Matahari sudah muncul dengan sinar terangnya bahkan sinarnya sampai kekamar Inshirah Shabilla Marwah, gadis berusia 20 tahun itu mulai membuka kelopak matanya memperlihatkan bola matanya yang masih sayu namun seperti biasanya Umi sudah berada didalam kamarnya sambil membuka gorden berwarna biru dikamar Shabil.
“Ayo bangun nak, mataharinya sudah muncul loh segerakan ambil wudhu lalu shalat yaa nak.” kata Umik sambil berjalan keluar kamar.
“Siap ibu negara, ini lagi proses pengumpulan nyawa dulu.” jawab Shabil dengan posisi duduk diujung tempat tidurnya.
Setelah merasa lebih baik Shabil segera mengambil wudhu dan melaksanakan kewajibannya itu. Selesai melaksanakan shalat dia segera bersiap untuk kuliah, meski kuliahnya masih online dia tetap melaksanakannya seperti kebiasaan sebelum adanya kuliah online.
Hari ini dia memilih memakai rok warna hitam dan tunik berwarna hijau toska yang dipadukan dengan pashmina berwarna hitam miliknya, dan saat membenarkan hijabnya dia masih bisa memuji dirinya sendiri didepan kaca sambil tersenyum yang memperlihatkan lesung miliknya.
“Wah makin hari makin cantik juga ya aku hehe,tapi kok gak ada yang tertarik denganku kenapa yaa?” tanyanya kebingungan.
“Nak... Shabil ayo sarapan dulu sudah ditunggu Abi loh ini!” teriak Umi dari ruang makan.
“Iyaa Umi cantik,” jawab Shabil sembari berjalan keruang makan.
Abi dan Umi sudah bersiap dimeja makan, Abi Shabil tersenyum melihat Shabil menuruni tangga sedangkan Umi menggelengkan kepala melihat Shabil yang turun dengan begitu santainya.
“Tuan Putri cantik sekali hari ini, ada apa ini hayoo?” goda Abi pada putri semata wayangnya itu yang membuat pipi Shabil memerah.
“Aduh apa sih Abi ini gak ada apa-apa kok, Shabil lagi suka aja pakai warna ini. Memangnya Shabil beneran tambah cantik yaa bi?” tanya Shabil balik pada Abinya.
“Iya kamu cantik banget nak, udah ayo makan nanti keburu dingin ini makanannya. ” jawab Umi sambil mengambilkan nasi untuk Abi.
“Ada yang cemburu nih bi, mau dipuji juga tuh.” kata Shabil sambil tertawa.
”Kalau Umi mah memang setiap harinya cantik semua orang juga tau jadi gak perlu dipuji lagi.” jawab Abi sambil menggoda Umi sehingga semua yang ada diruang makan tertawa mendengarnya.
Selesai sarapan Shabil kembali kekamar untuk memulai kuliahnya sedangkan Abi berangkat mengajar ke salah satu Sekolah Menengah Atas yang ada dikota itu. Shabil pun mulai sibuk dengan pelajarannya hingga kuliah berakhir pada pukul 14.00 WIB.
***
Karena merasa lelah Shabil merebahkan tubuhnya diatas kasur,sambil melihat langit-langit kamar Shabil terus memikirkan tugasnya untuk membuat biografi dari tokoh inspirasi masa kini. Seperti biasa tugas mahasiswa jurusan Sastra dan Bahasa Indonesia pasti berkaitan dengan hal itu namun kali ini Shabil merasa bingung karena para mahasiswa akan mendapat tugas membuat biografi dari tokoh wanita, sedangkan mahasiswi membuat biografi dari tokoh pria.
Bagaimana Shabil tidak bingung jangankan tokoh inspirasi,teman laki-lakinya pun dapat dihitung jari, bahkan mereka jarang sekali berkomunikasi jika bukan karena tugas. Shabil berjalan bolak-balik dikamarnya hingga dia hampir saja menabrak Uminya.
“Aduh... hampir sajakan kamu menabrak Umi, ada apa sayang kok bolak-balik gitu?” tanya Umi padanya.
“Maaf ya Umi Shabil gak sengaja,Shabil tuh lagi bingung mi masa disuruh bikin biografi tokoh pria masa kini kan Shabil gak tau,” jawab Shabil sambil memanyunkan bibirnya.
“Eh kok gitu si, coba kalau menghadapi apa-apa itu tenang dulu nak.” jawab Umi sambil mencubit pipi putrinya gemas.
Umi menarik tangan Shabil untuk duduk disebelahnya, lalu Umi mengambil handphone Shabil yang tergeletak diatas mejanya.
“Ini, kenapa kamu gak coba cari aja dari sini. Siapa tau di handphone kamu ini ada inspirasi.” kata Umi seraya menyerahkan handphone itu pada Shabil dan berjalan keluar kamar.
Shabil terus melihat handphone sambil berfikir dimana sekiranya dia akan menemukan tokoh inspirasinya itu. Kemudian dia ingat beberapa hari lalu dia mendownload aplikasi rekomendasi dari temannya itu.
“Wah iya kenapa aku baru ingat kata Shefa di aplikasi ini ada beberapa orang yang suka ngeshare ilmu agama.” kata Shabil sambil membuka aplikasi tersebut.
Saat mencoba mencari orang itu yang dia temukan hanyalah video orang-orang yang berjoget dengan trends yang berbeda-beda, namun tiba-tiba tangannya berhenti mengscroll video yang ada dan tertuju pada video dihadapannya.
“Nah ini dia yang aku cari!” kata Shabil dengan keras hingga terdengar sampai kamar Umi nya.
//-//
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINIES
Teen FictionSebelum baca jangan lupa follow^_^ Shabil seorang mahasiswi yang sedang mendalami ilmu agamanya dan bermimpi untuk menjadi seorang sastrawan itu harus bertemu dengan seorang Ustadz muda yang diidolakan oleh begitu banyak kaum hawa karena ilmu dan pa...