"Ra?"
Clara tersentak saat Alex menyentuh tangannya. Clara menoleh.
"Kamu kenapa? Kok dari tadi bengong aja?" tanya Alex.
"Enggak, aku gak pa-pa." jawab Clara berusaha menyembunyikan getaran dari tubuhnya.
Alex mengangguk. "Ayo udah sampai." Alex melepas selt beltnya. Lalu keluar dari mobil terlebih dahulu.
Clara mengerutkan keningnya bingung, sudah sampai? Berarti Clara cukup lama termenung sampai tidak sadar bahwa mereka sudah sampai di sebuah restoran mewah.
Alex membuka pintu mobil untuk Clara, sangat romantis. Tapi entah kenapa Clara tidak merasakan apapun.
Ting
Unknown:
Kamu keras kepala ra.
Pulang!
Atau aku yang jemput kamu
Clara mengabaikan pesan Itu. dari dulu Revan tidak pernah berubah, penuh dengan ancaman. Clara dan Alex sudah berada di sebuah ruangan VVIP yang dimana hanya ada satu meja Makan untuk dua orang yang hanya ada di dalam ruangan itu saja.
"Kamu nyiapin semua ini? Kenapa gak makan di resto biasa aja Al."
Alex tersenyum, lalu mempersilakan Clara untuk duduk. "Kenapa? Ada yang kamu gak suka? Atau ada yang kurang?" tanya Alex.
"Bukan gitu. Ini terlalu mewah Al, aku jadi gak enak." jawab Clara.
"Itu bukan masalah Ra, Aku sudah menunggu momen ini sedari dulu. Dan ini semua wajar Ra." lontar Alex.
Clara merasa tidak enak, Alex sudah menunggu momen ini sedari dulu. Alex laki-laki yang sangat baik, sopan dan murah senyum tapi disini bukan masalahnya di Alex, tapi di dirinya yang masih menutup diri.
Masih terjebak masa lalu, apalagi Revan mulai menghubunginya lagi setelah sekian lama. Tuhan ini semakin sulit.
"Ra!?"
Alex mengagetkan Clara yang sedang melamun. "Apa yang kamu pikirkan Ra, dari tadi aku tanya kamu diem aja. Ada masalah?" tanya Alex.
Clara menggeleng. "Kita pesan sekarang aja, keburu malam." ujar Clara mengalikan pembicaraan.
Alex membuang nafasnya saat Clara mengalihkan topik yang mereka bicarakan. Clara dan Alex sudah memesan makanan mereka sendiri.
"Al, aku ke toilet dulu ya?"
Alex menganguk dan menunjukan di mana toilet berada.
Clara terburu-buru memasuki toilet. Memasukin bilik kosong untuk menuntaskan urusannya.
Setelah selesai Clara membersihkan tangannya dan merapihkan sedikit riasannya.
Clara tersentak saat merasakan seseorang menyentuh pinggang rampingnya, sambil memejamkan mata, Clara menahan napas dan merapalkan doa dalam hatinya, suasana menjadi horor seketika karena di toilet ini hanya ada Clara seorang.
Kali ini Clara dapat merasakan perutnya di elus lembut, dia mencoba membukanya matanya perlahan.
Clara tubuh menegang dengan detak jantungnya yang berdenyut kencang.
"Hai." ucap Dia.
seseorang itu semakin mempersempit ruang antara Clara dan dirinya, dan mencium bahu Clara santai. "Sudah membangkangnya sayang." Desisnya.
"Re-revan." ucap terbata-bata Clara.
"Yes, baby."
***
"Revan lepas!" Clara terus-menerus memberontak dari gendongan Revan.
Setelah pertemuan di toilet tadi, tanpa aba-aba Revan menggendongnya seperti karung beras. Walaupun Clara memberontak tapi tenaganya tak sebanding dengan tenaga Revan.
Astaga bagaimana ini, pasti di disana Alex sedang menunggunya. "Jangan memikirkan orang lain, sayang."
"Revan lepaskan aku! Lepas!" teriak Clara, terus memberontak dengan semakin menjadi.
Revan menulikan pendengarannya, setelah sampai di depan mobil merahnya Revan mengkode anak buahnya untuk membuka pintu mobil.
"Revan kau mau membawaku kemana!?"
Revan kembali menulikan pendengarannya. "Cukup diam Clara!" geram Revan.
Clara langsung menutup mulutnnya saat Revan berbicara sedikit membentak. Karena melihat Clara yang diam saja Revan menarik gadisnya itu dalam pelukannya, Clara hanya diam jika dia nekat maka Clara hanya akan melukai dirinya sendiri.
"Sudah tiga tahun Ra, Aku rindu kamu."
:...:...:...:...:...:
Hai. Gimana kabar Kalian hari Ini?
Aku pengen tahu ada gak sih yang nunggu cerita ini up? Klo ada komen ya:)
Partnya emang pendek karena aku lagi belom ada ide banyak nih.
Gimana part Ini?
Ohiya aku update seminggu dua kali ya.
Jangan lupa vote, komen and follow my akun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
Romance[17+] Tidak pernah terbayangkan oleh Clara bahwa dia harus bertemu dengan pria itu, Pria dingin, tegas, dan dengan sejuta pesonanya yang selalu membuat jantung Clara berdetak kencang, dulu. Ya Dulu. Karena bukan degup jantung yang Clara rasakan tapi...