"Mungkinkah aku harus terlelap dalam mimpi agar bisa bertemu denganmu?"
Siapa yang tak kenal?
Seseorang berbadan kekar juga bermuka sangar. Sekali berbuat ulah, siap-siap kena tampar. Sekali membuatnya kesal, ya bisa mampus. Ia memiliki segalanya. Harta, tahta, juga wanita.
Tak heran jika ia dikenal sebagai saudagar kaya raya. Meski begitu, ia tak pernah menginjak rakyat kecil. Usianya terbilang muda. Pengetahuan agama? Jangan ditanya. Namun sayang sungguh sayang, pengetahuannya hanya sebatas teori, belum sampai ke hati. Sebut lah ia, Bang Sammy.Aku meliarkan pandangan, mencari Bang Sammy pada setiap sudut tempat yang jujur saja membuatku sesak. Dimana setiap wanita berbusana diatas pusar disertai rok mininya.
"Wey, What's Up Brother!" Tangannya menggandeng pundakku.
"Eh, Bang. What's Up."
"Ada apa kau ini? Tak usah cepat-cepat mau kau bayar hutangmu itu! Aku tak akan jatuh miskin gara-gara uang yang kau pinjam. Santai saja lah!" omel Bang Sammy.
"Enggak, Bang. Aku mau cepat-cepat lunasin aja. Umur kan ga ada yang tau, Bang,"
"Ah, apalah kau ini?"
Sesegera mungkin kurogoh segepok uang tunai.
"Ini, Bang. Makasih udah bersedia ngasih bantuan buat Fiki, ya,"
Bang Sammy terdiam sejenak, "oke. Sama-sama deh kalo gitu. Kau harus tetap semangat, ya!"
"Siap, Bang,"
Saat kaki hendak melangkah...
"Eh kau mau kemana? Kebiasaan, kau ini suka terburu-buru. Udah laaah, santai-santai saja dulu disini bareng Abang," ucapnya sambil menarik lengan bajuku."Fiki mau balik Bang. Udah malem nih!"
"Sombong sekali kau ni. Udah lah, sini dulu kita happy-happy,"
"Tapi Bang ... " seketika itu dua wanita cantik yang haus belaian meghampiri dan merayuku. Disini, aku merasa seperti seorang tawanan yang terbelenggu oleh kemaksiatan. Tak bisa bergerak selain hanya berpura-pura menikmati.
Tiba-tiba mata ini terbelalak saat melihat seorang gadis bergaun merah muda berdiri di luar cafe berlapis kaca. Wajahnya merengut setelah melihat apa yang baru saja ia saksikan.
Raisya?!
Dengan setengah sadar aku mendorong kedua wanita jalang dari sampingku dan segera berlari menghampiri sang pujaan hati.
"Ra!"
Time out! Tamatlah riwayatku.
***
"Halo, Ra?"
Tuuut....
"Ah! Sial! Malah dimatiin!"
Mempermainkanmu?
Ah, wajar bila terlintas fikiran seperti itu setelah melihat apa yang baru saja kau lihat. Tapi, tolong izinkan aku menjelaskan semuanya! Ini tak seperti apa yang kau fikirkan. Ini hanya salah faham.
Beberapa hari berlalu. Kau tak dapat kuhubungi. Bahkan tak bisa kutemui.
Mengapa sih hati wanita sangat sensitif? Tergores sedikit, sembuhnya sangat sulit.Setiap hari yang ada dalam pikiranku hanyalah tentang dirimu. Kerja tak fokus, makan tak nafsu, tidur pun tak pulas. Bagaimana tidak? ini adalah kesempatan yang semestinya tak boleh kusia-siakan. Kau pikir semudah itu aku menyerah? Tentu tidak.
Hari berganti minggu. Apa kau masih tak mengizinkanku untuk bersuara? Meski hanya sekedar menanyakan kabarmu?
Aku rindu. Sungguh sangat merindukanmu. Kumohon, jangan pergi lagi. Tuhan, berilah aku kesempatan untuk sekedar bertemu. Meski hanya dalam lelap . Meski hanya dalam mimpi. Sekali ini saja.Aku selalu mendoakanmu dalam sunyi. Memohon pada zat yang maha membolak-balikkan hati. Agar kau dan aku dimudahkan untuk dapat bersatu. Agar hatimu dan hatiku dibuat selalu dekat. Kulirihkan do'a bersama air mata. Terisak karena...rindu namun sendu. Dalam mata yang sembab , ku ingin kau tahu, aku rindu.
(Bersambung ...)
Assalamualaikum, Readers!! 🤗
Alhamdulillah Kepingan Rasa sudah terbit. Jadi, yang penasaran sama lanjutan ceritanya silakan order bukunya yaa..
Tersedia di google play book , atau bisa juga order melalui link : bit.ly/orderebiz . 😙🙏
Terimakasih.. Happy Reading guys! 📚
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepingan Rasa (SUDAH TERBIT)
Romance"Ketika tetesan tinta menjelma bunga. Bunga menjelma aksara. Aksara menjelma sepenggal cerita. Tentang gejolak rasa yang haus akan dahaga. Tentang rindu yang selalu datang bertamu. Dan tentang problema cinta tanpa titik temu."