu panggilan pun di tutup membuat Arka tersenyum licik lalu Arka mendekati Aline yang sudah menunggunya lalu mereka kembali melanjutkan makan malam romantis nya. Sedangkan di tempat Maura mengigit bibirnya ragu apakah keputusan nya sudah benar tetapi tidak ada pilihan lain selain ini.

Aku takut Papi nya tahu ini semua!

Besoknya Maura memastikan apakah Arka sudah membayar nya atau belum dan ia bernafas lega saat tahu Arka sudah membayarnya kemudian Maura bergegas pergi menuju rumahnya dulu untuk memulai bekerja. Satu jam Maura tempuh untuk sampai ke rumah nya dulu dan hatinya meringis ngilu saat melihat rumah besarnya yang dari kecil ia tinggali tetapi sekarang sudah menjadi milik orang lain.

"Permisi saya adalah pengurus rumah ini sekarang apakah Arka sudah memberitahu mu?" ucap Maura kepada satpam itu dan pria itu pun mempersilahkan Maura untuk masuk. Maura membuka pintu lalu menatap sekeliling rumahnya dulu yang tidak berubah sedikitpun hanya saja tidak ada bingkai gambar keluarga nya di setiap dinding dan berganti menjadi lukisan lukisan klasik.