6. another sacrifice

403 31 0
                                    

Beberapa bulan kemudian, perut Diluc membesar. Namun Diluc tidak mau ke bidan lagi. Dia ingin di rumah saja sambil belajar mandiri untuk masuk universitas. Seperti yang dikatakan Kaeya, dia tak mau lagi merepotkan.

"Mama rajin sekali" Anaknya melihat dari jauh.

"Jangan diganggu ya. Mama lagi fokus... " Bisik papa Caelus. Namun Kaeya justru yang mengganggu Diluc. Dia terkadang mencari perhatian saat Diluc belajar.

"Di... Am" Diluc membentak Kaeya, namun Kaeya malah memeluknya. Tangannya meraba perut Diluc dan dia merasakan sesuatu. Sentuhan kecil.

"Sayang!! Bayinya gerak!! " Kaeya senang dia mengelus elus perut milik Diluc lagi.

"Ih papa!! Caelus juga mau rasain!! " Caelus menghampiri mamanya yang sedang belajar itu.

Namun mamanya memberikan tatapan sinis, dan Caelus jadi takut.

"Ma-mama seram!! " Caelus berlari menjauh.

"Pa, aku perut nya sakit nih" Diluc mendorong Kaeya jauh, lalu melanjutkan kegiatan belajarnya.

Setelah belajar, Diluc merasa lapar, namun dia tidak ingin makanan berat. Dia ingin sesuatu yang enak untuk diminum.

"Ayah boleh aku minum wine?" Tanya Diluc.

"Bayimu keracunan nanti. Ayah buatkan jus saja. Rasanya sama"

Diluc menunggu dengan sabar. Di sampingnya, Caelus mendekat penasaran dengan perut nya. Diluc yakin Caelus ingin meraba perut nya juga. Namun saat mendekat, dia takut melihat Diluc.

"Kemari Caelus... Adikmu Mau sentuhan kakak nya" Panggil Diluc secara halus. 

Caelus kembali Dan berlari kecil untuk menghampiri mamanya, dia duduk Dan mendekat. Diluc memegang tangan milik Caelus Dan mengarah kan telapak tangan itu di atas perut nya.

"Ma! Adiknya" Caelus merasakan gerakan kecil disana. Mamanya tersenyum senang. Setelah itu mereka minum jus yang disediakan Tuan Crepus.

"Terimakasih.. Ayah" Jawab Diluc

"Kakek... Panggil aku kakek Diluc, Aku Sudah punya cucu" Tuan Crepus menegur Diluc yang masih belum terbiasa.

Beberapa bulan kemudian, Diluc dihujani kebahagiaan, dia diterima di salah satu universitas. Namun dia termasuk yang lumayan tua untuk kuliah. Teman sekelasnya adalah barnet dan razor.

"Wah.. Perut nya besar.. Seperti yang dikatakan mas Kaeya.. " Barnett memperhatikan Diluc di seberangnya. Dia masih enak meminum jus Dan tidak peduli sekitarnya.

"Omega hamil... Omega hamil... " Orang-orang mencibirnya.

Setelah selesai kelas, Diluc akan pulang menggunakan Mobil nya sendiri. Ya, dia Sudah bisa menyetir. Dia ingin cepat pulang, bertemu anaknya. Namun sebelum sampai parkiran, dia bertemu teman kelas nya lagi.

"Mas, boleh nebeng ga? " Tanya barnett.

"Ssh! Kau itu! "

Diluc mengangguk, dia tak masalah dengan siapapun yang masuk ke Mobil nya.

"Mas Diluc. Dulu si Mas Kaeya tuh pas masih training di kepolisian sering ngajarin ekskul juga tau" Barnett memulai pembicaraan.

"Ekskul? "

"Ekskul pedang... Tidak Ada yang Mau melatih Barnett... Karena Barnett membawa malapetaka... Tapi Kaeya Mau... " Jawab razor setengah-setengah.

"Ohh... Aku tak tahu..." Jawab Diluc.

"Kami turun disini saja, itu kos kami... "

Setelah selesai mengantar, Diluc pulang. Anaknya di dapur menyiapkan makan malam dengan ayahnya. Dia menggunakan apron dan menaburkan bumbu.

Kaeluc TRAUMA Modern au IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang