#Farassa2

41 2 0
                                    

"Kak!"
Panggilku pada sosok laki-laki di dalam kafetaria yang nampak fokus dengan laptopnya. Dia Bara. Seniorku di kampus. Dia adalah seorang pengurus BEM di kampusku.

Aku baru saja mengenalnya. Kurang lebih dua hari. Ya, dua hari lalu ia menyapaku di kafetaria ini saat aku sedang memesan makanan.
"Hai, Farassa" sapanya kala itu.
Aku pun membalas sapaannya dengan sedikit tersenyum. Walau sebenarnya, saat itu aku belum ingat pasti dia siapa. Maklum, ingatanku tentang nama orang cukup minim, hehe.

Singkat cerita, dia menghubungiku melalui pesan Whatsapp. Ingin meminjam jas lab katanya. Maka dari itu, disinilah aku. Di kafetaria kampus, menemui Kak Bara.

"Hai, Kak"
Kuletakkan paper bag berisi jas lab itu di atas meja, tepat di samping laptopnya yang menyala. Sepertinya dia sedang mengerjakan tugas.

"Hai. Anyway makasih ya,maaf banget jadi ngerepotin kamu."

"Ga apa-apa kok Kak, ga ngerepotin."

Ia lalu melihat ke arah jam di tangannya.
"Ngomong-ngomong kamu ga ada kelas?" tanyanya.

"Ada Kak. Ini baru aja selesai." jawabku.
Sebenarnya hari ini aku ada dua mata kuliah. Jam 7 pagi dan jam 10 pagi. Tapi dosen pada mata kuliah jam 10 nanti baru aja ngabarin kalau beliau tidak bisa hadir karena ada agenda lain.

"Kalau gitu kamu temenin aku aja disini gimana? Sekalian sarapan. Kamu pasti belum sarapan kan?" ajaknya.

"Yahh, maaf ya Kak. Aku ga bisa nemenin Kakak. Soalnya aku udah janjian mau masak plus makan bareng di kosan temen aku." jawabku.

"Yaudah kalau gitu, ga apa-apa kok."

Begitulah awal cerita kami di mulai. Oh ya, usut punya usut, ternyata dia mengenaliku karena melihatku saat aku menjadi salah satu panitia pada salah satu kegiatan di kampus.

"Aku pertama kali lihat kamu saat kamu jadi panitia Seminar. Waktu itu dipikiran aku cuma satu, kamu keren. Gaya kamu beda dari yang lain. Kamu keren dan manis di saat yang bersamaan. Aku suka senyum tipis kamu." katanya kala aku bertanya kapan pertama kali dia melihatku. Walaupun aku edikit bingung tentang bagaimana ia bisa tau namaku. Mungkin dari nametag yang kugunakan?

***

Kak Bara. Sosok yang beberapa tahun terakhir tidak pernah absen dalam hidupku. Mantan senior sekaligus teman dekatku. Ya, hanya sebatas teman dekat.

Hari ini, ia mencoba mengajakku menikah, lagi. Ya, ini bukan ajakan pertamanya, tapi entah sudah ajakan ke berapa. Namun aku belum juga siap menerimanya.

"Kak, aku belum siap." ucapku.

"Kenapa?" tanyanya lirih.

"Kamu tau kan kalau aku-"

"Aku paham Sa. Aku paham kamu belum siap. Kamu belum siap menerimaku, karena kamu takut." potongnya.

"Sa, aku tau kamu punya banyak kekurangan, aku pun juga. Itulah sebabnya aku meminta kamu untuk mendampingi aku, untuk melengkapi semua kekuranganku, begitu pun sebaliknya."

Perlahan ia menggenggam tanganku.
"Sa, aku mungkin tidak bisa menjanjikan kalau semua akan selalu baik-baik saja. Tapi aku akan berusaha membuat semuanya menjadi baik. Aku akan berusaha membahagiakan kamu. Membahagiakan keluarga kecil kita nantinya. Aku mengerti rasa sakit kamu, ketakutan kamu. Tapi Sa, satu hal yang perlu kamu tau. Aku juga memiliki rasa takut. Aku takut kalau aku tidak bisa membantumu menghilangkan semua ketakutan kamu. Maka dari itu, beri aku kesempatan untuk berusaha membahagiakanmu, melengkapimu, hingga kamu bisa berdamai dengan segala ketakutanmu."

"Apa boleh aku peluk Kakak?" tanyaku.

Kak Bara merentangkan tangannya. Tanda menerima permintaanku. Perlahan aku memeluknya. Kurasakan usapan tangannya di kepalaku.

"Kak, maaf karena aku telah membuat kamu menunggu terlalu lama dan berjuang terlalu jauh. Kamu adalah orang yang sangat baik. Kamu juga berhak mendapatkan teman hidup yang baik. Jauh lebih baik daripada aku yang banyak cacatnya ini. Terlalu egois rasanya kalau aku harus menjebakmu untuk menghabiskan sisa usiamu denganku."

Usapannya perlahan melemah.
"Tapi Kak, kali ini aku ingin menjadi egois. Aku ingin menjadi si egois, yang menjebakmu dan membuatmu menghabiskan sisa usiamu bersamaku."

Aku mendongak, mencoba menatap matanya yang sedikit berkaca-kaca.
"Kak, ayuk kita menikah."

***

FarassaIlustrasi : Pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Farassa
Ilustrasi : Pinterest

PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang