Menangis.
Hanya itu yang bisa dilakukan oleh Naruto saat melihat suaminya sedang bermesraan dengan perempuan lain yang sudah dianggap nya saudara kandungnya sendiri. Dan lebih menyakitkan saat disana dia melihat juga teman-temannya. Jadi selama ini temannya sudah tau suaminya dekat dengan perempuan lain, tapi tidak ada yang memberitahukan hal ini padanya.
Dia hanya mengambil foto mereka berdua dan dia langsung pergi dari sana pulang kerumah mereka."Tega kau shika hiks...andai kau tau aku sudah hamil shika aku sudah hamil hiks...tapi kau malah berduaan dengan perempuan lain dan dia sudah kuanggap saudaraku sendiri, kalau sudah begini hiks...aku tak tahan lagi...aku menyerah"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Setelah melihat kejadian yang membuat hatinya sakit, Naru memutuskan untuk pulang kerumah dengan niat untuk menenangkan diri. Tapi bukannya ketenangan malah sakit hati yang dia dapat begitu sampai di rumah. Ternyata di rumah itu sedang ada keluarga suaminya dan keluarganya sendiri. Dia mendengar bahwa Ibu kandung nya dan Ibu mertuanya sedang mencacinya hanya karena dia belum juga hamil di pernikahannya yang sudah memasuki usia 4 tahun ini. Dia juga mendengar mereka mempersiapkan sebuah acara keluarga tanpa adanya dirinya dan lebih menyakitkan lagi meski acara itu dibuat tanpa ada dirinya tapi dialah yang harus membiayai semuanya.
Siapa yang tidak sedih jika diperlakukan demikian oleh keluarga yang sangat disayangi dan dipercayai. Tapi kali ini Naru masih diam hanya karna mengingat kalau mereka masih keluarganya. Karena tidak tahan dia memutuskan untuk pergi saja ke rumah pribadinya, rumah yang tidak seorangpun baik dari keluarganya maupun temannya yang tau tentang rumah tersebut.
Selama di perjalanan menuju rumah pribadinya, Naruto hanya diam sambil memikirkan tentang semua hal yang terjadi padanya.
Dari dulu dia memang tidak pernah dipedulikan orang tuanya. Orangtuanya hanya mementingkan kakaknya, tapi Naru selalu diperlakukan seperti anak tiri. Mereka bahkan tidak pernah membiayai sekolah Naru sejak SMA. Naru kerja paruh waktu untuk membiayai sekolahnya, dan dia juga memanfaatkan kemampuan berbahasa nya dan juga mendapat uang dari situ, tapi hal itu tidak diketahui orangtuanya. Yang orangtuanya tau, dia hanya kerja paruh waktu di cafe dan uang dari situlah yang dia gunakan membiayai sekolahnya saat SMA dan sampai dia kuliah. Belum cukup sampai disitu, orangtuanya bahkan menikahkannya di umur 18 tahun dengan anak temannya, hanya karena mereka sudah membantu orangtuanya membayar utangnya.
Syukurlah suami dan keluarganya memperlakukan dia dengan baik. Dan mungkin karena tidak pernah merasa tertekan dirumah suaminya dia bisa lulus kuliah lebih awal, tepatnya pada ulangtahunnya yang ke-20.Sejak lulus dia bekerja di salah satu perusahaan besar di kotanya tinggal. Dan diam-diam dari uang yang dia kumpulkan selama ini, dia membangun sebuah cafe yang dimana cafe itu di kelola oleh orang yang dipercaya Naru dan orang yang sudah menolong Naru selama ini dari orangtuanya. Gaji Naru diperusahaan itu cukup besar dan meski sudah menikah Naru harus tetap mengirimkan uang pada keluarganya. Entahlah sebenarnya dia juga enggan memberikan, tapi lagi-lagi orangtuanya mengatakan dia harus memberikan uang itu dan jumlah yang mereka minta tidak main-main. Tapi Naru tetap memberi karena sekarang dirumah itu sudah bertambah orang yang harus dibiayai. Ya, adik sepupu jauh Naruto tinggal dirumah mereka dan dia berpikir supaya orangtuanya tidak terlalu banyak mengeluarkan uang tak apa dia mengirim sebanyak itu. Lagian suami dan keluarganya juga tidak melarangnya dia juga tidak kekurangan disini, dan dia juga masih bisa menabung.
Tapi, itu semua berubah setelah tahun ke empat pernikahannya dia tak kunjung hamil. Dan entah sejak kapan perlakuan suami dan mertuanya dan anggota keluarga mereka yang lain menjadi aneh. Dia yang dulu diperlakukan baik sekarang diperlakukan dingin oleh mereka bahkan ibu mertuanya sudah sering menghinanya hanya karena belum punya anak. Awalnya dia masih tahan karena suaminya masih menenangkannya. Tapi sekarang, suaminya juga ikut mengacuhkannya dan parahnya lagi ternyata suaminya sudah berselingkuh dengan sepupu jauhnya itu, orang yang sudah dia anggap adiknya sendiri. Teman-temannya juga tau tapi tak ada yang memberitahunya, sungguh hancur hatinya mengetahui semua ini.
"Huft, sudahlah Naru. Tidak akan ada yang berubah dari mereka, seharusnya kau sudah mempersiapkan diri bukannya terlena dengan kebaikan mereka". Ucap Naru menenangkan dirinya yang tiba-tiba merasa sedih lagi sampai menangis, untungnya dia sudah sampai dirumahnya jadi dia bisa langsung mengistirahatkan dirinya.
"Huh, apa yang kulakukan, kalau seperti ini anakku tidak akan baik-baik saja. Seharusnya aku tidak perlu menaruh hati padamu shika, seharusnya tidak pernah aku goyah hanya karena perbuatan baikmu. Kurasa sebentar lagi mereka akan menelpon dan meminta uang itu padaku. Heh, merencanakan acara tanpa ku tapi aku yang harus membayar? Enak saja kalian. Tapi baiklah, akan kuberikan karena ini terakhir kalinya aku memberi kalian uang"
Tidak lama setelah itu, ibunya memang menelepon dan meminta uang padanya sebesar 450jt dan Naru langsung menyetujuinya tanpa banyak tanya. Ibunya sempat heran kenapa kali ini Naru langsung memberikan uang tanpa banyak tanya dan protes, padahal jumlah uang yang dimintanya sudah berapa kali lipat daripada tiap bulan yang dimintanya, tapi dia sadar itu lebih baik dan dengan liciknya berpikir akan meminta segitu saja tiap bulan.
Tanpa dia ketahui inilah terakhir kali putri yang diabaikannya itu memberikan uang padanya.✨ TBC ✨
![](https://img.wattpad.com/cover/276598429-288-k667226.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚃𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚃𝚎𝚕𝚊𝚑 𝙼𝚎𝚗𝚌𝚊𝚖𝚙𝚊𝚔𝚔𝚊𝚗𝚔𝚞
Short StoryCerita tentang Naruto lagi guys.. Baca aja ya, bingung mau buat deskripsi apa.. Selamat membaca.... Perhatian!! Tokoh utama dalam cerita ini belum tentu sepenuhnya orang baik, polos atau mungkin mudah ditindas bisa jadi dia orang yang licik dan jaha...