"Bangun dong, Za. Ibu mau masak abis ini.. Masa kamu gak bangun-bangun, " Zachira melenguh. Membalik tubuhnya lalu menarik selimut sebatas leher.
"Zachiraaa, "
"Ah, Ibu. Zachira ngantuk. Lima menit lagi ya, Plis. " Wanita paruh baya itu mendengus malas. Menepuk pantat Zachira dengan sedikit keras.
"Bangun, Za. Kamu telat nanti. Apa kamu mau Ibu bilangin Mama? Biar Mama yang bangunin kamu?" Setelah mendengar hal itu, Zachira langsung bangun. Menatap wanita paruh baya itu dengan Wajah merajuk.
"Ibu Jahat! " setelah mengatakan hal itu, Zachira langsung berlari ke kamar mandi.
"Lucu banget si," Ibu ratu namanya. Wanita itu adalah ART di rumahnya, Zachira sudah menganggap Ratu seperti ibunya sendiri. Ibu kandung Zachira ada namun Zachira tidak pernah menganggapnya. Zachira membenci Sang ibu.
°°
"Pagi, Sayang.. Kamu mau sekolah?" Tanya sang ibu kandung, sarah. Zachira mendelik. Berbalik menatap Ratu dengan wajah sumringah.
"Bu, Cira berangkat dulu ya. Bye bye," Tidak lupa, Zachira juga mengecup pipi Ratu lalu berjalan melewati Sarah yang mematung dengan dada yang terasa sesak.
"Hiks.. " Ratu melangkah mendekati Sarah dengan wajah panik.
"Ibu gapapa, Bu? " Sarah menangis di pundak Ratu. Membuat Ratu ikut merasakan sakit yang di rasakan Sarah.
"Zachira.. Hiks.. Zachira Benci sama saya, Tu. Saya.. Hiks.. Saya Bukan ibu yang baik buat Zachira,.. Saya buruk,"
°°
Zachira menghela nafas jengah. Menunggu adalah hal paling menyebalkan di dunia. Lagian, kenapa Tasya menyuruhnya menunggu di tempat seperti ini?
"Buset. Lama banget nih orang.. Heran. Ngapain si tuh anak?" monolog Zachira. Kalau menurut perkiraan Zachira, ia sudah menunggu Gadis itu selama 3 abad. Ya, ini Terasa sangat lama.
"Ra, nunggu lama ya?" Zachira mendelik. Pertanyaan ter-tolol yang pernah ia dengar.
"Kaga nyampe lumutan kok gue. Baru jadi kerangka doang. Santai aja, " Tasya tersenyum canggung. Menggaruk tengkuknya dengan mata yang kabur.
"Kenapa si?. Lu nyuruh gua nunggu kaya gini buat apa?. Kalo gak ada yang penting, lu buang-buang waktu gua" Tasya mendesah gusar. Zachira ini sulit sekali di ajak kompromi. Pasti ada saja yang Membuat gadis itu terlihat menyebalkan.
"Santai dulu kenapa si?.. Gua baru naro pantat udah di introgasi," Zachira membuang mukanya. Taman belakang sekolah ini memang sepi. Bahkan, sedaritadi ia tak melihat ada orang berjalan.
"Jadi gini, Ra. Gua tuh mao minta bantuan lo, Boleh gak?" Zachira berdehem tanda setuju.
"gua suka Sama Louie.. Bantuin gua buat PDKT sama dia, ya.. plisss" Zachira terbelalak. Menatap Tasya dengan alis menyatu.
"Lu gila ya?!.. Louie kan penjahat kelamin! Ngga! Gua gak akan bantuin lo," Zachira hanya takut terjadi apa-apa dengan Tasya. Walaupun Taysa sedikit.. Gimana-gimana,Tapi gadis itu masih polos.
" Ck! Lu mahh. Plis lah. Louie gak sejahat itu kok. Buktinya dia ngasih coklat ke gue," Gila saja. Hanya di beri Coklat Tasya langsung ingin mendekati Louie? Zachira tak habis fikir.
" Gua bisa beliin lu 10 Coklat, sampe gigi lu bolong gak ada sisa.. Intinya, Kalo cuma Coklat gua juga bisa ngasih." Tasya menunduk. Membuat Zachira merasa bersalah.
"G-gue.. Hiks.. Suka sama Dia, Ra." Zachira menggaruk kepalanya kasar. Kenapa jadi bucin seperti ini sih? Aneh sekali.
"Y-yaudah deh. Udah jan nangis. Ayo ke kelas, Gua bantuin"
°°
Zachira menghela nafasnya. Menatap kearah Louie yang tengah fokus belajar. Cukup aneh melihat Louie yang begitu fokus dengan mata pelajaran, Tapi masa bodo! Dia hanya ingin membantu sahabatnya.
"Louie," Pemuda itu menoleh dengan alis terangkat. Zachira jadi bingung harus mulai darimana. Yang pasti, Zachira harus membuat mereka berdua di hukum.
"Lu udah denger Album barunya One direction belom?.. Kalo belom, Lu harus, wajib dan kudu banget denger lagu itu." Louie tampak menyerngit. Aduh, Pasti Louie menganggap pembicaraan ini tak penting dan memarahinya karna Buang-buang waktu, Seperti dirinya ketika di ganggu.
Tapi nyatanya Tidak. Louie nampak tertarik dengan pembicaraan itu.
"Serius lo, Za?.. Jangan boong Lo," Bersyukur Louie nampak termakan umpannya.
" Se-" Belum selesai Zachira bicara, Guru perempuan di depan sana sudah berteriak tegas. Sesuai rencana.
" kalian gak Denger apa yang ibu jelasin tadi?! HA?!" Louie menunduk, Sementara Zachira tampak menatap guru itu dengan datar.
" Gak denger, bu. Terus gimana dong?" Louie mendongak. Menatap Zachira dengan kagum, Sambil menahan tawa yang akan keluar.
"KALIAN BERDUA KELUAR DARI KELAS IBU. SEKARANG!!" Zachira menarik tangan Louie agar bisa segera keluar dari kelas yang pengap itu.
" Iya iya. Ini mao keluar. Bawel, Tar meninggoy gak ada yang nyelawat baru tau rasa. " Ardalan yang sedari tadi memperhatikan Tingkah Zachira hanya bisa menggeleng tak percaya. Astagfirullah. Zachira memang sulit di percaya.
"Xyne, Xyne,"
°°
Kini, Zachira dan Louie berada di kantin sekolah. Zachira nampak gelisah sementara Louie nampak bingung.
" Sahabat gue, Tasya anindiana suka sama lo Louie Ranzxyvick. Gue cuma sampein amanah dari dia. Lo kasih dia coklat, Dia baper.. Terus suka sama Lo. Lo fikir-fikir dulu aja, Jangan di jawab langsung. Gua tau lo kaget, Jadi tolong fikirin. Jangan langsung nolak Jangan langsung terima juga. Gue gak mau Sahabat gue sakit hati karna di tolak dan Sakit hati karna lo nerima dia cuma terpaksa," Louie nampak diam mematung, Menatap Zachira dengan pandangan kosong.
" Heh!. Lu santai-santai aja dulu..Tasya gak minta jawabannya sekarang Kok. Santai bro," Louie tersenyum canggung. Mengedarkan pandangannya seakan menghindari Zachira.
" Lu mao makan apaan? Biar gua traktir. Sebagai permintaan maaf karna di hukum, " Louie mengangguk masih dengan senyum canggungnya. Zachira jadi merasa tak enak. Bagaimana jika Louie memanfaatkan Tasya? Apa Louie bisa menjaga Tasya?
Zachira harus berusaha! Ini usahanya!
°°
Gak ada moment A-Z nya, Ra? Ga ada pliss😭 bukan karna ketinggalan. Cuma emang sengaja ga bikin mereka ga ketemu atau saling sapa dulu.. Mwehehe
See ya, Gurl!
KAMU SEDANG MEMBACA
A.Z | ARDALAN
Roman d'amour[DILARANG KERAS MELAKUKAN PELAGIAT-!!] - Ardalan Nizama. Pemuda yang taat akan agama. Tak ingin melanggar segala peraturannya, atau larangan-Nya. Pemuda itu sebisa mungkin memantapkan dirinya pada yang maha Kuasa. Menaati segala perintahnya, Mengacu...