Mereka sampai di sebuah restoran Perancis lima belas menit kemudian tapi ternyata Tuan Yakuzi belum datang. Bisa ia lihat Sasuke yang berwajah merengut. Pria ini tipe orang yang terlalu tepat waktu. Ia benci keterlambatan dan sudah lima belas menit sejak mereka duduk di sini menunggu Tuan Yakuzi.
"Permisi." Seorang pelayan tiba-tiba muncul menghampiri meja mereka. Dia meletakan segelas Americano dan mint tea. Tunggu! Apakah itu soupe a l'oignon gratinee –sub bawang Perancis – yang hanya sekedar pernah Sakura lihat fotonya di internet?
"Makan itu!" perintah Sasuke ketus.
"Anda memesankan ini untuk saya?" Sakura berbinar menatap sup bawang di hadapannya. Aromanya sampai di hidung Sakura yang memancing kembali suara perutnya.
"Jangan membuatku malu dengan suara perutmu itu."
Kali ini Sakura tidak akan mengambil hati ucapan sinis Sasuke karena dia dengan baik hati memesankan sarapan yang entah kapan pria itu memesannya. Setidaknya Sasuke masih memedulikan perutnya walaupun dengan alasan tidak ingin membuat malu.
"Terima kasih."
Sakura tidak memedulikan apapun di sekitarnya bahkan mengabaikan Sasuke yang bersedekap menatap kerakusannya. Pria itu mungkin merasa miris pada sekretarisnya yang sudah seperti belum makan selama dua pekan.
Tepat ketika Sakura menyelesaikan makannya, Tuan Yakuzi muncul bersama sekretarisnya yang seorang pria kurus dengan rambut klimis.
"Maaf kami terlambat," ucapnya dengan senyum ramah yang tidak benar-benar terlihat menyesal. "Ini karena Uchiha-san mendadak mengganti jam."
Sakura setuju dengan pria itu. Bukan salah Tuan Yakuzi sepenuhnya karena datang terlambat. Andai saja Sasuke tidak mengubah jadwal seenaknya dia tidak harus dibuat menunggu. Namun, tetap saja Sakura tidak bisa menyuarakan hal itu. Bisa-bisa ia didepak.
"Apa kabar, Nona Haruno? Kau terlihat semakin cantik."
Dari sederet klien Sasuke, pria paruh baya ini adalah yang paling Sakura waspadai. Tersebar rumor bahwa Tuan Yakuzi tipe pria hidung belang yang suka menggoda gadis muda sepertinya.
"Bisakah kita tidak membuang-buang waktu lagi," ujar Sasuke yang sudah senewen.
"Ah, kau memang tidak bisa diajak basa-basi."
Tuan Yakuzi sepertinya tidak bisa belajar dari masa lalu atau dia pura-pura lupa dengan pertemuan terakhir mereka beberapa waktu lalu yang hampir berakhir dengan keributan. Sakura melihat Sasuke mengepalkan tangan kirinya siap meledak. Kali ini ia tidak akan menahan pria itu jika ingin menyerang Tuan Yakuzi.
Sepanjang meeting hari ini kerutan kening Sasuke tidak kunjung hilang. Belum lagi beberapa kali Tuan Yakuzi dengan sengaja mengatakan hal yang memprovokasi emosi bungsu Uchiha. Sakura cemas pria ini benar-benar akan menyerang Tuan Yakuzu menggunakan pisau di meja sebelah.
Sakura berharap hari ini tidak ada lagi yang menyulut Sasuke atau kantor benar-benar akan diselimuti aura hitam. Lalu, Sakura ingat akan ada meeting dengan bagian pemasaran pukul sebelas hari ini.Atmosfir berubah begitu Sasuke memasuki ruang meeting. Semua orang berwajah tegang. Teh di meja jadi hambar bahkan tanaman di dekat jendela mendadak layu.
Sakura duduk di sisi kanan Sasuke seperti seorang pawang. Berpasang-pasang mata menatapnya dengan wajah memelas sekaligus bertanya, apakah gerangan yang membuat bos besar berwajah jelek seperti itu?
Dua puluh menit pertama masih aman terkendali sampai ketika seorang pria yang mungkin masih tergolong baru mendadak membuat kesalahan. Bukan hal serius tapi karena Sasuke sedang dalam mode berbahaya semua jadi membahayakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Going Crazy
FanfictionHaruno Sakura. Pekerjaan sekretaris. Bos sudah pasti Uchiha Sasuke. Kewarasan? Ia sadar sudah hampir gila. 'Sebenarnya aku ini sekretaris atau istrimu?' 'Sekarang masih sekretaris, mungkin jika sudah siap kau bisa menjadi partner berkembang biakku.'...