Satu bulan lebih berada di rumah sakit, akhirnya Jane pulang ke rumah.
Jahitannya sudah dilepas. Dan Sang Suami langsung menghilangkan bekasnya, membuat perut rata itu kembali seperti sedia kala.
Mereka mendorong dua kereta bayi.
Satu kereta berisi satu bayi, dan kereta yang lainnya berisi dua bayi.
Sementara dua bayi yang lain berada di gendongan Sang Papa.
Sampai di halaman, pasangan suami-istri itu dikagetkan oleh acara penyambutan kecil dari Lalisa, Park, Abaddon, dan yang lainnya.
"Welcome home.....!" Mereka berseru kompak.
"Waaaah ramai sekali..."
"Aaaaaa bayi-bayi lucu.... Bolehkah aku membantu menggendongnya?" Tanya Park dengan mata berbinar.
"Oh tentu."
"Aku juga aku juga."
Lalisa mengambil satu bayi dari kereta dorong itu, sementara Park menerima bayi perempuan dari tangan V.
"Dasar perempuan." Ucap Azazel.
Kedua wanita itu sudah menjauh membawa bayi-bayi lucu sambil menghiburnya.
V meletakkan bayi perempuannya di kereta, lalu mendorongnya lembut memasuki rumah.
"Kekasihmu itu sudah siap menjadi ibu, Azazel."
"Ya, aku pun sudah siap Tuan."
Jane terpengarah. "Benarkah? Wah, akhirnya..."
"Kita nantikan saja bayi dari Azazel."
"Dan aku." Celetuk Legion. "Kupikir Lalisa sudah siap."
"Kalian harus menyusul kami." Ucap Jane.
"Tentu saja."
Mereka semua menuju ke ruang tengah.
Jane merebahkan ketiga bayinya di sofa, sementara dua bayi lainnya masih berada di gendongan Lalisa dan Park.
Ia mengeluarkan lima gelang emas dengan sebuah nama yang berbeda-beda di masing-masing gelang itu.
"Apa itu?" Tanya Legion.
"Identitas." V yang menjawab, membuat mereka semua ternganga penuh rasa ingin tahu.
"Kenalkan. Siapa saja namanya. Aku penasaran." Ucap Dagon.
Dengan senyum merekah, Jane memasangkan gelang pertama ke salah satu bayi laki-lakinya.
"Ini dia. Laki-laki pemilik bola mata angkasa seperti Papanya. Namanya Mikhael, pemimpin dan pembawa kebaikan."
Semuanya berseru.
"Waaaaah nama yang indah."
Jane memasangkan gelang kedua ke tangan kanan bayi lelaki lainnya.
"Yang ini, pemilik mata abu-abu. Namanya, Damien, anak yang patuh."
Semuanya mendengarkan dengan baik-baik, berusaha mengingatnya.
Selanjutnya, wanita itu memasangkan gelang emas ke tangan kanan bayi perempuannya.
"Yang ini, pemilik bola mata berwarna ungu gelap yang cantik. Namanya Irene, pembawa kedamaian."
"Dia sangat cantik." Gumam Dagon. "Memiliki mata yang cantik."
"Kurasa dia perpaduan antara Tuan dan Nuna." Ucap Azazel, yang langsung dijawab anggukan setuju oleh yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCIFER
عاطفية[ T A M A T ] Seorang gadis manis telah menjadi penyebab utama Lucifer mengubah rencana awalnya untuk menghancurkan dunia. Lucifer, Sang Bintang Fajar, yang selalu menyombongkan dirinya, untuk pertama kalinya jatuh bersujud di kaki seorang manusia...