Seminggu sudah berlalu semenjak perbincangannya dengan Jeongguk di cafe. Sesuai perjanjian, Taehyung kembali lagi ke kuil tempat pertama kali dirinya dan Jeongguk bertemu. Ia merasa lucu dan heran karena ia bisa berteman dengan stranger yang mana Taehyung merupakan orang yang bisa dibilang bukan sosialita. Taehyung pun segera memasuki kawasan kuil tersebut dengan jimat berada di kantong celananya.
Kuil tersebut masih sama seperti pertama kali saat dia secara tidak sengaja datang ke sini. Sepi, damai, dan nyaman.
"Hai Taehyung!" Suara Jeongguk yang memanggilnya dari depan rumah dengan nada penuh keramahan.
Taehyung segera berjalan mendekatinya. Jeonggukk langsung mempersilahkan Taehyung untuk masuk ke kediamannya.
"Taehyung, kamu mau minum apa? akan aku buatkan," tawar Jeongguk.
"Ah, tidak perlu repot-repot Jeongguk. Cukup air bening saja," ujarnya.
"Baiklah, tunggu sebentar ya. Aku akan ambilkan beberapa camilan juga," ujar Jeongguk dan bergegas ke dapur.
Selang beberapa menit, Jeongguk membawa nampan penuh dengan camilan serta minuman. "Harusnya kamu tidak perlu serepot ini Jeongguk," ujar Taehyung.
Jeongguk baru saja meletakkan nampan tersebut. "Sudah aku bilang kan, kita ini teman, tidak perlu merasa repot," ujar Jeongguk menekankan. "Ah sudahlah, seperti janjiku 1 minggu yang lalu. Aku akan menjelaskan semua hal tentang yokai," lanjutnya dengan wajah yang serius.
Taehyung pun merubah posisi duduknya dari yang bersandar di punggung kursi menjadi tegak sempurna. "Santai saja Taehyung, hahaha tidak perlu tegang seperti itu," ujar Jeongguk yang melihat Taehyung yang berubah menjadi tegang.
Rona merah jambu tercetak di pipinya, Taehyung merasa malu. Jeongguk hanya tersenyum melihat tingkah Taehyung yang errr menggemaskan baginya.
"Oh sebelum aku menjelaskan banyak hal, pertama-tama aku ingin tahu bagaimana hari-harimu selama 1 minggu ini. Walaupun sudah aku tanyakan melalui chat aku rasa masih belum dapat mewakili," tanya Jeongguk.
"Baiklah aku akan ceritakan semuanya dari setelah kita bertemu hingga hari ini." Taehyung mulai bercerita dari kesehariannya hingga selama dirinya di kantor saat bekerja.
Beberapa menit berlalu dan Jeongguk tetap mendengarkan dengan saksama tanpa menyela ceritanya. "Jadi begitulah hal-hal yang aku jalani dan rasakan selama satu minggu ini. Aku rasa jimat ini benar-benar sangat efektif karena para yokai tidak ada yang berani mendekatiku," ujar Taehyung mengakhiri ceritanya dan mengambil segelas air bening untuk menghilangkan dahaganya.
"Ah untunglah, selama satu minggu ini kamu selalu menghindar dari yokai dengan aura yang kuat, kan? Tidak sekali pun kamu berhadapan langsung dengan mereka, kan?" tanya Jeongguk.
"Hmm, mana mungkin aku seberani itu untuk menghadapi mereka. Ya beberapa kali aku melihat mereka tapi seperti anjuranmu, aku selalu berusaha menghindar dan sebisa mungkin tidak dalam jangkauan mereka," jelas Taehyung.
"Boleh kulihat jimat yang kuberikan Taehyung?" tanya Jeongguk meminta izin.
"Oh boleh saja, ini." Taehyung merogoh sakunya dimana jimatnya ia simpan dan memberikannya kepada Jeongguk.
"Hmm jimat ini masih dalam kondisi bagus, dan masih efektif untuk melindungi kamu dari para yokai. Jika jimat sudah muncul bercak-bercak hitam, maka lama-kelamaan akan kehilangan kemampuannya untuk melindungimu, jadi di saat itu tiba, segeralah menghubungiku sebelum benar-benar tidak berfungsi. Kamu harus mengingat ini ya, Taehyung," jelasnya memperingati Taehyung.
