Umi sedang membereskan pakaian Abi didalam kamarnya namun tiba-tiba terdengar suara tepat diatas kamar Umi, yaa suara itu berasal dari kamar Shabil Umi begitu terkejut mendengarnya. Umi segera naik menuju kekamar Shabil. Umi langsung masuk kekamar Shabil tanpa mengetuk pintu karena terburu-buru.
“Shabil... ada apa nak? Kenapa kamu berteriak sampai kekamar Umi?” tanya Umi dengan suara panik.
Shabil terkejut dengan kehadiran Umi nya apalagi kata Umi suaranya begitu keras sampai kekamar Umi. Dengan ekspresi bingung Shabil menjawab pertanyaan Umi nya sembari memperlihatkan video yang ada dihandphone nya.
“Aduh Umi maaf yaa Shabil kelepasan jadi keras banget teriaknya hehe, ini Umi lihat akhirnya Shabil tau siapa yang akan menjadi tokoh inspirasi Shabil.” ucap Shabil pada Uminya.
“Ya Allah nak, kamu ini bikin panik Umi aja. Ternyata ini penyebabnya.” jawab Umi sembari mencubit lengan Shabil.
“Aduh sakit Umi, iya memang karena ini. Shabil senang sekali akhirnya sudah ada ide membuat tugas biografi ini.” kata Shabil.
“Bagus deh, tapi bagaimana caranya kamu mendapat informasi yang akan kamu tulis jika kamu saja tidak mengenalnya.” tanya Umi yang membuat Shabil seketika kebingungan itu.
“Astaghfirullah... iya kenapa baru kepikiran,yah pusing lagi deh.” ucap Shabil seraya menepuk jidatnya.***
Kini Shabil sedang memandang laptop didepannya sembari sesekali membuka handphone yang digenggamnya. Dia terus memikirkan ucapan Umi nya, bagaimana bisa dia menuliskan biografi orang itu jika dia saja tak mengenal orang itu.Tiba-tiba ada suara ketukan dipintu kamar Shabil yang menyadarkannya. Dan terdengar suara yang sudah tidak asing lagi ditelinga Shabil.
“Assalamualaikum Shabilla, boleh masuk gak nih?” tanya Shefa di ambang pintu.
“Waalaikumsalam, iya boleh sini masuk Shef,” jawab Shabil.
“Kata Umi kamu lagi bingung mikirin tugas, emangnya tugas apa si Bil?” tanya Shefa sembari mendekat ke arah Shabil.
“Aduh pusing aku tuh, gimana gak pusing masa disuruh bikin biografi tokoh inspirasi masa kini tapi laki-laki.” kata Shabil dengan kesal.
“Kamu ini belum berubah ya dari dulu, masih suka dibawa stres kalau ngerjain tugas hahaha.” kata Shefa seraya tertawa melihat tingkah sahabatnya itu.
Shefa memang sudah paham betul bagaimana sifat dan kebiasaan sahabatnya itu karena mereka sudah berteman selama enam tahun sejak SMP, namun kini mereka berbeda jurusan namun masih berada dikampus yang sama.
Shabil merupakan gadis yang pendiam namun cukup aktif diorganisasi semasa di SMA berbeda dengan sahabatnya Shefali Laiba yang periang dan memiliki banyak teman tapi dia tidak tertarik untuk mengikuti organisasi, bukan hanya organisasi untuk mengikuti ekstrakurikuler saja dia jarang sekali berangkat.
Shefa sudah tau jika Shabil termasuk gadis yang mudah stres dalam menghadapi sesuatu makanya Abi dan Umi Shabil pun tidak pernah menuntut lebih padanya, termasuk untuk masalah sekolah. Bahkan jurusan yang kini dia ambil adalah pilihannya sendiri, Abi dan Umi juga setuju karena mereka tau bahwa putrinya ini begitu suka menulis dan membaca.
“Kamu kesini mau bantuin aku atau mau ngejek aja si Shef?” kata Shabil sedikit kesal.
“Ya pasti mau bantuin sahabat tercantik ku ini dong, jadi apa yang bisa aku bantu nih katakan saja.” ucap Shefa sambil mengambil kursi dan duduk disebelah Shabil.
“Gini kamu coba cari cara agar aku bisa tau caranya menuliskan biografi beliau, udah bingung banget nih aku.” kata Shabil sembari memberikan handphone miliknya kepada Shefa.
“Loh... kamu mau menulis biografi Ustadz Haidar?!” ucap Shefa kaget.
“Iyaa, memangnya kenapa?” tanya Shabil.
“Ya gapapa si cuma kaget aja tokoh inspirasi kamu Ustadz Haidar,” jawab Shefa sambil menggaruk kepalanya.
“Mmm aku tadi udah liat beberapa konten beliau di aplikasi toktok dan ternyata bagus juga, cara penyampaiannya juga enak jadi lebih mudah dipahami. Dan kamu juga ceritakan waktu itu kalau Ustadz itu lagi banyak dibahas dan menjadi idola banyak wanita masa kini.” jelas Shabil pada Shefa.
“Ya memang begitu, tapi selain alasan itu dia juga tampan kan Bil?” goda Shefa pada sahabatnya itu.
“Aduh kamu ini, kalau masalah cogan nomor satu sekarang yang perlu kita bahas bukan masalah rupanya tapi cerita hidupnya biar aku bisa ngerjain tugas dari Pak Tono.” ucap Shabil pada Shefa.
“Kenapa kamu gak coba follow aja akun medsos nya terus kamu bisa DM beliau deh.” saran Shefa pada sahabatnya itu.
//-//
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINIES
Teen FictionSebelum baca jangan lupa follow^_^ Shabil seorang mahasiswi yang sedang mendalami ilmu agamanya dan bermimpi untuk menjadi seorang sastrawan itu harus bertemu dengan seorang Ustadz muda yang diidolakan oleh begitu banyak kaum hawa karena ilmu dan pa...