O1

55 22 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak ^^

VOTE DULU BIAR NGGAK LUPA!!!

❤❤❤

Happy reading!

×××


Lantai koridor sekolah pada gedebak gedebuk berkat siswa siswinya yang sedang berbondong-bondong pergi ke lapangan utama. Karena sebelum bel masuk, sudah ada pemberitahuan melalui speaker bahwa semua siswa siswi yang sudah datang harus turun ke lapangan utama.

Lapangan sekolah kini telah ramai diisi oleh siswa siswi dan para pengajar untuk apel pagi yang dipimpin oleh pak Randy.

Pak Randy nya sendiri sekarang sudah berdiri di atas podium. Menunggu mas Suho yang sedang mengecek sound, setelah itu apel pagi akan segera dimulai.

"Sekolah tugasnya adalah membimbing kalian agar menjadi pribadi yang lebih unggul, cerdas, terampil, mampu bersaing, berakhlak mulia, disiplin, jujur, dan bertanggung jawab" kata pak Randy berpidato. "Siswa tugasnya hanya belajar, belajar, dan mematuhi aturan yang sudah diterapkan di sekolah... tapi, bukan berarti kalian terus tidak mematuhi aturan diluar sekolah. Kalian harus tetap mematuhi aturan diluar sekolah, seperti aturan lalu lintas, aturan norma masyarakat, dan lain-lainnya"

"Selama ini bapak ibu guru, bapak kepala sekolah sudah menggembar gemborkan budaya budaya disiplin. Jadi sejauh ini, kalian tau kan apa itu disiplin?"

Pak Randy berdiri tepat di depan barisan khusus kelas 11, karna barisan untuk apel pagi membentuk tapal kuda atau bisa disebut juga huruf U.

Tepat saat itu juga, di barisan kelas 11 terjadi sedikit kegaduhan. Tidak. Bukan siswi perempuan pingsan, melainkan seorang guru yang sedang menggeret beberapa siswa laki-laki yang dilihat dari penampilannya saja kita bisa langsung menilai.

"Baris yang bener!"

"Bapak awasin dari tadi kalian cengengesan mulu, ada orang pidato di depan itu didengerin!"

Beberapa laki-laki itu berdiri di samping podium, membuat barisan sendiri yang menghadap timur.

"Pak, ini nggak ada tempat yang lebih dingin dikit gitu ta? Silau ini lho, pak, panasss" kata salah satu laki-laki.

"Kok kamu malah nawar? Mau bapak hukum berdiri di sini sampai jam istirahat??"

Sontak laki-laki itu menggeleng.

"Mangkannya jangan bandel! Coba kalo nggak bandel kalian gak bakal berdiri panas-panasan di sini"

Mereka yang diceramahi hanya bisa diam menunduk. Bukan takut ... TAPI SILAU BOS!! Cahaya illahi nyentrong langsung ke mereka soalnya.

Seorang wanita dengan sorot mata yang tajam itu datang membawa siswa laki-laki lain untuk ikut dibariskan di sebelah podium.

"Nggak ada kapok-kapoknya dihukum, apa kalian nggak capek?" tanya bu Mega.

"Enggaklah buk, kan bisa bolos pelajaran" kata si paling belakang.

"Oh... gitu ya? Kalo orang tua kalian dipanggil ke sekolah nggak masalah berarti?"

"Ya jangan lah, buk! Abisnya di kelas suntuk mulu, pelajarannya juga nggak sesuai sama kemampuan otak saya"

"Mangkannya belajar yang rajin!"

"Sehabis ini, kalian temui saya di lapangan basket" final bu Mega.

"Jangan ada yang kabur! Kalo ketahuan saya konsekuensinya malah lebih berat" ancam bu Mega, lalu beliau melenggang pergi ke barisan kelas 10.

Living The LiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang