s e m b i l a n

5 2 0
                                    


1 bulan kemudian.....

"Pasien bertambah kritis!!, Pasien kekurangan oksigen!, Siapkan defibrillator nya!!"

"Siap pak Hendery"

Perawat yang lain ikut membantu Hendery menangani Nara yang sedang mengalami masa kritis.

"Astaga! Tambah kecepatannya!!, Nyawa pasien terancam bahaya!!"

Bunyi EKG menandakan bahaya. Nada yang dikeluarkan mesin itu sangatlah tak beraturan.

Semua perawat disibukkan untuk membantu Hendery yang sedang kesusahan itu. Ada sekitar 5 perawat yang membantu.

"Tolong selamat kan dia dok"

Jhonny masih dengan raut cemasnya melihat kondisi Nara sekarang.

"Kita butuh pendonor jantung sekarang!!"

"Whaaat!! we still don't have a potential donor, is it urgent?"

"Yes, It's an emergency"

Bruaakkk

Pintu yang dibuka kasar itu mengagetkan seluruh penghuni ruangan itu.

"Kau siapa? Beraninya masuk sembarangan!"

Teriak Jhonny yang melihat pelaku itu.

"Aku?,  Aku Jeffrey"

"Emang kau siapanya? Dan apa alasanmu?" Tanya Jhonny.

"Aku memiliki kesalahan besar terhadapnya dan aku mau menebusnya sekarang, a-aku minta maaf. Sampaikan permintaan maaf ku kepada Nara. Please."

"Baiklah jika itu keputusan mu, kau mau imbalan apa?"

Karena keadaan sedang darurat, Jhonny hanya mengijinkan saja keinginan pendonor itu.

"Aku tak menginginkan apapun"

Setelahnya, Nara dan pria bernama Jeffrey tersebut di bawa ke ruang operasi.


______________

Sekitar 3 jam an menunggu di luar, Jhonny masih saja setia menemani Nara yang berada di dalam.

Pintu operasi terbuka lebar, menampakkan dokter dan perawat membawa ranjang berisikan Nara dan di belakangnya, terdapat Jeffrey masih dalam kondisi yang tidak baik.

Nara dan Jeffrey berada dalam satu ruangan. Mereka berdua masih setia memejamkan mata, membuat Jhonny khawatir tentunya.

"Tuan, jika nanti ada tanda-tanda segera beri tahu kami"

"Iya dok"

Setelah mengisi infus, dokter dan perawat tadi keluar ruangan.


"Ku harap kalian terselamatkan, aku mohon bantuan mu Tuhan"

Jhonny menangkup kan tangannya ber do'a penuh pengharapan.

Tak lama setelahnya, terdengar bunyi defibrillator tak beraturan. Mesin EKG menunjukkan tanda bahaya.

Jhonny mengira itu dari Nara, namun dia salah besar. Bunyi tersebut dari ranjang sebelahnya Nara, Jeffrey.

"Gawat!! Dokter!!"

Jhonny segera memencet tombol penanda darurat itu yang berada di atas ranjang pasien.

Dokter itu, langsung masuk berhamburan.

"Oh, tidak.... Ya ampunn!!"

Dokter berusaha seoptimal mungkin untuk menolong Jeffrey, namun nihil, Tuhan sudah mengambilnya.

Waiting For You-RENJUN[렌준]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang