SARANGHAE#2

14 5 0
                                    

"Aku adalah orang yang akan memberikanmu kebahagiaan"

Tsania mengernyitkan dahi.

"Aku tak percaya pada omong kosongmu. Dan menjauhlah dariku Dukun" Ucap Tsania memberi penekanan padanya.

"Hahahaha kau tak akan bisa lari dariku" tawa remeh yang amat sangat memuakkan.

"Aku tau, makanya kau saja yang menjauh"

"Kalau aku tidak mau?" Bola mata lelaki itu menatap remeh Tsania dan dagu sedikit terangkat.

"Apa? Kalau begitu kau diam saja disini."

"Baiklah. Lagipula kita akan bertemu lagi."

Lelaki itu mengernyitkan dahinya heran kenapa Tsania yang tak kunjung pergi darinya. Tsania hanya diam memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi jika ia pergi. Pasti fenomena seperti ini akan terjadi lagi, berdebat berkepanjangan dan tak luput pula egonya yang tak mau kalah.
Lelaki itu diam menunggu Tsania membuka suara, menunggu kata demi kata yang akan terukir dibibirnya.

"Katakan apa maumu?" Ucap Tsania tegas tak ingin lagi berbasa-basi.

"Bukan aku yang menginginkannya lebih tepatnya kau yang menginginkanku"

"Sudahilah omong kosong mu itu, cepat jawab aku DUKUN"

"Bukankah kau menginginkan kabar baik malam ini?"

Kabar baik? Dari mana dia tau doaku? Ah benar tadi dia bilang, dia bisa mendengar pikiran seseorang.

"Itu tidak ada hubungannya denganmu"

"Tentu saja ada. Karna aku adalah kebaikan itu sendiri" ucapnya sambil tersenyum puas.

"Kebaikan? Kau itu petaka. PETAKA" Ucap Tsania marah. Dari tadi dia selalu bertele-tele dengan ucapannya.

"Oh ya? Aku bisa mengabulkan permintaanmu."
"Apapun itu" Ucapnya dengan percaya diri.

"Aku tidak butuh pertolonganmu" Tsania menolaknya mentah-mentah. Tsania melangkahkan kakinya meninggalkan lelaki aneh itu dengan langkah terburu-buru. Jalanan sedang sepi dan gelap, tak lama lagi ia akan sampai di kostan. Tak perlu lagi menghadapi Dukun palsu ini.

Yang seharusnya suasana menjadi horor dikala berjalan sendiri dalam sepi dan ditengah kegelapan. Tidak sedikitpun terasa kini. Karna lelaki ini mengikuti Tsania diam-diam. Yah karna bisa dibilang Tsania punya intuisi dan insting yang kuat.

Sesampainya di pintu kostan Tsania menoleh kebelakang ternyata dia sudah tidak ada lagi. Syukurlah ternyata dia sudah lelah mengikuti. Baguslah kalau begitu. Tubuh Tsania sudah cukup  lelah, rasanya sangat mengantuk. Ia memasuki kamar dengan bersyukur karna sudah pulang dengan selamat. 

'Sebelum tidur harus mandi' monolog Tsania dalam hati. Kakinya melangkah menuju kamar mandi. Tubuh lunglai ini membutuhkan kesegaran.

"AAAAAAHHH HANTU." Pekik Tsania setelah membuka tirai untuk mandi ternyata ada seseorang dibaliknya.

Waaah dia bahkan mau mengintip saat mandi.

"Hai" ucapnya seraya tersenyum simpul.

"Apa yang kau lakukan disini dukun mesum?" spontan gadis itu menutupi bagian privat tubuhnya, walau ia masih mengenakan baju.

Tsania menyeret kasar jubah hitam besarnya itu keluar. Kesal-marah sudah sampai di ubun-ubun. Dukun sialan seenaknya menggunakan sihir. Setelah keluar Tsania menghempaskan lengan bajunya kasar.

"Bagaimana bisa kau disini?" Amarah Tsania tak tertahankan lagi. Rasanya ia ingin melayangkan pisau sekarang.

"Aku mengikutimu"

Who Are You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang