Pagi indah mengitari kota Seoul. tepat pukul 07:00 cahaya mentari mengintip di sela sela korden jendela, mengabaikan pemuda yang terlihat sama sekali tidak terganggu dalam tidur nya.
Drrt..drtt..
Hingga bunyi keras dari benda yang bergetar di samping pemuda itu terdengar nyaring, namun walau begitu itu tak terlihat mengusiknya sama sekali.
Cklek.. pintu terbuka, menampakkan seorang wanita cantik yang tak lagi muda tengah berkacak pinggang, Ia jengah melihat anak satu-satunya yang masih tertidur pulas.
"Jeno bangun nak, kamu tidak sekolah? ini juga kenapa jam weker mu tidak dimatikan?" ujarnya sembari menepuk-nepuk pelan pipi anaknya yang masih tertidur.
Sedangkan yang di bangunkan hanya berdeham pelan dan membuka matanya sedikit.
"Hmh.. lima menit lagi~"
ucap nya sambil menutup mata kembali dan melanjutkan tidurnya yang sempat tergganggu tadi."Lima menit lima menit, lihat tuh sudah jam berapa!" teriak sang ibu yang akhirnya kesal.
"Memang nya sudah jam berapa- hoam~" tanya Jeno sambil terduduk menguap, ia masih urung membuka matanya. Namun mungkin jawaban dari sang mama selanjutnya akan mampu membuat kedua matanya terbuka melotot.
"Ini sudah jam tuj-"
"KOK TIDAK BILANG DARI TADI?! DUHH BISA BISA AKU DIHUK-" panik Jeno yang terlalu malas untuk ibunya tanggapi.
"Haishh terserah, mama lelah menghadapimu." final sang mama memotong omelan si anak dan melenggang pergi menuju dapur.
"Maaf ssaem saya telat." ucap Jeno di depan pintu kelas sambil membungkukkan badan.
Nafas nya terlihat terengah sebab berlarian di sekunjung koridor sekolah, berharap jika mungkin sang guru belum memasuki kelasnya namun itu terlihat sia-sia karena gurunya yang satu ini sangat disiplin dan anti telat.
"Tck! kau itu langganan telat terus. Lama lama aku panggil juga orang tua mu ke sekolah, Jeno!" sang ssaem menatap murid nya jengah.
Jeno merutuki dirinya sendiri. Pasalnya bisa gawat jika orang tuanya di panggil ke sekolah, bisa bisa game nya disita atau yang lebih parahnya lagi ia tidak akan diberi uang saku selama sebulan penuh. Bukankah itu sangat menyedihkan?
"Haah... sudah sana duduk, kali ini tidak akan aku hukum karena ada murid baru di sini. Tapi sebagai ganti nya nanti kau ajak dia keliling sekolah ini." ucap sang ssaem.
"Ah siap, terimakasih!" tentu Jeno mengiyakan perkataan ssaem nya barusan dan langsung pergi menuju ke bangkunya.
Lagi pun siapa yang mau dihukum panas panas di tengah lapangan? itu hanya akan mempermalukan harga dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Champagne . Jaemjen ✓
RomanceNa Jaemin mungkin hanyalah seorang murid pindahan aneh yang tiba-tiba ikut campur dengan kehidupan normal Lee Jeno, teman sebangkunya. Tapi seiring berjalannya waktu perasaan asing di dalam diri Jeno tumbuh seperti Déjà vu saat bersama Jaemin. Kedua...