2. Susu Stroberi

340 49 2
                                    

Reyhan masuk lagi ke kelas dengan raut wajah masam. Pecahan jendela barusan sudah dibereskan, tapi bola basket kesayangannya itu sudah dirampas ayahnya.

Jelas, barusan ayahnya memarahinya habis-habisan di ruang bk. Ditambah lagi poin yang ia dapat karena merusak fasilitas sekolah.

"Masem bener tuh muka," Manda berkomentar melihat wajah Reyhan yang emang gak banget.

Reyhan duduk di bangkunya yang tepat berada di samping bangku Manda, lalu menenggelamkan wajahnya di meja. Jake dan Stefan gak ada di kelas, kayaknya mereka di kantin. Sekarang udah jam istirahat, di kelas pun cuma ada Manda dan beberapa anak lain.

"Makanya, kalo main bola tuh ke lapangan aja, jangan di kelas," omel Manda.

"Berisik ah. Gue mau tidur aja," Reyhan mengerut kesel.

Manda mengangkat bahu acuh, lalu kembali menge-scroll aplikasi shopping-nya.

"Man, nih buat lo." Tiba-tiba Janice, temen Manda, muncul di depan Manda sambil membawa sekotak susu stroberi.

Manda menoleh bingung, "makasih! Tumben-tumbenan banget lo ngasih beginian."

Janice mengerling, "bukan gue. Itu dari Juno. Dia nitip ke gue barusan."

"Hah? Juno?"

Reyhan yang gak sengaja denger nama Juno langsung mengalihkan pandangan. "Juno ngasih susu ke si Manda?"

"Iya! Ngapa emang?!" Manda nyolot. "Aduh aduuuh, udah cakep, baik pula!"

"Dih! Baru gitu doang udah baperan lo!" Nyinyir Reyhan sambil menoyor kepala Manda.

"Idih idih, kalo cemburu tuh jangan gitu Rey." Janice menimpal.

"Cemburu apaan," elak Reyhan.

"Iih ga ngaku, lucunya kamu," Manda malah ikut ngeledek, sambil nyolek dagu Reyhan.

"APASI ANJ-"

Janice muterin bola mata, capek ngeliat perbacotan dua orang ini. Akhirnya dia milih buat balik lagi aja ke kantin.

"Eh, Janice!"

Janice noleh begitu ngeliat seorang yang barusan dia temuin. "Oi, Alex!"

Alex nyengir, sambil ngikut Janice jalan ke kantin. "susunya udah dikasihin ke Manda?"

"Udah, Lex. Makasih katanya,"

"Gak bilang dari gue, kan?" Tanya Alex lagi, memastikan.

"Enggak kok. Gue bilangnya dari Juno," jawab Janice.

Alex seketika cengo. "Juno? Juno yang itu?" Tanyanya sambil nunjuk Juno yang lagi senyum ramah depan ruang guru, kayaknya habis nganterin barang.

"Iya, hehe."

Alex diem.

Janice diem.

"Lo yakin Manda bakal percaya? Juno keliatannya kayak anak polos dan baik hati yang gak bakal ngelakuin gitu deh," ujar Alex khawatir.

"Justru karena dia keliatan kayak anak baik hati dan polos itu, Lex. Menurut gue, dia tuh tipe cowok yang bakal ngasihin segalanya ke cewek yang dia suka, termasuk susu stroberi!" Ujar Janice sok tau. "Si Manda percaya-percaya aja tuh. Lagian, kenapa sih gak langsung lo aja yang ngasih? Susah bener,"

"Malu, Jan, gue gak kenal-kenal banget sama Manda.. Lagian lo tau sendiri kan alesan utamanya.." Alex meringis.

Janice diem, dia baru keinget kalo Alex punya pacar adek kelas. Seketika itu Janice tanpa ragu langsung menabok kepala Alex, "GOBLOK!"

"Lagian kenapa sih ga bilang dari lo aja?!" Seru Alex.

Janice terdiam, lalu memukul kepalanya sendiri, "GOBLOK!"

.

"Terima kasih ya, Juno!"

"Iya bu, saya ke kelas dulu, ya!" Juno berpamit dengan ramah.

Selama perjalanan menuju kelas, yang ia keluarkan hanya hembusan nafas lelah. Jadi orang baik gak semudah keliatannya, kawan. Kadang Juno mau sesekali tega sama orang, tapi image-nya udah keburu keliatan sebagai 'anak baik, polos dan tidak berdosa', jadi yaudahlah jalanin aja.

Juno menyempatkan diri berkaca ke salah satu jendela kelas, "gantengnya aku hari ini," pujinya pada diri sendiri.

Selesai menyisir rambut, Juno akhirnya memasuki kelas, dan langsung disambut oleh Manda.

"Hai, Juno!"

Juno mengernyit, tumben-tumbenan Manda nyapa dengan nada super ceria dan senyum yang terkesan ramaaah banget.

"Eh, Manda, hehe. Ada apa nih?" Tanya Juno.

"Makasih ya, yang tadi! Oh iya, ini buat lo!" Seru Manda sambil menaruh permen kaki di tangan Juno.

Juno kembali mengernyit bingung, sementara Manda tersenyum lagi, "dimakan ya, Juno!"

Juno terdiam sebentar, menatap Manda yang berjalan riang, kembali menuju kursinya.

Terus dia inget, kalo tadi pagi sempet bantuin Manda nyari bukunya yang hilang.

"Oooh mungkin yang tadi pagi.." gumam Juno, lalu membuka bungkus permennya.

Manda di kursinya berseri-seri begitu melihat Juno memakan permen pemberiannya.

Hal itu bikin Reyhan yang sedari tadi ngeliat auto kesel. "GANJEN BENER SIH LU JADI CEWEK!"

"BERISIK! Sadar diri ya, LO itu BUAYA!" Seru Manda menyolot.

"Hadeeehhh punya temen gini amaaat," Reyhan mendesah pasrah.

Manda berdecih, sebelum kembali memperhatikan Juno.

"Tapi, Rey. Kalo dipikir-pikir lagi, Juno anaknya baik banget ya."

"Ganteng lagi."

"Pengen pacaran jadinya,"

"BERISIIIK MANDAAA BERISIIIK!" Reyhan udah kelewat kesel. Akhirnya dia melenggang, pergi ninggalin kelas, bertujuan ngehindarin seluruh bacotan Manda.

Tapi Manda bukan tipe cewek yang gampang menyerah, buktinya dia langsung ngejar Reyhan di belakangnya.

"Ih! Jawab dulu, iya kan? Kalo misalnya gue pacaran sama Juno, lo bakal restuin gak?"

"Enggak!" Seru Reyhan mempercepat langkah.

Manda ikut mempercepat langkah, "asli, Rey! Kayaknya hari ini hari yang tepat untuk menaksir lelaki, yaitu Juno!"

Ucapan Manda barusan terdengar oleh Alex dan Janice yang baru balik dari kantin bareng.

Alex dan Janice bertatapan,

"Alex, lo bener-bener bodoh," kata Janice.

Alex menggeleng tidak terima. "Bukan, Janice. KITA bener-bener bodoh,"

tbc.

 Alex (Drippin) asAlex

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alex (Drippin) as
Alex

Vanilla [02line]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang