one, biggest distraction

842 220 15
                                    

pemuda tampan itu terlihat menyandarkan punggungnya pada pintu mobil. tangan kirinya ia masukkan ke dalam kantong, sedang jari sebelahnya mengapit batang nikotin yang sesekali ia hisap.

netranya bergerak kesana kemari, menatap kendaraan yang sibuk berlalu lalang di jalan raya, hingga tatapannya terpaku pada sesosok pemuda manis yang baru saja keluar dari ruko seberang.

"i miss you." gumamnya pelan.

kini pemuda yang sedari tadi ia perhatikan itu memasuki sebuah mobil sport mewah, terparkir tak jauh dari ruko tadi.

namun sebelum tubuh mungil itu benar-benar masuk ke dalam mobil, pandangan mereka sempat bertemu.

tak lama, karena haruto memutusnya terlebih dahulu. ia segera melempar puntung rokoknya ke tanah dan menginjaknya, sebelum melangkahkan tungkainya masuk ke dalam café.

"oi, brader!" sapa pemuda berkemeja hitam, doyoung. "lama banget, njing, kita udah lumutan nungguin lo."

haruto memutar bola matanya malas, "lebay. nyebat bentar di parkiran."

"kusut banget muka lo, kaya abis ketemu mantan." celetuk sosok lain disana, jaehyuk bagaskara.

pemuda blasteran jepang itu tidak menyahut. ia hanya merutuki kawannya itu dalam hati, lalu mendudukkan bokongnya di salah satu kursi kosong, tepat di samping gadis berambut merah yang menatapnya sambil melempar senyum.

"kenapa kemarin ga ikutan jemput gue di airport?" raut gadis itu tiba-tiba berubah menjadi kesal, namun kedua tangannya terlentang lebar ke arah haruto. "sini peluk gue dulu!"

haruto terkekeh, ia langsung memeluk gadis itu erat sambil memejamkan matanya. "yun, kangeeeeeeen."

"dih, muna banget? tapi karena lo haruto jadi gapapa." yuna ikut terkekeh, tangannya menepuk-nepuk punggung lebar haruto.

sedangkan jaehyuk dan doyoung hanya menatap interaksi keduanya penuh arti, tak berniat menganggu sepasang sahabat yang sudah lama tidak bertemu itu.

setelah acara berpelukan selesai, doyoung membuka suaranya. "eh, kayanya bulan depan pensi sma, deh."

"semoga sodara lo ga ngundang kita, doy." itu yedam, pemuda itu baru saja kembali selepas menyelesaikan urusan mendadaknya di toilet.

kedua alis haruto terangkat, "sodara lo?"

"iya, denger-denger sepupu jauh gue yang jadi ketua panitia." doyoung menatap ke arah haruto dengan tatapan mengejek. "bukan mantan lo, ego! dikira sodara gue dia doang apa."

pemuda april itu berdecak sebal, jari tengahnya ia acungkan ke arah doyoung yang sedang tertawa lepas bersama ketiga makhluk lain disana.

"eh, back to the topic, pensinya beneran bulan depan? tiketnya udah bisa dibeli?"

jaehyuk menghentikan kegiatan tertawanya, "pensi barengan sama ultah sekolah, kan? harusnya bulan depan, yun."

"tapi ga ada kejelasan sama sekali, hyuk. jangankan mau beli tiket, poster aja belum ada, tuh?" timpal yedam. "gue curiga proposal mereka belum diacc, kurang ok panitianya, nih."

gadis kalandra itu mengangguk pelan, lalu atensinya ia alihkan pada haruto. pemuda itu sedari tadi hanya menyimak dalam diam, agaknya enggan untuk sekedar menimpali.

"kalo untitled ditawarin manggung, lo terima?"

"guys, untitled lagi ngumpul di café langganan kita!"

empat sekawan itu kini sedang duduk di warung kepunyaan oma jihan. kebetulan letaknya tak jauh dari sekolah, jadi tempat inilah yang biasa mereka jadikan tongkrongan ketika tanggal tua.

mendengar kata untitled, jeongwoo otomatis menoleh. "7chill café punya kak suk?"

"iya, gue barusan liat snapgramnya kak yedam mereka lagi disana." jihan menaruh ponselnya di atas meja. "ada kak yuna juga, kayaknya lagi libur semesteran."

"doi pulang dari singapore makin cakep, anjir. pengen gue ajak pacaran, tapi gue belok."

detik selanjutnya, jihan melempar kotak tisu kosong ke bahu junghwan, membuat sang korban mengaduh kesakitan sambil memegangi bahunya yang nyeri.

"jadi... gimana? besok kita jadi nemuin mereka?" tanya dohyon, tangannya mengaduk-aduk nasi padang di hadapannya.

ngomong-ngomong, dia tim makan nasi padang tanpa sendok.

pemuda ardhaksa itu berpikir sejenak, "jadi aja, sih. tapi pastiin dulu mereka beneran ada kelas, mubazir bensin kalo udah nyampe sana ternyata zonk."

"jew sayang, ada gue. serahin aja semuanya ke gue, lo tinggal bagian ngomong ke mereka doang." jihan mengedipkan matanya ke arah pemuda yang 2 bulan lebih muda darinya.

"najis." jeongwoo merotasikan matanya malas. "yaudah, besok lo pada kumpul di rumah gue besok jam 9. nanti masalah absen biar gue chat anak kelas suruh tipsen, hehe."

"siapin diri lo, jew. lo terancam tekanan batin hadepin laki ganteng tapi songong macem kak ruto."

niat awal aku bikin book ini 1000 words each part tapi ternyata ga segampang itu, takut kalian bosen juga wkwjwj

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

niat awal aku bikin book ini 1000 words each part tapi ternyata ga segampang itu, takut kalian bosen juga wkwjwj.

©drifrt

1975Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang