(Maapin editannya masih noob😭)
Kalian udah siap dengerin 3 pawang marah?
.
.
.
.
.
.
Say 'siap' dulu coba hehe
.
.
.
.
.
.
Doain Asha ya semoga dia berhasil memperjuangkan hak-hak kemanusiannya><
.
.
.
Here we go.....○○○
Asha duduk di hadapan tiga lelaki yang kini tampak galak itu. Mereka marah pada Asha yang pergi tanpa izin. Padahal Asha hanya hangout ke cafe. Ya, sebelumnya ke PIM dulu, sih. Lagian, Asha juga tidak akan berbohong jika mendapat izin dari abang-abangnya itu segampang membalikkan telapak tangan.
"Ini kita cuma bakal diem-dieman aja?" Bisik Asha pada Reivant yang duduk di sampingnya. Memang, sudah hampir 10 menit mereka duduk di sana, belum ada satupun yang bersuara. Hanya ada suara televisi yang menampilkan animasi frozen kesukaan Yoda. Hal itu membuat Asha semakin merasa terintimidasi.
"Mon maap nih, ya. Tapi, gue kan ga ngapa-ngapain. Kok ikutan kena getahnya, sih?" Reivant balas berbisik. Tadi ia sedang nge-game di kamar saat Tristan memanggilnya dan menyuruhnya duduk di samping Asha.
"Ehem." Dehaman dari Tristan membuat keduanya kembali diam. "So, kita mau diem-dieman aja di sini?"
'Lah, ya mana saya tahu. Anda ngomong, dong.' Batin Asha. Ia menggaruk hidungnya, kebiasaan Asha saat cemas atau saat merasa tidak nyaman.
"Kamu ga mau ngomong? Mau diem-dieman aja, nih?" Tristan kembali bersuara.
"Udahlah Mas diem aja. Ga bakal ditanggepin. Kita kan lagi ngomong sama tembok." Sinis Farzan.
Asha bersumpah ia akan membakar mulut Farzan jika saja bisa. Mereka bisa sangat menyebalkan seperti cewe yang sedang datang bulan, mau ngomong salah ga ngomong juga salah. Serba salah pokoknya. Belum lagi nanti disinisin, dijulidin, atau apapun bentuk verbal yang menyebalkan.
"Ngomong aja, Sha. Lo mau duduk diem di sini berjam-jam?" Bisik Reivant. Memang, jika mereka hanya diam, bisa-bisa saat sadar sudah 20 tahun berlalu. Oke, terlalu berlebihan.
"Kamu gamau jelasin apa gitu ke kita?" Tristan kembali bertanya.
"Permisi." Ujar Reivant. "Gue duluan yang ngomong gapapa kan ya? Cuma mau bilang, ini kok gue ikutan duduk di sini, sih? Kan gue ga ngapa-ngapain?"
"Ga ngapa-ngapain lo bilang? Udah jelas lo tuh komplotannya Asha." Nayaka nyolot membuat Reivant ikutan kesal. Tapi, cowo itu memilih diam. Memang lebih baik diam saja.
"Asha, kalo kamu masih anggap kita ini saudara, ngomong dong. Jangan abai begini." Oke sepertinya Tristan terlalu banyak menonton sinetron istri yang tersakiti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serein : Absquatulate | Mark Lee
FanficDia, yang pergi tanpa pamit di hujan senja yang tenang. Mungkin kalian senang jika membayangkan punya 6 saudara laki-laki. Tapi, percayalah tak semuanya menyenangkan. Seperti Asha misalnya, dia tidak bisa bebas bepergian kemanapun yang ia mau sepert...