Hari ini rumah Bang sepi, hanya ada bangchan dan seungmin. Sisanya pergi untuk mengunjungi rumah nenek, mama sempat memberi pesan dan permintaan pada bangchan untuk mengurus dan merawat seungmin.
Awalnya bangchan menolak keras, tapi paksaan dari Hannah dan Lucas akhirnya dia setuju meskipun niat tak niat.
Yah jadi beginilah, sakit adalah salah satu cara seungmin mendekatkan diri pada bangchan. Berpura-pura sakit dengan memegangi kepala nya, berakting layaknya artis papan atas yang handal sekali.
Oh seungmin kamu hiperbola sekali, padahal tak sakit pun.
"Kalau sakit ya tidur! Tak usah begitu, menjijikan! Kamu kira aku akan luluh? Akan kasihan? Tidak akan pernah Kim"
Seungmin merengut sedih, selimutnya dia eratkan dingin melanda. Bibir nya melengkung kebawah, matanya berkaca-kaca.
"Jahat aku kan sedang sakit kak, tidak kah kamu iba padaku huh?"
"Iba? Kau menyusahkan" Jawab bangchan sarkas
"Biarkan yang penting aku cantik"
Bangchan tertawa sinis, pandangannya dia remehkan pada seungmin.
"Cantik dimata orang buta"
"Kak aku ingin makan, aku lapar"
"Ambil sendiri, aku malas"
"KAAAKKK"
"IYA BERISIK!"
Dengan malas bangchan turun kebawah untuk mengambil makanan, tak ada bahan makanan membuat mie instan? Tak mungkin, anak manis itu sedang sakit. Bubur? Bangchan tak bisa membuatnya,
"Huh? Telur saja lah"
Kembali berkutat dengan dapur, tak sadar kalau seungmin sudah duduk manis dikursi makan. Melihat dari belakang bangchan yang sedang memasak untuknya.
Tersenyum miris, yang dia ingin bangchan memasak nya dengan sukarela dan ikhlas. Bukan karena terpaksa, seungmin memang sangat menyukai dan mencintai bangchan, entah sampai kapan seungmin harus menunggu satu atau dua patah kata cinta dari mulut bangchan.
Dia, rindu kak chan nya.
Lima belas menit bangchan berhasil membuat telur dadar dengan kecap manis, memberikannya pada seungmin tak lupa menyiapkan obat penurun demam untuk seungmin.
"Makan dan jangan lupa minum obatnya. Aku keatas" Ucap bangchan
Seungmin bergumam terimakasih, lalu memakan makanannya. Padahal dia harap bangchan akan membuat ayam atau apalah itu, tapi ternyata hanya telur dadar dan kecap manis. Tapi tak apa, setidaknya dia tau diri.
"KAK CHAN INI MANA SATU OBATNYA?!" Teriak seungmin
Bangchan jelas tak jawab, pria Bang itu lanjut mengerjakan tugas sekolah nya. Tak hiraukan seungmin yang masih sibuk dengan obat obatan.
Pasal nya bangchan memberi nya banyak sekali obat, seungmin merutuki bangchan serta menyumpah serapahi nya.
Mengambil salah satu obat yang tak asing dimatanya, lalu meminum nya.
Berjalan pelan ke kamar, tak mungkin berlari karena kepalanya luar biasa sakit.
Ingin pingsan rasanya.
"Kak boleh aku tidur dikasur?" Tanya Seungmin dengan suara melemah
Bangchan yang sedang mengerjakan tugasnya bergumam, dia masih punya hati btw
Merasa diberi izin, Seungmin langsung merebahkan dirinya di kasur dan terlelap begitu saja.
Setelah merasa selesai Bangchan yang hendak pergi ke kasur tersentak dengan adanya Seungmin disana, namun perlahan mengulas senyum teduh. Ia jadi ingat, Seungmin kecil yang sering bertengkar dengan Berry karena ingin perhatian lebih darinya.
Astaga seungmin sudah sebesar ini, tambah manis dan cantik tapi ada kesan tampan disana. Boyfriend material sekali,
Usap kening panas seungmin lalu berbalik arah menuju dapur, mengambil kotak obat lalu mengeluarkan plester demam dan kembali kekamar.
Menempelkan plester dingin itu di kening mulus si manis, lalu sedikit memberinya kecupan ringan.
"Sweet dream mong, get well soon"
Lalu ikut berbaring disebelah seungmin, astaga inilah yang Bangchan takutkan. Terlalu dingin pada seungmin, dan tak memperhatikan si manis berujung sakit.
Ck! Ini juga salah kamu Chan! Tsundere!
———
Pagi hari yang indah, mimpi pun yang indah juga tapi sayangnya mimpi indah milik Bangchan harus terusik kala badannya diguncang kencang.
"Apasih?!" Tanya Bangchan keras
Seungmin tersenyum lalu munjuk kening nya, "Ini kakak kan yang kasih? Uuu terimakasih kak Chan, Saranghaeyo" Ucap Seungmin
Dalam hatinya Bangchan kelabakan, tapi ekspresi yang ditunjukan biasa saja.
"Mama yang suruh, mama terus mengomel padaku" Cih alibi.
Seungmin menatap Bangchan menelisik, wajahnya sangat menyebalkan menurut Bangchan.
"Hmm dasar malu malu kucing, bilang saja tak perlu malu malu begitu kak aku paham kok" Ucap seungmin
"Memang benar kok, kamu jangan terlalu percaya diri seungmin"
Seungmin terkikik geli, dia sudah paham betul tabiat Bangchan yang malu malu begini. Ck menggemaskan namun berbahaya, seungmin pernah dipukul pakai sapu saat Bangchan sedang malu malu.
Bangchan berbahaya.
"Aku ingin sarapan, kakak bisa buatkan tidak?"
Bangchan pandang seungmin tajam, "Kamu menyusahkan kenapa tidak pulang saja sih?"
Seungmin tersenyum miris, manik nya dia larikan pada jendela yang sedang menampilkan cahaya matahari pagi hari.
"Dirumah sepi, mama dan dada selalu sibuk. Aku kesepian, tak punya teman makannya aku pergi kemari.
Kalau tidak kesepian pun aku tak akan pergi kemari kak, kamu tak pernah merasakan apa rasanya jadi diriku. Mama dan Papa, sesibuk apapun mereka tapi mereka selalu menyempatkan waktunya untuk kalian bertiga.
Sedangkan aku? Alasan untuk membahagiakan anak sudah sering aku dengar kak" Jawab seungmin
Astaga Bangchan lupa kalau kedua orangtua seungmin itu gila kerja, memang benar sih apalagi keadaan orangtua yang kurang mendukung. Kurangnya komunikasi dalam satu keluarga, membuat salah satu dari mereka terkena imbasnya.
Seungmin yang kecil nya bercita-cita mempunyai keluarga yang manis dan hangat, harus pupus dengan keadaan dan takdir yang sudah Tuhan gariskan.
Beruntung pada orang orang yang keluarga selalu harmonis, rukun, dan hangat.
Bukan anak hasil broken home seperti Seungmin.
"Maaf Seungmin,
Tapi aku tak perduli"
"SIALAN"
💫💫💫
Bangchan tsundere banget gilak.
Seungmin nya gue ilangin tau rasa lo.
Komen, follow, dan vote nya JUSEYO!
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying [ chanmin ]
Fanfiction[2] Seungmin si pengganggu kehidupan Bangchan. "Tiati bro, benci sama cinta beda tipis" _________ #bxb #2nd book ©xxnamdd_