C h a p t e r (3)

1.1K 157 3
                                    

Seluruh murid sudah berada di ruang cctv, sedangkan untuk Tim 1 sudah ada di daerah bencana. Awase, Yui, Juzo dan (y/n) menatap bangunan yang ada didepannya. Mungkin dalam beberapa jam bangunan itu akan ambruk dan rata dengan tanah. Mereka di tugaskan untuk menyelamatkan semua orang yang ada di gedung ini, waktu mereka terbatas.

"Jadi sebelum mulai, kita akan membagi dua kelompok. Aku dan Yui akan ke kiri sedangkan kalian berdua ke kanan. Kita bertemu disini. Lakukan ini secepat yang kalian bisa dan terutama kau (y/n) jangan ceroboh." Ucap Yosetsu panjang lebar. Mereka mengangguk setuju dengan idenya.

Yui menyentuh besi yang ada di depannya dan seketika besi itu melebar. (y/n) dan Juzo turun kebawah dulu dilanjut dengan Yosetsu dan Yui.

"Ne ne Juzo-chan, sepertinya kita harus berlari. Soalnya aku tidak ingin kalah dengan Awase-chan dan Yui-chan." Juzo mengangguk setuju, dia juga tidak ingin tertinggal.

"Aku sudah menyebar tanahku, sudah dua korban yang ketemu. Juzo ke selatan aku ke utara. Kita ketemu disini."

"Okay siyapp."

(y/n) segera berlari, dia segera mencari radar tanahnya. Sebenarnya daerah bencana ini tidak cocok dengan quirknya. Tapi sebagai calon Hero, dia berusaha mengatasinya.

Gadis itu berhasil menenmukan boneka korban yang terjepit diantara besi. Dia memikirkan cara agar korban itu selamat, tapi bagaimana caranya. Andai saja Yosetsu ada disini, mungkin saja dia bisa melepaskan besi-besi ini. (y/n) menggeleng keras lalu segera menganalisis. Dia memikirkan beberapa rencana meskipun agak sedikit berbahaya.

"Tangan tanah" gumamnya, sebuah tangan yang terbuat dari tanah muncul menopang besi berat itu, tangan tanah itu muncul di berbagai sudut, nafas (y/n) memberat. kalau membuat dua atau tiga tangan saja (y/n) masih kuat, tapi dia membuat dua puluh tangan tanah. (y/n) segera menarik boneka korban, lalu berlari. Dia menonaktifkan quirknya dan saat itu pula tangan tanah itu melebur disusul dengan robohnya besi-besi.

(y/n) membuat pelindung tanah saat besi-besi itu mulai roboh dan mengenainya, gadis itu bergumam agar tidak mati duluan sebelum menyelesaikan misi ini.

"Juzo-chan, gunakan quirkmu!" mengerti dengan situasi yang berbahaya, Juzo melompat lincah lalu segera menyentuh beberapa besi itu. (y/n) menghela nafas lega, dia mengacungkan jempolnya kearah Juzo. Laki-laki itu tersenyum, lalu segera keluar dari gedung yang sebentar lagi akan rubuh.

Juzo juga membuat jalan pintas, besi-besi itu saat disentuh akan lunak seperti jelly. Mata (y/n) berbinar melihat quirk teman sekelasnya ini.

"Ne ne Juzo-chan, penyelamatanmu cepat sekali. Enaknya punya quirk Softening." Juzo tersenyum malu. (y/n) tertawa keras melihat kelakuan teman sekelasnya ini.

Penyelamatan Juzo terbilang mudah, medan bencana ini memang cocok dengan quirknya. Makanya Juzo lebih cepat sampai daripada (y/n).

"Kalau di pikir-pikir sih enak juga. Tapi sebelum aku bisa mengendalikan quirku, benda apapun yang ku sentuh akan lunak. Awalnya sih frustasi banget, sampai makan harus disuapi oleh ibuku." (y/n) terbahak keras lalu memukul punggung Juzo. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana situasi saat itu.

Di tempat Yosetsu dan Yui

Mereka berdua kehabisan akal karena besi-besi mulai berjatuhan, quirk Yosetsu memang berguna disaat seperti ini. Tapi dia kewalahan, Yui juga menghindar dia berusaha agar tidak mengaktifkan quirknya dan menyentuh besi-besi itu. Bisa gawat kalau dia menyentuhnya. Bukannya selamat malah apes.

Runtuhan bangunan juga menjadi kendala mereka berdua. Mata Yui melihat boneka korban yang tertimpa runtuhan.

"Awase-san, korbannya terlihat." Teriak Yui diseberang, Yosetsu mengangguk dan segera menuju ke tempat Yui.

Eccedentesiast [BNHA X READER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang