3. mama

468 50 7
                                    

Diluc musih belum sadar ketika tuan Crepus menghampiri nya. Beruntung peluru itu tidak mengenai bagian vital, namun tetap saja itu menyakitkan. Caelus galau dan menatap kakeknya yang daritadi menjaga mamanya.

"Kakek, mama pasti bangun kan?"tanya Caelus.

"Tentu saja" Jawab kakeknya.

Tidak lama kemudian Kaeya datang, dia cidera di tangan, namun tidak parah. Dia menghampiri Diluc yang sedang diberikan transfusi sembari diinfus.

"Dia hidup?" Tanya Kaeya.

Tuan Crepus mengangguk, Kaeya tak habis pikir. Delapan tahun Diluc tiada, dimana dia sebenarnya? Namun, yang dilihatnya Diluc tidak sehat sekarang. Bukan karena luka tembak, namun Ada yang lain. Badannya lebih kurus Dari yang dulu, seakan nutrisinya tidak teratur.

Kaeya hendak keluar dan menyuruh dokter memeriksa kesehatan Diluc lagi, tapi tangannya ditahan.

"Jangan... Pergi" Ujar Diluc perlahan. Dia masih belum membuka matanya.

Kaeya menggenggam tangannya kembali. Mengelus kepalanya pelan. Sampai akhirnya dia tertidur di sebelahnya. Diluc membuka matanya saat Kaeya tertidur. Dia mencabut kedua infus yang tersambung padanya. Lalu beranjak, namun Kaeya menahannya.

"Kau mau kemana?"

Tanya Kaeya dingin sambil mempelototi Diluc.

"Kalau aku disini, kalian dalam bahaya."

"Kalau kami kena bahaya, bukankah kau...Sama?"

"Selama ini aku disana, menjadi objek percobaan demi keselamatan kalian. Kalau aku pergi ini sia sia!! "

"Diluc tenang ... Ceritakan semua pada ayah" Ucap tuan Ragnvindr.

Diluc matanya berkaca-kaca, dia memegang tangan ayahnya yang sudah keriput. Mereka tersenyum bersama, dan Kaeya meninggalkan mereka berdua yang ingin melepas rindu. Dia menggandeng anaknya dan pergi menemui dokter. Dia ingin medical check up lebih lanjut.

"Caelus... Itu anakmu? " Tanya ayahnya. Dia hanya mengangguk perlahan.

"Saat itu kudengar mereka memaksaku untuk melakukan ikatan dengan alpha, untuk memastikan omega resistance sepertiku bisa hamil atau tidak. Aku akhirnya memutuskan untuk hamil sebelum mereka memperkosaku. Setelah bertemu Kaeya aku bersembunyi 9 bulan"

"Diluc, kau kelihatan kurus"

"Ya.. Mungkin aku memakan makanan tidak layak... Pilihanku hanya dua. Memakan makanan itu atau kelaparan. Jika aku tidak lapar aku takkan memakannya."

"Baiklah kau makan saja dulu. Ayah Belikan burger favoritmu? "

Diluc menggeleng dan menatap ke luar jendela. Setelah itu mengamati kamarnya. Meski kamar RS, ini cukup Luas. Bahkan terdapat meja Dan sofa disana. Pasti ayah nya memberi kamar vvip.

"Caelus, Kaeya, dan anda dalam bahaya. Aku tak bisa tenang. Aku harus menyerahkan diri pada teroris itu" Diluc khawatir, namun ayah nya memeluk Diluc erat.

"Ayah takkan membiarkanmu pergi. Kau juga harus disini"

Beberapa menit mereka lewati dengan berbincang, setelah itu Kaeya datang membawakan burger daging kesukaannya bersama dokter. Sebelum makan, dokter mengecek kesehatannya. Dokter itu melihat luka di tangan Diluc bekas infus yang dicabutnya.

"Dia kurang nutrisi. Untuk sekarang aku hanya menyarankan agar dia banyak istirahat Dan makan yang cukup"

"Baik dok, makasih" Jawab Kaeya dan ayah nya bersama. Dibelakang Kaeya muncul Caelus yang menampakkan wajah khawatir juga.

Kaeluc TRAUMA Modern au IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang