-02-

40 10 11
                                    

-o0o-

Disebuah ruangan dengan pencahayaan yang minim, terdapat seorang pemuda yang terduduk disebuah kursi dalam keadaan kaki dan tangan terikat oleh rantai dalam keadaan terluka dengan luka tusuk di perut dan kakinya, dan wajahnya sedikit lembab karna darahnya yang setengah mengering.

Dia mulai tersadar dari pingsannya yang panjang. Well, dia sudah tak sadarkan diri selama 12 jam. Di mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam manik coklat gelapnya.

"Shhh." Dia sedikit meringis karna merasakan pergelangan tangan dan kakinya yang terikat oleh rantai yang beratnya kira-kira 3.5 kg.

"Udah bangun?" Sebuah suara menginterupsi nya, bisa dia lihat seseorang dengan tinggi kira-kira 179-180cm dengan menggunakan pakaian serba hitam, dan setengah wajahnya tertutup oleh masker berwarna hitam juga. "Siapa lo?" Tanyanya dengan nada lemah karna kondisinya yang belum stabil.

"Hmm? Kalo gue bilang gue temen lo gimana?" Tanyanya dengan nada sedikit mengejek.

Dia mengutuk seseorang yang ada didepannya dalam hati. Sungguh pertanyaan tadi sangat menyebalkan! "Jawab yang bener!" Sahutnya sedikit menggertak agar orang yang ada didepannya menjawab dengan jelas.

"Ohohohoho, tidak semudah itu Jamal." Jawabnya.

"Udah deh ya, daripada banyak bacot. Mending gue eksekusi lo sekarang. Soalnya gue belum liat darah hari ini." Katanya seraya mengambil pisau lipat yang sengaja ia bawa dalam saku celananya.

Pemuda yang diikat tadi menggeleng ribut sambil menggerak-gerakkan badannya agar bisa terlepas dari psikopat yang sedang berjalan pelan kearahnya.

Lalu, lelaki berpakaian serba hitam membuka maskernya dan membuat lelaki lain yang ada diruangan itu terkejut setengah mati, karna tidak menyangka teman yang bisa dibilang dekat dengannya yang akan membunuhnya.

"Gue gak nyangka, muka polos dan lugu kek lo bisa jadi psikopat haus darah kek gini!" Ucapnya setengah berteriak karna emosi.

Sedangkan si laki laki yang diteriaki tadi hanya mengangkat bahu acuh, toh dia tidak menganggap orang yang ada didepannya ini teman. Lagipula, dia mendapat suruhan dari seseorang untuk membunuhnya, dan tawaran harga yang ditawarkan tidak main main.

"Sssttt, udah jangan berisik. Ini cuman sakit diawal doang kok." Ucapnya dengan tenang, setelah itu dia mencongkel mata sebelah kiri korbannya dengan santai, seolah apa yang diperbuatnya itu tidak ada apa-apanya.

"ARGH!"

"Mata lo tuh bagus tau gak? Gue kan jadi pengen ngambil ini dari dulu. Dan, gue lega karna mata ini udah ada ditangan gue." Ucapnya dengan nada ceria. Lalu, mencongkel mata sebelahnya lagi dengan santai pula.

"AARGH!!"

Dia sudah tidak berdaya lagi, darahnya sudah terkuras dari 12 jam lalu karna luka tusuk diperut dan paha kanannya. Kini, kedua matanya sudah diambil oleh orang yang sudah ia percaya.

Lalu, sang pelaku menusukkan pisaunya ke dada sebelah kiri si korban, tepat dijantung nya, kemudian melepas pisaunya begitu saja membuat si korban terbatuk dengan mengeluarkan segumpal darah dan membuat sang pelaku berbinar melihatnya, darahnya terus mengucur.

Warna merah darah yang pekat, bau amis yang begitu menyengat membuatnya semakin bersemangat melakukan aksinya. Dia menusukkan kembali pisaunya di tempat yang sama, lalu dilepas kembali. Begitu saja sampai kira kira 13 tusukan yang ada di dada korbannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Mission [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang