happy reading.
Suara isak tangis masih samar terdengar dari balik selimut. Sudah 4 jam dia memilih menghabiskan waktunya untuk menangis bukannya tidur. Cahaya matahari sedikit menyapa isi kamarnya. Namun Ara tetap tidak peduli. Pikirannya masih kalut.
Ya, Ara Edelweiss wanita yang baru saja dikecewakan oleh Alden sahabat lelakinya sekaligus lelaki yang ia sukai. Ara tau jika sepenuhnya bukan salah Alden juga, dan Ara mengerti bahwa persahabatan lawan jenis kebanyakan akan selalu berakhir tragis walau ada yang tidak.
Sekali lagi tangisan Ara pecah karena ditinggalkan orang yang dia sayangi. Waktu itu Ara sudah kehilangan Seokjin satu-satunya kakak laki-laki yang ia miliki karena sebuah kecelakaan.
Dulu, saat pertama kali Ara mengenal Alden, ia seperti melihat beberapa sifat Seokjin didalam diri Alden. Awalnya Ara tidak peduli karena ia masih trauma dengan tragedi yang menimpa seokjin, kakaknya. Namun, Alden selalu memberikan kehangatan untuk hari Ara yang dingin karena tidak ada lagi peran Kakaknya untuk melindungi seorang adik kecilnya Ara, ditambah semenjak lulus SMA Ara memilih untuk tinggal sendiri daripada dengan orang tuanya. karena itu lambat laun, Ara pun mulai terbuka kepada Alden dan ya, senyum Ara mulai kembali seperti dulu saat hari-harinya masih ditemani Seokjin.
Tetapi jahatnya, takdir selalu membuat Ara selalu kehilangan orang yang disayanginya dan wanita bertubuh mungil ini sudah sangat muak dengan kehidupannya yang selalu membuatnya menderita. Ia benci dengan hidupnya, ia benci dengan takdir yang selalu membuatnya seperti ini. Ia benci selalu dipaksa merelakan orang yang dia sayangi.
Ara hanya bisa memeluk dirinya sendiri di pojokan kasur. Mengusap kedua bahunya ala butterfly hug agar ia bisa tenang, ia tidak peduli dengan tangannya yang bisa dibilang cukup pendek karena tinggi badannya yang dibawah rata-rata ukuran tinggi ideal bagi wanita seumurannya. Ara pun membulatkan tekadnya untuk tidak akan percaya pada janji apapun yang diberikan kepadanya. Tidak lagi.
to be continued.
.
.
.
hallo!!
honestly ini pertama kalinya nulis ff huhuhu:" jangan lupa kasih saran di komen yaa. terima kasih :)
KAMU SEDANG MEMBACA
promise
FanfictionAra sangat benci dengan sebuah harapan yang diberikan bernama janji. Ia lelah karena selalu di kecewakan dengan janji. Semua luka yang ia peroleh berasal dari sebuah janji. Ia muak dengan takdir jahat yang selalu mengikutinya. Saat Jimin mulai hadir...