Taehyung meneguk air liurnya dan seketika bulu kuduknya ikut naik setelah mendengar perkataan Jeongguk. Ia merasa akan ada sesuatu yang terjadi jika ia mengabaikan peringatan Jeongguk. "Ba-baiklah Jeongguk akan aku ingat. Tapi Jeongguk, aku sedikit penasaran. Bagaimana kamu bisa memiliki ... kutukan ini?" tanya Taehyung ragu.
"Sedari kecil aku sudah dapat melihat mereka dan aku rasa ini bukan kutukan. Memang saat awal aku menyadari kemampuan ini, tidak jauh beda dengan yang kamu alami, seperti bully dan tindakan lainnya. Namun aku bertemu dengan seseorang yang mungkin bisa aku anggap sebagai errr guru? Beliau mengajarkan aku bagaimana memanfaatkan kemampuan ini dan bisa mengobati orang-orang yang terkena kutukan lainnya," jelas Jeongguk.
Taehyung tercengang melihat betapa percaya dirinya Jeongguk dengan kemampuan yang ia punya. "Kamu hebat ya Jeongguk bisa melalui itu semua dan malah dapat memanfaatkannya, tidak sepertiku," ujar Taehyung dengan kepalanya yang menunduk.
"Hei, kamu menerima dirimu sendiri saja sudah hebat Taehyung. Kamu bercerita kepadaku juga itu sesuatu yang hebat, jadi jangan berkecil hati. Anggaplah ini sebuah kemampuan—ah bukan, tapi sebuah kutukan, kutukan yang indah. Kenapa aku mengatakan indah? Bukankah terkadang kamu melihat yokai yang berwujud hewan? Mereka tidak ada di dunia manusia, dan hanya kamu yang dapat melihat, bukankah itu menarik? Aku tidak bisa membujukmu untuk beranggapan bahwa ini suatu hal yang bagus, tapi setidaknya ada sisi lain yang kamu lihat. Urusan berhadapan dengan yokai jahat biar kita urus bersama ya," ujar Jeongguk tersenyum seraya mengelus bahu Taehyung.
"Ah satu lagi, kamu tidak perlu untuk selalu terlihat baik-baik saja. Jika kamu merasa ketakutan maka tidak apa-apa untuk merasa takut, jika kamu sedih dan ingin menangis, maka menangislah. Jika kamu sedang merasa senang maka tersenyumlah dengan ceria. Jika ada orang yang mengatakan kata-kata jahat kepada dirimu, maka ungkapkan ketidaksukaan itu. Ingat, kamu tidak salah, memiliki kemampuan ini tidak salah, namun lingkungan yang tidak bisa menerima itu darimu," lanjut Jeongguk.
Mendengar ujaran Jeongguk, Taehyung merasa beruntung dapat mengenal Jeongguk dan ia tidak menyesal memiliki kutukan indah ini seperti kata Jeongguk. Rasanya, kata-kata yang diucapkan Jeongguk membuatnya lebih menerima dirinya sendiri dan tidak terpuruk. "Terima kasih Jeongguk, sebelumnya aku selalu sendirian menghadapi hal ini. Namun setelah mengenalmu, aku rasa bisa melalui hari-hariku seperti orang normal lainnya," ujar Taehyung dan untuk pertama kali tersenyum dengan sangat lepas.
Jeongguk sempat tertegun, karena senyuman itu sangat manis baginya. Walaupun Jeongguk tahu bahwa Taehyung adalah seorang pria sama sepertinya, namun ia tidak akan menolak fakta bahwa Taehyung sangatlah manis.
"Ehem, kamu yang seperti ini jauh lebih baik Taehyung," ujar Jeongguk agaknya ia merasa gugup setelah melihat senyuman Taehyung. Taehyung hanya menanggapinya dengan senyuman kembali dan menyantap camilan yang disajikan oleh Jeongguk.
"Semoga selalu seperti ini ya, Taehyung," batin Jeongguk dengan seulas senyum di wajahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/276622441-288-k712920.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[SLOW UPDATE] A Beautiful Curse (KV AU)
FanfictionKim Taehyung, pemuda yang memiliki kutukan sejak lahir, membuat orang di sekitarnya enggan untuk berinteraksi. Namun, kutukan itu tiba-tiba lenyap saat dia berteduh di bawah kuil tua. Apakah kutukan itu akan hilang? Atau akan semakin mengganggu? Dis...