3

404 49 2
                                    

"Apa maksud kalian?"

"Tidak ada yang berubah kakak, fakta kalau aku dan kak Shika itu saling mencintai ga bisa diubah dan ditutupi lagi" ucap Ino dengan tidak tau malu dan tidak tau dirinya.

"Kau. Kurang ajar, biaya hidupmu saja masih aku yang tanggung tapi kau malah bertingkah seperti ini, kau sangat menjijikkan Ino, sangat menjijikkan. Wah tidak disangka-sangka aku menghabiskan banyak uangku untuk membesarkan pelakor, ups"

"NARUTO...plak..plak.. tiba-tiba dia ditampar oleh Minato dan Shikamaru si kedua pipinya secara bersamaan.

"Sakit anjing" umpat Naruto pada Minato dan Shikamaru yang membuat mereka berdua dan semua yang ada disana terkejut.

"Kurang ajar!!" ucap Minato yang sudah sangat marah. Dia marah karena Naruto melawannya, padahal dulu jika Minato marah, Naruto bahkan tidak berani untuk menatapnya dan tidak sanggup berdiri lagi. Tapi sekarang? Naruto menatapnya tajam bahkan sampai mengumpat.

"Siapa yang kurang ajar?" tanya Naruto pelan.

"KAU" ucap Minato sambil menunjuk Naruto.

"Aku? Aku kurang ajar? Wajar sih ya, kan yang selalu kau ajarin itu putri kesayangan mu Tamaki sedangkan aku kau abaikan jadi ya kalau aku kurang ajar itu salah mu bukan salahku" ucap Naruto sambil menunjukkan tatapan meremehkan pada mereka semua khususnya Minato.

"Itu karna kau bodoh Naru" ucap Tamaki tiba-tiba mengeluarkan suaranya yang membuat Naru ingin muntah.

"Entah kenapa mendengar mu berbicara membuatku serasa mau muntah Tamaki" ucap naru

"Tutup mulut mu Namikaze Naruto" teriak Minato yang saat ini sudah sangat emosi pada putri bungsunya itu, kenapa putrinya itu tidak pernah mau mengerti keadaan dia bingung dengan jalan pikiran putrinya itu. Lagian apa salahnya jika Ino menikah dengan Shikamaru? Tidak ada yang salah, hanya Naruto saja yang melebih-lebihkan.

"Ayah apa salah aku berusaha mempertahankan suamiku yang direbut sepupuku sendiri?"

"Salah..sangat salah Naruto!!"
Mendengar ayahnya mengatakan hal itu membuat hati Naruto sakitt. Dia memang mudah sakit hati, meski dia benci sekalipun dia tidak munafik dia ingin disayangi juga.
"T-tapi apa salahku?"

"Salahmu adalah lahir ke dunia ini dan menikah dengan Shikamaru kak Naru" ucap ino.

"Merekalah yang menginginkan pernikahan ini bukan aku, kalau bukan karena mereka aku juga tidak mau menikah ino!! INI BUKAN SALAHKU, MEREKA YANG MEMBUATKU BEGINI"

"Tidak usah menyalahkan orang lain Naruto. Ini salahmu, siapa suruh kau mandul, seandainya kau tidak mandul aku juga tidak akan mencari perempuan lain" ucap Shikamaru dengan muka tanpa bersalah sedikitpun.

"K-kau menyalahkan ku Shika? Mana Shikamaru yang mencintai ku, kemana perginya dia?"

"Dia sudah mati!"

"Tidak Shika" ucap naru membantah ucapan Shika dengan air mata yang mulai menetes.
"Kenapa kalian semua melakukan ini. Sejak kecil, aku tidak pernah mendapat kasih sayang dari Ayah dan Ibu karena mereka sibuk dengan Tamaki. Lalu saat aku berusia 18 tahun, aku di berikan pada keluarga Nara karena mereka sudah membayar hutang ayah. Meski keluarga Nara menerima ku dengan baik, tapi itu hanya diawal saja. Pada akhirnya, mereka juga mencampakkan ku dan sekarang suami ku selingkuh dengan sepupu yang sudah ku anggap adikku sendiri dan yang lebih parah lagi teman dan sahabatku menjadi saksi atas perselingkuhan mereka tetapi tidak ada satu orang pun yang memberitahu ku. Kenapa kalian semua melakukan ini padaku? Hiks kenapa? Apa salahku hiks apa? Kalau memang kalian tidak menginginkan kelahiran ku terus kenapa aku yang disalahkan? AKU JUGA TIDAK MINTA DILAHIRKAN IBU DAN AKU JUGA TIDAK INGIN PUNYA AYAH SEPERTIMU" ucap yang membuat sahabat nya Hinata menyesal karena sudah diam saja selama ini.

"Ma-maafkan aku Naru"

"Sudahlah Hinata, tidak ada gunanya kau minta maaf sekarang"

Plakk..
"Jangan menyalahkan siapapun karena kau pembawa sial karena itu salahmu sendiri anak sialan"

"Aku anak sialan ayah?"

"Iya"

"Apa tidak ada sedikitpun rasa cinta dan sayang ayah dan ibu untukku?"

"Jangan mengharapkan hal yang tidak mungkin"

"Oke, baik" ucap Naru dengan suara yang mulai berat membuat mereka agak terkejut.
"Ayah dan Ibu tidak akan menyesal bukan?"

"Tidak akan pernah"

"Begitu juga kak Tamaki dan kau Ino?"

"Cihh buat apa menyesal?"

"Papa dan Mama mertua juga tidak akan menyesal kan?"

"Untuk apa kami menyesal?"

"Kalau begitu Shikamaru juga tidak akan menyesal kan?"

"Kau berharap aku menyesal? tidak bodoh!"

"Baiklah. Ah aku ingat bagaimana teman-teman ku kalian juga pasti tidak akan menyesal kan? tidak ada balasan hanya diam.
"Kau juga kan Hinata?"

"A-aku menyesal Naru" ucap Hinata lirih.

"Sayangnya aku tidak percaya Hinata sekali penghianat tetaplah penghianat"
Kemudian Naruto berjalan ke meja yang dimana ada vas bunga disana dia mengambil nya dan mendekati Minato, lalu mencampakkan vas bunga itu.

"Lihat ayah. Aku mencampakkan vas ini dan hasilnya vas nya jadi hancur. Menurut ayah apa vas ini masih bisa bagus?"

"Kau bodoh? Tentu saja tidak. Bahkan jika di lem sekalipun dan bisa lengket ke bentuk semula tetap saja ada cacatnya"

"Ya begitulah ayah, dan begitu juga denganku. Aku sudah dicampakkan dan sudah hancur jadi apapun usaha yang dilakukan aku tidak akan bisa bagus lagi" ucapnya sambil menatap mereka semua lalu mengambil salah satu pecahan vas bunga yang paling tajam dan memegangnya ditangan sebelah kiri.

"Mirai, kemari lah dan bawa kesini berkasnya" panggil pada salah satu pekerjanya di cafe yang kebetulan dibawanya.

"Aku akan bercerai dengan Shikamaru" ucap Naruto yang membuat mereka semua kaget tapi tak lama beberapa dari mereka berganti menjadi senang.

TBC ✨

𝚃𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚃𝚎𝚕𝚊𝚑 𝙼𝚎𝚗𝚌𝚊𝚖𝚙𝚊𝚔𝚔𝚊𝚗𝚔𝚞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang