Chapter 24

2.3K 125 42
                                    

Sesampainya di rumah sakit tempat Tommy di rawat, Maura berterima kasih kepada Arka yang sudah mau menolong dan sekarang mengantarkan nya pulang. Arka sendiri hanya bisa menganggukkan kepala nya lalu pergi meninggalkan Maura, ia menatap mobil Arka yang semakin menjauh dan senyum tipis terbit di kedua bibirnya lalu ia segera menyadari kesalahan nya dan masuk ke ruangan Papi nya.

Hal pertama yang Maura lihat adalah Papi nya yang sedang berdiri menatap luar jendela dengan tongkat yang menopang tubuhnya. Maura lega melihat kondisi Papi nya yang semakin membaik lalu ia mendekati Papi nya dan mencium Pipinya.

"Selamat Sore Papi ku tersayang." Tommy yang melihat kedatangan putrinya tersenyum dan bertanya kemana saja putrinya pergi karena Tommy merasa Maura terlalu sering keluar bersama Zara dan Vela.

Apakah mereka tidak bekerja? Setahu nya mereka berdua juga memiliki pekerjaan yang cukup menyita waktu.

Maura yang mendengar pertanyaan Papinya menenggang kaku karena takut Papi nya mengetahui kebohongan nya. Sejujurnya Maura tak ingin membohongi kedua orang tua nya karena seumur hidupnya Maura tidak pernah berbohong dan selalu berkata jujur tetapi sekarang yang terlalu sering berbohong untuk menutupi kebohongan nya yang lain. Tommy menatap wajah putrinya yang terlihat berbeda dan entah kenapa Tommy mulai merasa curiga bahwa ada hal yang putrinya sembunyikan dari nya.

Maura pun lagi lagi harus berbohong dan mengatakan bahwa Maura juga terkadang berkunjung ke tempat kerja mereka berdua. Tommy pun hanya menganggukkan kepala nya tanda mengerti lalu Tommy pun memberitahu bahwa ada seseorang yang telah membayar biaya rumah sakitnya. Maura terdiam saat Papi nya sudah tahu lalu ia mencoba bersikap biasa karena tak mau membuat Papi nya curiga tetapi sudah terlambat Tommy sudah mengetahui bahwa Maura menyembunyikan sesuatu dan ia akan mencari tahu itu semua nanti.

"Mungkin teman Papi dulu tetapi dia tidak ingin Papi tahu bahwa dia yang membayarnya. Sekarang Papi tidak perlu banyak berpikir, pikirkan kesembuhan Papi saja." ujar Maura dan menuntut Papinya untuk segera beristirahat.

Besoknya seperti biasa Maura berangkat pagi pagi untuk bekerja di rumah Arka dan lagi lagi ia harus berbohong kepada Papi dan Maminya dengan alasan ingin mencari pekerjaan meski tidak membawa surat lamaran. Setelah pamit Maura segera bergegas menaiki Busnya dan tak berapa lama akhirnya Maura sampai di rumah Arka. Hedi langsung membukakan gerbang untuk Maura lalu ia segera masuk ke dalam rumah untuk menyiram tanaman yang cukup banyak.

Maura heran kenapa Arka menanam tanaman, apakah dia penyuka tanaman? Tetapi saat bersekolah dulu ia tidak melihat tanda tanda Arka suka kepada tanaman. Maura pun menggelengkan kepala nya lalu mulai menyiram tanaman dengan semangat sebab sampai tak terasa ia sudah menyiram seluruh tanaman yang membuat Maura mulai menyukai tanaman di sini karena begitu cantik membuat Maura betah hanya dengan melihat semua tanaman dan bunga bunga disini.

Setelah selesai Maura bingung harus melakukan apa sebab kemarin ia sudah membersihkan seluruh rumah sampai ia melupakan makan siangnya. Maura pun memutuskan untuk duduk seraya melemaskan otot otot tubuhnya karena ia juga sudah lama tidak berolahraga atau sekedar peregangan di tapi hari. Sedangkan di kantor Arka melihat apa yang Maura lakukan sejak tadi karena entah kenapa Arka penasaran apa yang Maura kerjaan di rumahnya itu.

"Kejutan." Aline membuka pintu seraya membawa makanan yang tadi ia beli sebelum datang kesini. Arka yang melihat Aline datang terkejut dan segera menutup Laptopnya karena tak ingin Aline tahu bahwa ia sedang mengamati Maura yang bekerja di rumahnya. Arka tersenyum lalu berdiri mendekati Aline yang duduk di sofa, ia melihat Aline membawa makanan kesukaan nya dan Arka pun berterima kasih lalu mereka makan bersama sama dengan ke senyuman di kedua nya.

Setelah selesai makan Aline pun pamit pergi dari kantor karena ia ingin berbelanja tetapi di saat ingin ia menaiki Liftnya tiba tiba saja Tiara yang mencegatnya dan mengajaknya berbincang sebentar. Aline pun menyanggupinya lalu mereka memutuskan untuk berbincang di restoran dekat kantor. Sesampainya di sana Aline langsung bertanya apa yang ingin Tiara katakan lalu Tiara pun mengatakan apa yang ingin ia sampaikan.

Yang TerdalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang