10. prank

211 27 2
                                    

"Diluc, kamu gapapa?" Tanya Kaeya. Diluc bangun, mereka di ruang VIP, biasa lah orang kaya gitu. Tapi di RS, di sampingnya Caelus sedang menerima transfusi darah.

"Kamu pingsan setelah lihat mayat, kau pikir itu mayatku?" Tanya Kaeya.

Kaeya langsung mendapatkan tamparan keras. Diluc hampir menangis lagi, namun ketika kekhawatirannya dari Kaeya punah, dia khawatir akan Caelus.

"Caelus bagaimana?" Diluc masih panik.

"Tenang saja, Albedo sedang mengamankan beberapa sample yang kita temukan di lab itu, mungkin Ada yang cocok dengan Caelus. Dia di Bantu Alkemis lain untuk menguraikannya"

"Lalu mayat itu...?"

"Itu.... Orang kecelakaan yang kami tolong di jalan"

"Es... Kompres Caelus... Meleleh"

"Nah, tadi saat masuk markas Ada banyak jebakan, aku harus menebalkan pelindungku. Jadi aku butuh kekuatan vision lebih, makanya es itu cair mendadak"

"Kau terluka?" Tanya Diluc sambil memegangi tangan Kaeya.

"Tidak... Hehe"

Senyum Kaeya menenangkan Diluc. Bukan Kaeya yang terluka, dia baik-baik saja. Mereka baik-baik saja. Kaeya memperhatikan Ada hasil foto usg juga di meja, apakah itu artinya...

"Kau hamil?" Tanya Kaeya.

"Uhm..."

"Baik, kau makan dulu"

"Tidak... Aku mau makan jika Caelus bangun... "

"Luc, ayah baru pulang untuk merawat Melissa. Aku tak ingin Ada pasien baru disini."

Diluc menggembungkan pipinya merajuk. Lalu dia melihat foto usg miliknya lagi.

"Anaknya kembar"

"Ya... Aku senang sekali"

"Uhuk... " Caelus batuk batuk lagi, namun kini tidak terlalu parah, dia tersenyum karena mendengar bahwa papanya baik-baik saja.

"Caelus... Kamu makan dulu ya?" Ajak Diluc. Caelus menggeleng, dia sedang tidak selera untuk makan, apalagi badannya terasa dingin.

"Ma... Boleh peluk?" Pintanya.

Diluc langsung memeluk Caelus Dan mengelusnya. Membiarkan Caelus mencium harum omeganya, gelisah.

"Kalau bayinya lahir... Nanti aku ga bisa manja lagi" Bisik Caelus.

Dia memang telah tumbuh dewasa, tapi dia masih butuh kasih sayang keduanya. Saat Disana Diluc memeluk nya ketika awal bertemu. Wangi papanya, Dan juga suara mama nya.

"Papa... Kalau aku mati, jagain mama ya?"

"Kau gaakan mati... Ga!!" Kaeya mengingat mimpi buruknya beberapa tahun lalu.

"Mama... Maafin aku ya... Aku pernah nusuk mama..." Bisik Caelus.

"Nak, aku Sudah tidak mengingatnya... Aku juga Sudah memaafkanmu" Diluc mendekat pada Caelus. Namun dia merasa aneh, Kaeya mengeluarkan pheromone nya Dan itu memancing Diluc untuk mengeluarkan pheromone Milik nya juga.

Pheromone cinta antara mereka tercampur di udara dan terhirup oleh Caelus. Caelus makin manja dalam pelukan ayah nya.

"Kae... " Diluc berbisik.

"Demamnya Sudah turun... " Kaeya tersenyum.

Diluc masih kurang mengerti, keadaan Caelus membaik tiba-tiba. Sepertinya Kaeya tau, bukan obat yang membuatnya begitu, tapi pheromone Diluc dan Kaeya yang bercampur.

Kaeluc TRAUMA Modern au IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang