note book

6 1 0
                                    

happy reading

.

ARA'S POV

"aku sudah di depan rumah mu, palli"
aku sudah membaca pesan dari Seulgi dari 10 menit yang lalu dan sampai sekarang aku masih menatap kosong ponsel ku yang layarnya sudah mati.

Sial, kenapa aku harus menerima ajakannya tadi. Ara kau sangat bodoh. Apa kau lupa kau tadi sudah menangis 4 jam bahkan lebih mungkin. Aishh inginku mengubur diriku sendiri ke perut bumi.

Menangis selama 4 jam pun sudah membuat mata mu sempurna seperti di sengat tawon bukan.

Semoga cara ini aman. Aku pun mengambil tas dan outer tebal yang sudah kusiapakan tadi untuk membantu agar diriku tetap hangat karena cuaca yang memang sangat dingin.

 
AUTHOR'S POV

Terlihat Seulgi sudah menggerutu kesal di dalam mobil menunggu Ara yang sama sekali belum menunjukkan batang hidungnya. Suara pagar rumah terbuka. Kekesalan Seulgi pada Ara sirna seketika saat melihat apa yang dikenakan Ara.

Tatapan Seulgi seperti melihat orang gila yang memasuki mobilnya. Ara pun hanya duduk santai di jok kanan Seulgi tanpa menghiraukan apa yang dipikirkan sahabatnya itu.

"apa kau sengaja mengenakan kaca hitam itu Ara? Hei ini musim dingin apa kau tidak lihat? Ini bukan musim panas Ara lepas kacamata hitam menjijikkan itu". cerca Seulgi yang tidak tahan melihat Ara seperti salah memakai kostum di musim dingin.

"apa sekarang larangan memakai kacamata hitam pada musim dingin sudah menjadi undang-undang? Jika tidak, cepat jalankan mobilmu! Apa kau tidak jadi jalan-jalan?"  jawab Ara tidak kalah sewot menanggapi cercaan Seulgi tadi.

Seulgi pun segera menancapkan gasnya sebelum Ara berubah pikiran. Seulgi lebih memilih mengalah pada sahabatnya daripada menanggapi Ara akan semakin membuat Ara kesal, ia tahu itu.

Untungnya jalanan kota Seoul tidak terlalu padat karena ini bukan hari kerja. Para masyarakatnya pasti lebih memilih istirahat di rumah bersama keluarga kecilnya ketimbang berkeliaran saat musim dingin seperti ini. Hanya saja, sahabat Ara memang berbeda. Ia tidak seperti orang-orang pada umumnya dan itu juga menjadi salah satu faktor Ara mau berteman dengan Seulgi karena ia adalah manusia langkah.

.
.
.
.
.

Seperti wanita pada umumnya, mereka berdua mengunjungi berbagai toko brand pakaian ternama dan membeli apa yang mereka inginkan. Ralat, membeli apa yang Seulgi inginkan. Untuk usia Seulgi yang terhitung masih belum menjadi wanita dewasa seutuhnya, ia sudah terbilang sukses di usianya. maka dari itu, ia tidak pernah memikirkan pengeluaran yang sudah ia keluarkan untuk sekedar berfoya-foya seperti ini.

Berbeda dengan Ara, walaupun orang tua nya masih lengkap dan bisa meminta uang pada orang tuanya karena ayah nya seorang pengusaha mebel ternama di Korea Selatan, ia lebih memilih untuk menghemat daripada untuk berfoya-foya seperti yang Seulgi lakukan. Pun dirinya masih merasa mampu bekerja sendiri yang hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan Ekonominya itu.

Terlihat Ara yang sudah kelelahan karena mengikuti Seulgi mengunjungi setiap toko yang ada di pusat perbelanjaan disitu. Mungkin, sudah separuh toko yang ada di mall yang mereka kunjungi. Seulgi pun tidak lupa untuk bertanya kepada Ara apa yang ia inginkan, namun Ara hanya menggeleng tidak tertarik. Ara masih sabar mengikuti Seulgi yang masih belum kehabisan tenanganya untuk berbelanja.

Saat itulah, mata Ara tertuju kepada satu note book berukuran sedang berwarna kuning dan bergambar karakter chimmy BT21. Ara pun tidak mengetahui apa itu BT21. Yang ia tahu ia tertarik pada notebook itu. Seulgi yang menyadari Ara berjalan menghampiri toko yang menjual note book tadi mengikuti di belakang Ara.

"noona aku ingin note book ini ya" ucap Ara kepada salah satu pekerja toko itu.

Wajah pekerja itu pun terlihat sedikit heran campur takut karena melihat tampilan Ara. Jangan lupa bahwa Ara masih memakai kacamata hitamnya. Seulgi yang tahu apa yang dipikiran pekerja itu segera berbisik kepada Ara.

"lepas kacamata hitam bodoh mu itu Ara!"
Ara tidak menggubris apa yang dikatakan Seulgi. Sebaliknya Ara memberikan alasan asal kepada pekerja itu.

"mianhe-yo, mataku sedang sakit. Apa kau mau melihatku melepas kacamata dan menularkannya kepadamu noona?". Seulgi yang mendengar itu langsung menggeleng pasrah dengan apa yang dilakukan Ara dan pekerja tadi pun segera memasukkan apa yang Ara inginkan ke dalam paper bag. Setelah Ara membayarnya mereka berlalu pergi meninggalkan toko tadi.

"Ara aku lapar, apa kau mau sushi?" tawar Seulgi kepada Ara. Ara pun meenyetujui apa yang diinginkan Seulgi karena ia pun sudah lama tidak makan sushi. Mereka pun berjalan menuju salah satu tenant sushi yang ada disana.

Mereka harus menaiki dua lantai lagi untuk sampai ke tempat makan. Walaupun mereka lelah, tetapi mereka lebih memilih untuk melewati eskalator saja, mungkin terhitung sebagai olahraga. Lantas, disebut apa mereka berjalan dari satu toko ke toko yang lain itu sampai menghabiskan waktu berjam-jam pula.

"sejak kapan kau menyukai tokoh BT21 ra? apa kau ARMY? Jimin stan? apa kau memang mempunyai niatan untuk mengoleksi merch mereka?". Tanya Seulgi memecah keheningan diantara mereka. Ara yang mendengar pertanyaan Seulgi itu terlihat mengerutkan dahinya seperti tidak tahu apa maksud Seulgi

"apa maksudmu aku ARMY? apakah aku terlihat seperti seorang tentara? lalu siapa Jimin? aku tidak merasa mempunyai kenalan bernama Jimin. Kau aneh Seulgi". Jawab Ara yang tak mengerti maksud sahabatnya itu.

"kau yang aneh!! apa kau tidak mengerti BTS hah? Jimin adalah nama salah satu member dari mereka". ucap Seulgi sedikit kesal. Bagaimana sahabatnya itu bisa tidak mengerti sebuah boy group ternama yang popularitasnya sudah di kalangan global.

"ah, BTS. Aku hanya pernah mendengarnya saja boy group bernama BTS itu. Lagipula kau mengerti Seulgi bahwa aku tidak tertarik dengan dunia K-POP hehe. Hanya saja aku membelinya memang karena saat melihatnya aku tertarik". Jelas Ara dengan menggunakan ekspresi wajah tidak berdosanya itu.

Sampailah mereka di tempat yang mereka tuju.

"kau masuklah dulu Seulgi aku ingin ke Toilet sebentar". Ucap Ara sambil berlalu menjauhi tenant sushi tersebut tanpa menitipkan barang belanjaan yang ia bawa kepada Seulgi terlebih dahulu.

Dan tanpa Ara tahu, takdir yang diciptakan sesungguhnya untuk Ara sedang menuju ke Ara secara perlahan.


to be continued

.

.

.

hallo teman-teman jangan lupa kasih saran yaa 🥺
saran dari kalian sangat sangat berharga :"

terima kasih ^^

promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang