4

16 9 3
                                    

Setelah Zafa selesai meminum obatnya, kini keadaannya semakin membaik. "Balik kelas yok!" Ajak Zafa yang bersiap untuk bangkit dari ranjang UKS.

"Lo udah gapapa?" Tanya Fadlan yang meragu.

"Gapapa, masa bolos pelajaran sih. Sekarang jam 11, sedangkan kalian bolos dari jam 10"

"Tapi kan Lo lagi sakit Faaa" Ujar Rangga dengan wajah memelas. Zafa pun tersenyum.

"Gue udah nggak sakit. Udahlah ayok!" Lalu mereka masuk ke kelasnya masing-masing.

XII IPA 2

Rangga dan Fadlan memasuki kelasnya. Untung saja pelajaran Seni budaya jamkos.

"Untung loh Lo berdua. Jamkos nih brouh, Bu Heni ada urusan. Cuma dikasi tugas aja, tugasnya buku paket halaman 75. Pas banget nih disuruh kerja kelompok 2 orang, Lo sama Fadlan." Ucap ketua kelas—Felix.

"Huft, thanks ya Lix" Kata Fadlan yang menghembuskan napasnya. Lalu Fadlan dan Rangga menduduki tempat duduk mereka. Rangga mengambil buku paket Seni budaya miliknya, begitu juga dengan Fadlan. Mereka membuka halaman 75.

"Ini mah kecill" Ujar Fadlan menunjuk buku paketnya.

"Hem, suruh nyanyi. Lo yg nyanyi gua tepuk-tepuk HAHAHAHA" Tawa jahat Rangga menggelegar seisi kelas.

"Y-ya-ya kita berdua lahh, ga adil Lo" Kata Fadlan memutar bola matanya malas.

"Nyanyi apa ya?" Rangga terlihat sedang berpikir.

"Lagunya daun jatuh"

"Godong tibo emang ono lagune Fad? hahaha"

"Welahh, jeneng e grup e tolil!"

"Oalahh ya sorry gua mana paham" Mereka pun setuju.

Setelah itu Fadlan mengambil ponselnya dan milik Rangga di kotak hp yang berada di atas meja guru.

"Coba deh kita liat yutup" Rangga pun membuka aplikasi YouTube nya. Lalu ia mencari lagu daun jatuh.

30 menit kemudian

"Lagunya miselle aja, yg akhir tak bahagia" Pendapat Rangga keluar dari mulutnya. Fadlan pun menjawab dengan kata oke.

kok gue jadi kepikiran Zafa ya? dia kan lagi sakit, ntar kalo dia kenapa napa gimana dong—Rangga.

"Eh ada gitar nganggur kaga?" Tanya Fadlan ke seisi kelas.

"Nih Fad, gu-gue udah selesai pinjem kok" Anita menyodorkan gitar milik Felix yang baru saja ia pinjam. Fadlan mengambil gitarnya dengan wajah datar. Setelah itu Fadlan kembali menduduki tempat duduknya.

"Uohok! uohok!" Rangga terbatuk dengan sengaja.

"Lo sendiri yg nyanyi" Fadlan memberikan gitarnya ke Rangga dengan wajah malas.

"Bejanda Fad ehehehe. Eh dah adzan, sholat aja dulu. Latihannya ntar malem sekalian nemenin Zafa di cafe nya" Kata Rangga yang hendak
berdiri dan menaruh gitarnya di meja paling belakang.

"Sholat dulu, latihannya udah dulu"—Felix.

"Eitttteiteiteit! Gimana sih Lo, katanya mau cuekin Zafa? Gak betah ya lu?"

"Emang! Udah buruan ke mushola!" Lalu mereka berjalan menuju mushola.

Saat berjalan, mereka ditemani oleh canda tawa. Sehingga canda tawa tersebut membuat mereka tidak mendapat tempat di mushola yang terbatas itu.

"Nah ini nih kelakuan si kucing garong! Gara gara Lo nih jadi dapet yg kedua!" Ucap Rangga sambil melepas sepatunya.

"Ye kok gua si?" Rangga tak menghiraukannya.

[R A N G G A]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang