SARANGHAE#3

5 1 1
                                    

Gaiss aku mohon maaf sebesar-besarnya karena aku telat update maaf banget gais. Kuota internet aku habisss and ini baru bisa main sosmed lagi huhu, im so sorry.

Happy reading....

********

"Kita lihat saja apakah kau akan memanggil ku atau tidak"

Kalimat itu terus terngiang-ngiang ditelinga Tsania. Huh siapa juga yang akan memanggilnya tidak ada penting-penting nya. Kenapa dia sangat percaya diri, kita bahkan tidak saling mengenal. Tentu saja penipu punya rasa percaya diri diatas rata-rata.

Tsania tengah berbaring diatas ranjang seraya memikirkan rencana apa yang harus ku lakukan esok hari. Tentu saja mencari kerja sampingan. Apa aku harus menjual diri? Yatuhan apa yang kupikirkan aku bukanlah wanita rendahan seperti itu, semiskin-miskinnya aku tidak akan pernah mau menjual harga diriku.

Tsania membuka ponsel melihat notifikasi yang masuk. Ya tidak berapa yang mengirim pesan tentu saja karna Tsania tidak punya banyak teman.

Satu pesan teratas Tsania buka dari adikku.

From: Adik
"Kak ibu sudah kerumah sakit. Kata dokter itu karena masuk angin, istirahat yang cukup dan minum obat rutin mudah-mudahan bisa sembuh."

"Makasi kak uangnya, kakak baik-baik ya disana. aku dan ibu akan selalu mendoakan kakak"

Tsania membaca pesan dari adik terharu sekaligus sedih. Mereka punya banyak harapan kepadaku. Sedangkan aku masih seperti ini saja.

To: Adik
"Baiklah, kau jaga ibu baik-baik. Jangan main ponsel saja bantu ibu. Ibu sudah tua sering sakit."

Tsania menutup pesan hanya membalas pesan dari adik. Kenapa Tsania tidak membalas pesan lagi? Karna tidak ada.

Tsania membuka email dan melihat notifikasi yang masuk, dan tidak ada. Hal yang Tsania nanti tidak ada. Pemberitahuan tes wawancara atau dinyatakannya bahwa Tsania diterima di sebuah instansi. Mungkin saat ini bukan rezeki untuk Tsania. Aku mematikan ponsel meletakkannya di nakas. Lelah akan hari ini.

🌹🌹🌹

Matahari menampakkan dirinya dengan sangat indah. Beberapa orang menantinya dan menikmati keindahannya. Tapi pagi nan indah benar-benar terasa suram bagi Tsania.  Tsania berangkat keluar rumah dengan langkah kaki semangat, tidak ada kata putus asa dalam hidupnya.

Tsania memasuki sebuah cafe yang pelanggan nya lumayan ramai. Cafe indah dengan suasana damai. Tsania berjalan seraya tersenyum samar menarik napas dalam lalu menghembuskan guna menenangkan dirinya.

Brukk

Tsania menabrak seorang lelaki berjas hitam, lelaki bertubuh tinggi berbadan tegap dan berwajah tampan. Siapapun yang melihat leleki ini pasti akan terpesona dengan keindahan parasnya. Tsania terkejut saat melihat lelaki yang dihadapannya merupakan lelaki yang membuatkan muak bukan main.

"Hai" Sapa lelaki itu seraya tersenyum ramah, seolah sudah saling mengenal.

"Kau— Dukun penipu" Tsania menunjuk lelaki itu spontan.

"Eeey dukun? Aku bukan dukun nona, bukankah aku sudah menjelaskan kepadamu siapa aku?"

"Aku tidak punya urusan dengan mu dan juga maafkan aku. Aku pergi." Tsania melewatinya begitu saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Who Are You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang