Teman Baru

7 2 0
                                    

Sesampainya ia di rumah Jeongguk, Taehyung segera mengabari kakak-kakaknya agar tidak membuat mereka khawatir.

Drrt drrt bunyi getar yang berasal dari handphone Taehyung yang menandakan adanya pesan masuk.

Jimuun

Oi oi

di rumah ga? mau main

heh sobat kicik?! bales dongg

Taehyung

ishh salam yang bener dong

lagi ga di rumah, lagi neduh di tmpt orang

Jimuuun

heh ngada-ngada

di tempat stranger??

neduh di mana? ga bawa payung ya kamu?

Taehyung

Jimun berisik deh, iya ga bawa payung

kalo bawa ya ga bakalan neduh dong

btw, aku neduh di kuil. tepatnya di rumah yang jaga kuil

orangnya baik kok, tadi dia sendiri yang nawarin untuk neduh di rumahnya

Jimuuun

Yaudah nanti bekabar dan shareloc

ntar aku jemput kalo sudah reda ujannya.

Taehyung

Iyaa iyaa, sudah ah, ga enak ada tuan rumahnya

bye Jimuun

Segera setelah bertukar pesan dengan sahabatnya, Taehyung memasukkan ponsel ke dalam tasnya.

Oh iya, Taehyung, aku ambilkan handuk dulu ya, mau mandi sekalian atau ganti baju saja? tawar Jeongguk.

Hmm, ganti baju saja, takut merepotkan anda, tanggapnya dengan canggung.

Ah, saya tidak merasa direpotkan kok. Omong-omong tidak perlu terlalu formal ya Taehyung. Saya merasa aneh, maaf ya, ujar Jeongguk dengan tawa canggung.

Oh iya tidak apa-apa. Maaf saya sudah terbiasa, saya coba sebisa mungkin untuk tidak terlalu formal, ucap Taehyung diikuti senyum kikuknya.

Baiklah, saya ambilkan baju ganti dan handuk. Kamu bisa tunggu di sini dulu, kata Jeongguk mempersilahkan dan meninggalkan Taehyung di ruang tamunya.

Jeongguk pun datang membawa handuk dan baju ganti. Kemudian menyerahkannya kepada Taehyung. Taehyung yang sedang asik membalas pesan dari Jimin, langsung mengakhiri obrolannya dan dengan tergesa-gesa memasukkan ponselnya ke dalam tasnya kembali.

Terima kasih Jeongguk. Kamar mandi sebelah mana ya? tanya Taehyung sambil menerima handuk dan baju ganti yang diberikan.

Kamar mandi ada di sebelah sana, lurus saja, kemudian belok kanan, sebelah dapur. Jeongguk menjelaskan sambil tangannya mengarahkan.

Oke, saya ganti baju dulu ya Jeongguk. Permisi. Taehyung pamit dengan sopan dan meninggalkan Jeongguk.

Jeongguk pun berinisiatif untuk membuatkan segelas cokelat hangat untuk tamunya tersebut. Tidak lupa menyiapkan sedikit camilan untuk menemani coklat hangat.

Di sisi lain, Taehyung telah usai berganti pakaian. Pakaian yang ia gunakan sedikit kebesaran sehingga membuat badannya tenggelam walaupun nyatanya tinggi badan mereka setara.

Melihat Taehyung yang keluar dari kamar mandi, Jeongguk merasa sedikit lucu, karena melihat lelaki yang sebelumnya terlihat sangat dewasa menggunakan seragam kantornya, sekarang dengan menggunakan pakaiannya membuatnya jauh terlihat lebih muda.

Ada yang aneh ya? Tanya Taehyung karena merasa sedang ditertawakan oleh Jeongguk.

Oh tidak-tidak. Maaf saya bukan mengejek kok, hanya merasa kamu sangat berbeda saat menggunakan pakaian kantor dengan pakaian biasa, tuturnya sambil menyodorkan cokelat hangat, Ini segelas cokelat hangat dan beberapa camilan, lanjutnya.

Terima kasih Jeongguk. Padahal kamu tidak perlu repot-repot menyiapkan ini semua, balas Taehyung merasa tidak enak.

"Hahaha, sudah saya bilang, saya tidak merasa direpotkan kok. Sudah sewajarnya menjamu tamu, ujar Jeongguk. Oh iya, sini kemarikan handuk dan pakaian kamu. Biar saya keringkan pakaiannya," tawarnya.

"Eh tidak perlu, pakaiannya akan saya bawa saja. Lagian sepertinya sebentar lagi hujan akan reda," ujar Taehyung kemudian memberikan handuk yang tadi ia gunakan.

"Oh baiklah. Ayo silahkan diminum dan dimakan camilannya," ucap Jeongguk dengan ramah.

Ruang makan tersebut diisi keheningan. Tidak ada lagi percakapan di antara keduanya. Namun keheningan itu dipecah oleh Jeongguk.

"Taehyung, nanti saya antar pulang ya," tawar Jeongguk yang seketika membuat Taehyung terkejut. Pasalnya, mereka baru pertama kali jumpa namun dia sudah memperlakukannya sebaik ini.

"Maksud saya, ini sudah malam, dan kalo sendirian agak menyeramkan. Takut terjadi sesuatu," jelasnya.

"Oh tidak perlu kok Jeongguk, nanti teman saya akan menjemput saya. Terima kasih ya atas tawarannya," ujar Taehyung.

"Ah begitu, baiklah," balas Jeongguk singkat.

Sebenarnya Jeongguk mengetahui bahwa Taehyung dapat melihat yokai, maka dari itu ia menawarkan diri untuk mengantarnya. Tidak banyak yang tahu, bahwa Jeongguk, merupakan seseorang yang biasa berurusan dengan hal spiritual termasuk yokai.

"Oh iya Jeongguk ... saya boleh meminta nomor telepon kamu tidak? Itu ... maksudnya untuk mengembalikan baju ini. Jadi saat saya akan mengembalikannya, saya bisa memastikan bahwa kamu sedang di rumah," ujar Taehyung dengan sedikit gugup.

"Hahaha tidak perlu gugup Taehyung, kita kan berteman. Boleh kok," tawa Jeongguk menghiasi kalimatnya. Taehyung tanpa sadar ikut tersenyum. Teman katanya? aneh sekali orang ini, baru saja bertemu sudah menganggap teman, batin Taehyung.

"Kamu tidak keberatan kan berteman dengan saya?" tanya Jeongguk memastikan.

"Saya yang harusnya bertanya, kamu tidak keberatan berteman dengan saya? Saya sering dibilang aneh loh, dan saya berbeda," Kalimat terakhir ia ucapkan dengan lirih, namun masih dapat didengar oleh Jeongguk.

"Lalu kenapa jika berbeda? Bukankah menjadi beda membuatmu menjadi unik? Lagian kenapa harus keberatan dalam berteman, menurut saya, kamu baik. Jadi untuk apa saya keberatan? Ayo kita berteman," jelas Jeongguk. Kata-kata Jeongguk membuat Taehyung tersentuh, karena selain Jimin, Jeongguk terlihat sangat tulus di matanya.

Hahaha, baiklah. Tapi jangan menyesal ya, ujar Taehyung dengan senyum merekahnya. Mereka pun bertukar kontak, dan sepakat untuk berteman.

Oke sudah aku simpan ya. Hujan sudah reda juga, aku minta jemput ke temanku dulu ya, ujar Taehyung, dan mereka sudah sepakat untuk sama-sama mengganti kata 'saya' menjadi 'aku'.

Taehyung pun segera mengontak Jimin dan mengirimkan lokasinya.

Sembari menunggu Jimin menjemput, Taehyung dan Jeongguk berjalan keluar dan menunggu di kuil agar Jimin dapat melihat Taehyung.

Jimin telah sampai menggunakan motornya. Hei Taehyung! teriak Jimin dari kejauhan sambil melambaikan tangannya, dan kemudian dibalas lambaian oleh Taehyung. Jimin segera mendekati sahabatnya itu.

Ini siapa Tae? tanya Jimin curiga.

Ini Jeongguk, Jim. Penjaga kuil tua ini, jawab Taehyung sambil memperkenalkan Jeongguk. Jeongguk hanya tersenyum.

Ooh, makasih ya udah jaga temen gue. Yuk Tae, udah larut nih. Makanannya masih anget Tae, masih bisa makan bareng aku sama kak Jin, ujar Jimin yang kemudian mengamit tangan Taehyung. Taehyung pun segera berpamitan kepada Jeongguk dan melambaikan tangannya.

Selama perjalanan pulang, Taehyung tidak melihat yokai yang mengejarnya. Lebih anehnya lagi, mereka semua menghindar darinya. Bahkan setelah sampai rumah. Apa yang sebenarnya terjadi? batin Taehyung. Tapi untuk pertama kali ia merasa aman dan hal-hal yang mengganjal lainnya ia abaikan.

[SLOW UPDATE] A Beautiful Curse (KV AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang