1 - Langit masih biru-birunya

28 5 0
                                    

"Kita hanya kepompong yang ingin bebas dari kesedihan dan menjadi seekor kupu-kupu yang leluasa terbang dengan bebas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita hanya kepompong yang ingin bebas dari kesedihan dan menjadi seekor kupu-kupu yang leluasa terbang dengan bebas."

1 bulan yang lalu....

Perempuan berambut hitam panjang itu berjalan menuju perpustakaan ketika jam terakhir baru saja selesai, dia mendorong satu sisi pintu dan langsung ditiup oleh angin dari dalam ruangan tersebut, menarik salah satu bangku di pojok ruangan yang jarang ditempati orang lain selain dia sendiri dan tiduran disana soalnya paling deket sama AC. Sehan menjadikan tasnya sebagai bantalan kepala meski agak sakit karena tumpukan buku.

Selain deket AC,  Sehan suka duduk disini karena deket sama jendela. Sesekali dia menatap keluar jendela, meski sudah mulai sore nampaknya langit masih biru dengan beberapa burung yang terbang dengan damai melitasi udara dan dedaunan kering yang terombang-ambing yang tidak tau akan berahkir jatuh di tanah yang mana oleh karena angin yang bertiup, Sehan memandangi itu dengan tatapan yang tenang.

Kadang kala dia juga berpikir, kapan dirinya bisa sebebas mereka.

Ka Rina menghampiri perempuan yang tepar di atas meja itu. "Han haus ga? Mau nitip?"

"heeeum" gumam malas gadis itu.

Rina mengguncangkan bahu temannya. "Nitip ga?"

Sehan mengintip saku di seragam."Ga da duit" lalu menempelkan kepalanya kembali ke atas meja tanpa memejamkan mata.

Rina tersenyum kecut, "cih kebiasaan banget, jus jeruk aja ya?"

Sudah Sehan duga,

"Serah lu deh," jawab Sehan meski dalam hatinya sangat bersyukur karena di traktir. Sehan mengangkat kepalanya untuk mengintip apa Rina benar-benar sudah pergi atau belum, selain tinggi dan ga pelit Rina juga suka cepet ngilang.

Di depan pintu perpustakaan ada sekumpulan laki-laki yang paling famous di sekolah.
"Bro kita nunggu di bawah cepetan!"

Laki-laki itu menaikkan kedua alisnya dengan langkah santai kamudian menulusuri rak buku satu demi satu, membaca secara teliti kemudian menarik dua buku kedalam tanganya untuk dibawa pergi ke meja penjaga.

"Saya mau pinjam yang ini sama ini." Ucapnya sambil menempelkan kartu identitas ke tepat scan sampai scannernya berbunyi 'tiiit'.

"Huang Renjunkan?" Tanya penjaga perpus yang tiba-tiba bangkit dari duduk.

Renjun mengangguk singkat sambil tersenyum tipis, Renjun tersenyum bukan kepada penjaga itu namun kepada buku yang ada di genggaman dia sekarang. Renjun tidak pernah seramah itu.

Penjaga itu mendekatkan wajahnya ke Renjun. "Mba mau nanya, instagramnya temen kamu yang namanya Na--" ucapnya pelan-pelan.

"Na Jaemin" Renjun menyelah, sebab dia ga suka orang yang suka terbeli-belit kalau sedang bicara. Memperlambat durasi bicara itu sangat menyebalkan menurut Renjun, atau bahasa kasarnya Renjun tidak ingin berkomunikasi dengan orang itu. Mungkin itu terdengar kasar tetapi itulah Huang Renjun.

Cotton candy sky | RJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang