Mendung seolah menggantung. Langit begitu kelam sehingga membuat tampilan dari jendela pesawat hanyalah gumpalan awan pekat.
Sesekali pesawat goyang. Namun tidak sama sekali membuat Kenzi cemas atau pun tegang. Padahal dari jendela terlihat garis kilat yang menyambar. Beberapa orang tampak tegang sambil sesekali menyebut nama Tuhan, Kenzi pun juga ikut melakukan hal tersebut ketika pesawat terus melesat menerobos awan.
Jika orang-orang yang berada disini begitu takut karena memikirkan beberapa kemungkinan buruk yang akan menimpa mereka dengan cuaca buruk seperti ini, Kenzi justru lebih takut memikirkan beberapa kemungkinan yang terjadi tentang sosok sang Mama.
Dalam hati ia terus bertanya-tanya. Akankah dirinya dapat langsung bertemu Mamanya di sana? Dalam buku itu ditulis, jika ia yang membaca buku tersebut, itu artinya sesuatu yang buruk sedang terjadi di sana.
Kenzi sadar. Ia tidak bisa berharap tinggi pada tempat tujuannya kali ini yang masih menjadi misteri.
Beberapa saat ia kembali teringat oleh Irene. Seandainya ia langsung memberi tahu Irene, akankah ia bisa menjamin jika Kakaknya itu tidak akan bertindak gegabah?
Untung saja sebelum keberangkatannya, Kenzi sempat menelepon Irene untuk memberi alasan yang cukup tidak masuk akal. Kira-kira seperti ini lah percakapan Kenzi dan Irene kala itu;
"Berkas yang lo minta udah gue titipin sama Zea, rumahnya se arah sama kantor lo. Atau nanti tinggal suruh bawahan lo aja yang ambil. Ngomong-ngomong hari ini gue mau ke Amerika."
"Hah?! Ada apaan? Tiba-tiba?" tanya Irene curiga.
"Ooo ... i-itu," Kenzi memberi jeda. Berpikir beberapa saat, dia tampak panik mencari alasan. "gue mau ketemuan sama seseorang."
"Ohh ... lo pacaran ama bule yaaa. Terserah siii, asal tau batasan aja. Awas ya, kalo lu macem-macem. Terus kalo sampe pulang udah gak perjaka, lo gue sunat dua kali!"
"Ck. Otak lo mikirnya kejauhan, Kak!"
"Btw, udah berangkat?"
"Ini gue di bandara. Udah siap berangkat. Kayaknya nanti bakal ada transit di Taipei dulu."
"Oke. Jangan lupa oleh-olehnya. "
***
Setelah menghabiskan perjalanan yang cukup panjang, Kenzi akhirnya menjejakkan kakinya di tanah Las Vegas.
Niatnya setelah landing, Kenzi akan langsung menjalankan misinya dan mengikuti petunjuk dari buku tersebut. Namun kondisi tubuhnya yang cukup kelelahan usai menempuh perjalanan yang cukup jauh itu mendadak membuatnya mengurungkan niat.
Jadilah ia memilih untuk beristirahat terlebih dahulu di sebuah hotel untuk memulihkan staminanya lagi.
Ke esokkan harinya, Kenzi sudah pulih. Tidur malamnya cukup nyenyak sehingga benar-benar mengembalikan energi yang terkuras habis oleh perjalanan jauh.
Kenzi mulai merapikan barangnya lagi. Menyandang ransel ringan, tidak banyak yang dibawanya. Baju-baju untuk beberapa hari sengaja ia tinggal di hotel untuk sementara.
Dan tidak lupa, bukunya.
Berhasil memastikan tidak ada barang yang tertinggal, Kenzi pergi keluar meninggalkan hotel tersebut.
Begitu keluar dari ruangan, Kenzi mengerutkan alisnya. Ia baru sadar kalau bulan ini sudah memasuki musim panas. Cuaca Las Vegas hari ini berkisar 41° C. Cahaya matahari siang yang sangat terik menyerang pupil matanya. Pandangannya sempat menggelap untuk beberapa detik sebelum akhirnya perlahan kembali seperti semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Cleon [Complete]✓
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP! WORK PINDAH KE DREAME] Kira-kira apa yang terjadi jika kalian mendengar berita seseorang yang dilaporkan hilang secara misterius tanpa meninggalkan jejak dan hilang tanpa alasan apapun? Hal seperti itu lah yang kini dialami ole...