02. Pertemuan singkat

1.2K 194 10
                                    

Sebelum mulai gaada salahnya kok buat ninggalin komentar dan vote, yuk pencet ikon bintang nya😁

_______________

-MEMORIA-
Levi Ackerman
•••••
By: pkandini

______________________

[Chapter 2]


"Kau dan Heichou sudah menikah selama tiga bulan."

Mereka masih menatapnya. Menunggu respon yang akan ia berikan ketika Petra berkata demikian. (Y/n) masih terdiam, mencerna perkataan yang baru saja Petra utarakan. Untuk beberapa saat gadis itu nyaris kehilangan akal. Namun ia kembali menarik diri, menyadari bahwa mereka adalah kumpulan orang-orang brengsek yang akan melakukan banyak hal untuk mengerjainya.

"Sialan aku hampir tertipu," (Y/n) terkekeh, namun mulutnya kembali terkatup rapat ketika menyadari bahwa mereka tak sekalipun merubah ekspresi.

"Ya, kau pasti tidak mengingat itu juga." Rene menerka, sahabatnya ini kembali kehilangan satu ingatan yang penting baginya.

"Kau sungguh tidak ingat?" Pertanyaan Nifa yang terlihat khawatir sungguh membuatnya takut. Namun ia berusaha keras untuk tetap berpikir jernih.

"Dengar, kalian benar-benar bodoh jika menggunakan cerita ini hanya untuk mengerjaiku. Aku bahkan tidak memiliki alasan untuk berkencan dengannya, apalagi sampai menikah."

Suara pintu ruangan dokter kembali terbuka. Nanaba tersadar bahwa Hanji mengintip dari dalam ruangan memberi isyarat agar mereka segera membawa (y/n) pergi dari sana.

"Kami akan menceritakan semuanya nanti, tapi berjanjilah untuk menutup mulutmu sekarang." Nanaba mendorong kursi roda dengan kecepatan tinggi, tak lagi peduli resiko apa yang akan temannya dapatkan.

Terjungkal dengan posisi memalukan juga terdengar bagus.

Hanji melihat teman-temannya yang berlalu dengan bisingan keras. Setelah itu ia kembali masuk kedalam sana, menyakinkan orang-orang disana bahwa mereka sudah kembali keruangan.

"Levi,"

Mendengar panggilan Erwin, sosok pria rupawan muncul dibalik ruangan dokter. Levi berada disana untuk mendengar semuanya sejak awal.

"Jadi apa yang bisa membuatnya pulih dengan cepat?" Ia tak ingin berbasa-basi. Pria itu langsung menghujamkan satu pertanyaan berat untuk Claire. Wanita itu melepas kacamata, dan ikut bergabung bersama para petinggi survey corps yang duduk di atas sofa ruangan.

"Kau tampak begitu khawatir, Levi-san."Levi tampak tenang, meski wanita itu dengan berani menggoda. Hanji bahkan bergidik ngeri melihat betapa beraninya wanita itu.

Levi menarik nafas dan menyandarkan tubuh.

"Kami membutuhkan ingatannya untuk sesuatu yang penting."

Claire melipat kedua tangan di dada. "Sampai saat ini belum ada ilmu medis yang dapat mengembalikan ingatan. Dia hanya butuh waktu untuk kembali mengingat semuanya maksudku─ mengingat kembali semua ingatan yang membuatnya terpuruk."

Memoria || Levi AckermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang