Semangat, kan ya? Harus dong.
Jangan lupa tandain typo yaaa happy reading♡
Oh wait....sekalian nanti spam komen juga sama vote nya hehe^^
○○○
"Sudahkah anda mengeluh hari ini?" Suara Reivant langsung menyapa begitu Asha dan Noura memasuki kantin.
"Belum nih. Lo udah?" Asha balik bertanya pada Reivant yang dibalas gelengan. "Mau ngeluh, nggak?"
"Boleh juga. Udah lama nih nggak ngeluh soalnya hidup gue lancar jaya."
"Pesenin batagor," Ujar Asha diktator.
"Waras, lo? Kualat banget sama abang lo." Reivant menatap sinis pada Asha.
"Beda dua bulan doang nying. Udah sana pesenin. Tadi katanya mau ngeluh." Asha berlalu menjauhi Reivant.
"Duit." Suara Reivant tak lantas membuat gadis itu berhenti. "Setan," gumam Reivant saat tak mendapat tanggapan dari kembarannya itu.
Asha memilih tempat duduk di tengah kantin karena hanya itu yang kosong. Ia menaruh pantatnya setelah memastikan bahwa bangku yang akan ia duduki bersih. Terakhir kali Asha pergi ke kantin, ia tidak sengaja menduduki sambal yang tumpah di atas bangku. Memang kerjaan anak tuyul ada-ada saja. Untung ga pedes.
"Gimana sih caranya biar ga overthinking terus?" Noura bertanya sesaat setelah pantatnya menyentuh bangku kantin.
"Dengan tidak overthinking." Jawaban itu diiringi dengan senyuman mbak-mbak resepsionis ala Asha.
"Seriously I'm sick of my mind." Bahu Noura merosot, wajahnya terlihat seperti istri teraniaya yang biasa muncul di tv lele terbang.
"Don't think, so you won't overthinking. Ya nggak?" Asha merasa jadi orang paling pintar sedunia karena sudah memecahkan masalah tersulit umat manusia.
"Ga salah sih, tapi ga bener juga."
"Lo ga mau makan?" Tanya Asha.
"Makan lah. Udah laper banget."
"Trus kok nggak mesen?" Asha menatap heran pada gadis di hadapannya.
"Lah iya. Gue lupa ngomong sama Reivant." Gadis itu langsung mencari keberadaan Reivant. Ia berteriak begitu melihat Reivant yang kini sedang antri. "REI NITIP BATAGORNYA YA."
Bukan hanya Reivant, namun hampir seluruh isi kantin menatap Noura sekarang tapi gadis itu tampak tidak peduli. Matanya masih fokus pada Rei, menunggu tanggapannya. Ada jeda yang cukup lama sebelum Rei mengangguk dan menyatukan jari jempol dengan telunjuknya mengisyaratkan 'oke'
KAMU SEDANG MEMBACA
Serein : Absquatulate | Mark Lee
FanficDia, yang pergi tanpa pamit di hujan senja yang tenang. Mungkin kalian senang jika membayangkan punya 6 saudara laki-laki. Tapi, percayalah tak semuanya menyenangkan. Seperti Asha misalnya, dia tidak bisa bebas bepergian kemanapun yang ia mau sepert...