3 - Apa mimpimu?

7 1 0
                                    

Lagu favoriteku baru-baru ini 👆👆

Maaf banget ya jika kalian menemukan typo/salah ketik yang buat tidak nyaman dalam membaca cerita ini.

"Kita hanya ingin di beri kebebasan tanpa syarat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita hanya ingin di beri kebebasan tanpa syarat."

Malam ini gadis itu terduduk diam di bingkai jendela yang terbuka lebar, karena jendelanya besar jadi muat untuk di dudukin sambil liatin jalanan. Angin malam yang menyentu kulit membuatnya kedinginan tapi dia menyukai itu. Di tangannya ada segelas hot choco yang mendingin. Dan sekali lagi angin malam mengibaskan rambut panjang itu, angin malam yang diam-diam menghanyutkan.

Sehan menyeruput sisi gelas itu lalu memandangi apa saja yang bisa matanya tangkap disaat ini.

Sehat teringat percakapannya dengan Renjun tadi sore sebelum pulang, percakapan yang biasa-biasa saja...

-

Tadi sore di perpustakaan...

Renjun berbalik mantap wajah Sehan, kemudian bertanya. "Mimpi lu apa?"

Sehan tidak berekspetasi akan ditanyai satu hal ini 'mimpinya apa?'

Sakin dadakannya Renjun bertanya, Sehan sampai asal ngomong aja karena tidak sempat untuk berpikir lagi. "Belum tau." Sehan menjawab itu karena dia berpikir bahwa lelaki ini sama sekali tidak akan peduli dengan tentang mimpi Sehan, dia hanya ingin bertanya saja.

Dia mengangguk. "Oh, kalo gue ga suka cewe yang ga tau tujuan hidupnya apa." Jawab Renjun.

Sehan terdiam.

Apa yang dia jawab barusan itu salah?

"Kalo lu?" Sehan melepari Renjun dengan pertanyaan yang sama.

"Banyak." Renjun menjawab dengan singkat.

"Salah satunya?"

"Bahagia."

-

"Apa yang bikin dia ga bahagia coba? Pinter, ganteng, berbakat, apa yang kurang sih? Apa dia ga tau cara bersyukur sampe lupa bahagia?" Entah kenapa Sehan jadi makin penasaran dengan Renjun. Sifatnya, tingkahnya, cara dia bicara itu membuat Sehan semakin ini mengenal lelaki itu semakin dalam. Ibaratkan sebuah istanah, Sehan ingin tau letak setiap sudutnya.

Lalu Kang Sehan menampar pipinya sendiri.

Plaak...

"Ngapain mikirin dia sih?! Fokus! Inget, nilai A lu cuma satu."

Gadis itu turun dari bingkai jedela lalu menuju meja belajar tetapi dia tidak melakukan apa-apa di meja belajar, hanya tertidur sebab matanya tiba-tiba terasa begitu berat untuk membaca tumpukan buku di atas meja.

Tapi di menit ketiga puluh, mobil papa kedengaran memasuki pekarangan rumah makanya Sehan buru-buru cuci muka. Dia terlalu malas berdebat dengan papa yang selalu menuntutnya untuk menjadi Yeji.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cotton candy sky | RJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang