A.Z | Kesabaran

11 2 4
                                    

APA si kehebatan seorang Ardalan Nizama ?. Cuma menang ta'at sama yang maha Kuasa doang, kan?. hih, menurut Zachira, Ardalan tuh hebat banget. Selain Ta'at akan agama. Ardalan juga memiliki paras tampan, baik, sopan dan juga Mapan. Sudah menjadi rahasia umum jika seorang Zachira menyukai Ardalan.

Sudah banyak sekali cara yang Zachira gunakan untuk mendekati Ardalan. Namun semua sia-sia.

Ya.. Pada dasarnya, Ardalan memang sesusah itu untuk di gapai.

"DOR!" Zachira terperanjat. Terkejut ketika seorang gadis menepuk pundaknya sedikit keras.

"Anak anjing. Kaget gua, setan. Ngapain si?" Gadis berambut pendek itu berdecak. Mendudukan dirinya di samping Zachira.

"Galak banget Mba nya. Jangan galak-galak atuh, abdi takut nih. " Zachira mendelik. Menatap lurus kedepan dengan pandangan kosong.

"Yee gua tau nih. Pasti lu lagi mikirin Cara buat deketin si Ta'at, kan?.. Ngaku dah, " Tutur gadis itu.

"Cukup deh, Sya. Gua pengen fokus bisa gak?" Gadis bernama Tasya itu berdehem malas. Sunggu kegabutan yang Hqq. Melamun di tengah kantin yang tengah ramai, membuat mereka terlihat seperti orang gila.

"gila ya, Si Ta'at susah banget buat di dapetin. Tadinya.. Tadinya nih ya.. Tadinyaaaa, Jangan di ambil hati, Ra. Ini tadinya doang. Tadinya, gua pengen bersaing sama lu. Eh pas liat perjuangan lu ke dia. Ngga deh, makasih." Zachira terkekeh. Menghela nafas gusar setelahnya. Ya, Ardalan memang susah berada di genggamannya.

"Panjang umur!.. Itu si Ta'at, Ra. Ayo kita samperin, " benar saja. Ada ardalan disana. Dengan gesit, Zachira menghampiri Ardalan. Menyapa pemuda itu dengan senyum menawan.

"Met siang, Alann. Lagi apa?" Tasya bergidik geli mendengar pertanyaan Zachira yang tidak berfaedah.

Ardalan membalas sapaan Zachira. Tersenyum ramah lalu menjawab,

"Selamat siang juga, Chira. Ini lagi nunggu bu Ijah bikinin baso, " Zachira ber-Oh ria. Tasya mengibaskan tangannya dengan kencang, pesona Ardalan memang tak mampu di tolak.

"Kalian berdua, ngapain?.. Mau makan juga?" tanya Ardalan. Zachira mengangguk sementara Tasya menggeleng, membuat Ardalan menyerngit bingung.

"Haha. Jadinya gimana nih?" Tasya dan Zachira saling melempar pandangan. Saat zachira ingin menjawab, Pesanan Ardalan sudah selesai.

"Maaf ya, Gua duluan.. Assalamu'alaikum, " setelah Ardalan sudah tak nampak dalam pandangan nya lagi, Zachira teriak histeris.

"AAAAA! DEMI APAPUN DIA IDAMAN PARAH!" Tasya menutup telinganya dengan kedua telapak tangan. Suara Zachira lumayan nyaring, Mampu membuat seisi kantin berdecak kagum.

"Berisik, Kutiledon!. Lu pikir ini kantin punya nenek moyang lu, hah?.." Zachira tidak memperdulikan ucapan Tasya. Gadis nakal itu berlari menuju kelas dengan langkah angkuh, membuat Tasya menggelengkan kepalanya.

"Temen lu gila ya, Sya?!"

"BACOT"



°°


Zachira terus menatap Ardalan tanpa mendengarkan Guru di depannya. Sebenarnya Ardalan tau Zachira nemperhatikannya. Ia risih, Tak bisa fokus namun ia harus Membiarkan hal itu terjadi.

"Zachira! " Gadis itu menoleh dengan malas. Menatap Guru killer itu dengan alis terangkat.

"Tolong jelaskan Rumus yang ibu Beri tadi! " Zachira berdecak lalu bangkit dari Tempat duduknya. Berjalan keluar dengan santai, Membuat teman-temannya Menepuk tangan riuh.

"DIAM!" Kelas menjadi hening. Semua memperhatikan sang guru dengan wajah datar.

"Apa kalian fikir yang di lakukan Zachira itu adalah hal yang benar?!.. IYA?!" Ardalan mendesah lelah. Zachira suka sekali membuat masalah. Sudah hampir setiap hari gadis itu membuat masalah yang akhirnya akan selesai dengan Uang.

"Bu, " Ardalan mengangkat tangannya, membuat seluruh atensi tertuju padanya.

"Ya? "

"Saya izin ke UKS sebentar. Kepala saya pusing, " Guru perempuan itu mengangguk. Memperbolehkan Ardalan pergi untuk pertama kalinya dan di harapkan Untuk terakhir kalinya.




°°



"Halo, Ar. Kok Kamu tumben keluar kelas," Tanya Zachira sudah di depan Ardalan. Pemuda itu menghela nafas malas. Zachira memang harus di jauhi. Gadis itu membawa pengaruh buruk.

"Iya. Gua pusing tadi.. Mau ke UKS assalamu'alaikum, " Zachira mengangguk. Lalu tersadar akan sesuatu.

"LAN, KAMU SAKIT?.. SAKIT APA?.. BILANG SAMA AKU!" Ardalan menghentikan langkah nya ketika Zachira menghalangi jalan.

"Gua gapapa Kok. Cuma pusing sedikit." Zachira terbelalak. Ingin menarik tangan Ardalan namun pemuda itu langsung menghindar.

"Maaf. T-tapi ayo Ak-u anter?" Tutur Zachira sedikit gelagapan. Ardalan tersenyum lalu menggeleng.

"Gak usah. Gua bisa jalan sendiri kok. Lo urus diri lo sendiri aja dulu.. Nanti lo di omelin guru, " Ada rasa senang juga sedih ketika Ardalan mengatakan hal itu. Senang karna Ardalan perhatian. Sedih karna Ardalan tidak ingin di antar olehnya.

"Yaudah. Hati-Hati ya.. Nanti nyampe UKS langsung tidur aja. Aku bisa kabarin guru kalo kamu Absen, " Ardalan mengangguk masih dengan senyum manis di bibirnya.

"Makasih. Assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam," Untuk pertama kalinya, Zachira menjawab salam Ardalan membuat pemuda itu tersenyum tipis di buatnya.

"Semangat, Za. Lu pasti bisa.."







°°°

Haloo.. Aku ga mau pidato panjang-Panjang.. Gimana kalian aja. See ya-!

A.Z | ARDALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang