"intinya saya tidak bisa menerima proposal ini, jeongwoo."
pemuda yang lebih sering disapa jew itu memejamkan matanya erat, mencoba menahan kekesalannya. kenyataan bahwa proposalnya kembali ditolak oleh kepala sekolah untuk yang kedua kalinya seolah menjadi tamparan baginya.
sedangkan sang kepala sekolah terlihat melepas kacamatanya, memijat pangkal hidungnya pelan.
"maaf, jeongwoo, tapi kamu tau 'kan acara ini sangat berpengaruh bagi sekolah kita?" pria berkepala empat itu kembali berujar. "saya beri waktu 3 hari lagi, tolong jangan buat saya nyesal memilih kamu sebagai ketua."
"baik, pak, saya mengerti."
kedua kaki jenjang jeongwoo melangkah berat menyusuri koridor sekolah, sambil sesekali menghela nafasnya.
sebenarnya dia bisa saja dengan mudah mengundurkan diri dari jabatan ketua panitia pentas seni tahun ini, lagipula masih banyak siswa lain yang pantas untuk menggantikannya.
tapi tentu saja seorang jeongwoo ardhaksa tidak akan menyerah semudah itu.
detik selanjutnya, pemuda dengan sepasang mata serigala itu menemukan dirinya duduk di bangku kantin bersama ketiga temannya.
"udahlah, jew, geli banget liat lo murung gini serius." ujar jihan dengan tangannya sibuk membuka kulit kuaci yang entah keberapa.
lawan bicara gadis cantik itu bungkam sejenak, tampak mengaduk jus alpukatnya tanpa minat. "pusing gue, mau revisi gimana lagi coba?"
"pikirin nanti, sekarang buruan abisin jus alpukat lo. udah 15 menit lo aduk-aduk mulu, anjing." itu dohyon.
"buat lo aja deh, ju."
jeongwoo menggeser gelas berisi jus alpukat yang ia beli ke arah junghwan — pemuda yang sedang duduk di depannya dengan mulut penuh kwetiau.
junghwan mendelik, "beneran ya?"
"iye." sahut jeongwoo singkat, lalu ia mengalihkan pandangannya pada layar ponsel milik jihan.
sohib dekatnya sejak sekolah dasar itu terlihat sedang menscroll laman instagramnya, sampai ibu jarinya berhenti di salah satu postingan yang cukup membuat jeongwoo penasaran.
"han, itu siapa, deh? cakep semua buset." puji jeongwoo sambil menunjuk postingan tersebut, foto 5 remaja yang sedang berpose di depan sebuah venue dimana konser band ternama, coldplay, diadakan.
jihan menatap jeongwoo dengan tatapan tak percaya, "jew, lo gatau mereka? seriously?"
"ga asing, sih, tapi gue lupa." jeongwoo menghentikan ucapannya, mencoba untuk menggali ingatannya tapi hasilnya nihil. "siapaaaaa, kasih tau!"
"untitled, band alumni sekolah kita."
mata serigala itu terbelalak, agaknya terkejut dengan jawaban jihan. dengan gerakan kilat, tangannya menyambar ponsel jihan dari sang pemilik, berniat untuk melihat postingan tadi lebih jelas.
"gue kemaren ga sengaja ketemu kak jaehyuk di atm sama pacarnya," timpal dohyon sambil menyeruput es jeruknya. "ganteng banget, ga manusiawi."
"kapan untitled mau manggung lagi, ya? udah 2 tahun ga liat mereka." sambung jihan, bibirnya mengerucut sedih.
"lo udah pernah liat performancenya untitled ga, jew?"
jeongwoo menggeleng pelan. segera dohyon merogoh kantongnya, mengambil ponselnya dan mulai mencari video yang ia maksud di galerinya.
jemarinya menekan tombol play, lalu menyodorkan ponselnya pada jeongwoo. disana terputar video penampilan terakhir untitled di sebuah festival 2 tahun lalu.