01. Sesuatu yang terlupa

1.3K 221 29
                                    


Sebelum mulai gaada salahnya kok buat ninggalin komentar dan vote, yuk pencet ikon bintang nya😁

_______________

-MEMORIA-
Levi Ackerman
•••••
By: pkandini

______________________

[Chapter 1]

Kalian tahu apa yang paling menyakitkan bagiku?

Ketika aku tak bisa lagi merasakan apapun.

Saat dimana hati telah mati rasa, dan terasa begitu kosong. Berpikir tentang apa yang aku rasakan saat semua hal menyakitiku, namun aku tak bisa merasakan apapun.

Aku berdiri di jalan setapak dengan kaki telanjang dan duri menusuk disana, tak ada yang bisa aku rasakan meski jejak kaki telah menyisakan darah. Hanya seorang diri, tak ada seorangpun yang menemaniku berjalan ditengah kehidupan yang menyakitkan.

Ditepi jalan, mereka berada disana. Keluargaku, orang-orang yang seharusnya berada disisiku dan membantuku agar tetap bertahan hidup. Berdiri di tepi jalan dan hanya menyaksikan diriku melewati semua kesakitan ini sendirian.

"Lakukan demi kami," Mereka menghujamkan batu padaku. Gelak tawa terdengar, Kakek, Ibu, Kak Nick, bahkan Jane menertawai.

Aku berlari cepat, melindungi diri meski telapak kaki nyaris hancur oleh duri.

Langkahku terhenti oleh seseorang yang berdiri dihadapanku, membelakangi sinar bulan yang menjadi penerang saat ini membuat rupanya tak dapat kulihat.

"Lakukanlah demi aku dan keluargamu," Perkataannya begitu lembut, ia menggenggam tanganku.

Dengan satu gerakan ia menyayat tanganku dengan pisau. Aku berteriak keras namun suara tak dapat keluar, darah mengucur dari sana. Tubuh bertekuk lutut, tak sanggup lagi untuk melanjutkan semua perjalanan ini.

"Bertahanlah!"

Kurasakan banyak tangan menarikku. Saat kulihat, mereka berada dibelakang. Nanaba, Petra, Hanji, Nifa dan Rene mendorong punggungku. Memberiku kekuatan untuk terus berjalan melewati jalan setapak ini. Duri dikaki tak lagi menghujam.

Sinar terang muncul dihadapan. Cahayanya membuatku menutup mata, tubuh terasa ditarik kedalam sana bagai akhir perjalanan hidupku.

Disaat itu, sebuah tangan terulur. Menarikku dari tempat mengerikan. Sebuah tangan yang hangat namun kokoh, rasanya begitu nyaman dan hangat. Saat itu, aku benar-benar merasa terlindungi seakan perjalanan hidupku tak lagi melewati kesakitan.

DEGH

Seakan terbangun dari mimpi buruk.

Aku dapat mendengar detak jantungku yang berpacu cepat. Mata terbuka perlahan, berusaha menerima cahaya terang yang menyakiti mata. Mendapati sebuah atap putih, terdengar jelas suara mesin yang berdetak disebelah ranjang membuat sebuah pola naik dan turun didalam layarnya. Infus tertancap pada salah satu punggung tangan dan sebuah selang aneh masuk kedalam hidungku.

Berusaha meluruskan punggung, dan mencoba duduk diatas ranjang itu. Aku menyentuh kepalaku yang terasa begitu nyeri, sebuah perban kokoh terpasang disana. Keadaanku terlihat begitu mengerikan untuk seukuran orang yang baru saja kehilangan kesadaran.

Aku melepas selang aneh dari hidung, mendapati benda itu melintang panjang mungkin sampai menyentuh lambung. Aku nyaris muntah ketika benda itu berhasil keluar.

Memoria || Levi AckermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang